Hindari Mengeluh..!!! Manusia dan Medsos Bukan Tempat Mengeluh, Lalu Kepada Siapa Kita Mengeluh...???

Kita semua pasti pernah mempunyai masalah dalam kehidupan. Ada kalanya kita merasakan bahagia dan senang, ada kalanya kita merasakan sedih dan pilu. Hal ini adalah sunnatullah.

Hikmah Sholat

Shalat sebagai Rukun Islam ke dua sarat dengan makna dan hikmah yang terkait dengan aktivitas keseharian dalam kehidupan. Diantara hikmah shalat yaitu:

BERKAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Kita memperingati kelahiran Nabi, kita akan mendapatkan empat perkara.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

"SELAMAT DATANG DI BLOG PUSTAKA ASLIKAN, SEMOGA BERMANFAAT"

Penerapan (Implementasi) Strategi PAIKEM

Penerapan (Implementasi) Strategi PAIKEM,
Cara melaksanakan PAIKEM mencakup berbagai kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran. Pada saat yang sama, kemampuan yang seyogianya dikuasai guru untuk menciptakan keadaan yang sebaik-baiknya harus dilaksanakan secara efektif dan efisien lebih – lebih terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga memperoleh hasil yang maksimal.

Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
  1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
  2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
  3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
  4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
  5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
Berdasarkan pendekatan yang digunakan dalam strategi PAIKEM, secara umum ada dua strategi pembelajaran yaitu :

1. Strategi yang berpusat pada guru (teacher centre oriented)

Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru menggunakan strategi ekspositori, pemilihan strategi ekspositori dilakukan atas pertimbangan :
  • Karakteristik peserta didik dengan kemandirian belum memadai;
  • Sumber referensi terbatas;
  • Jumlah pesera didik dalam kelas banyak;
  • Alokasi waktu terbatas; dan
  • Jumlah materi (tuntutan kompetensi dalam aspek pengetahuan) atau bahan banyak.

Dalam system ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematis, dan lengkap, sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Secara garis besar prosedur strategi ini adalah :

a. Preparasi

Guru mempersiapkan ( preparasi ) bahan selengkapnya secara sistematis dan rapi.

b. Apersepsi

Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang akan diajarkan

c. Presentasi

Guru menyajikan ( presentasi ) bahan dengan cara memberikan ceramah atau menyuruh anak didik membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks tertentu atau yang ditulis guru sendiri.

d. Resitasi

Guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan yang telah dipelajari atau anak didik disuruh menyatakan atau mengulang kembali dengan kata – kata sendiri ( resitasi ) tentang pokok – pokok masalah yang telah dipelajari, baik yang dipelajari secara lisan maupun tulisan[1].

2. Strategi yang berpusat pada peserta didik ( student centre oriented )
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menggunakan strategi diskoveri inkuiri (discovery inquiry), Pemilihan strategi diskoveri inkuiri dilakukan atas pertimbangan :

a. Karakteristik peserta didik dengan kemandirian cukup memadai;
b. Sumber referensi, alat, media, dan bahan cukup;
c. Jumlah peserta didik dalam kelas tidak terlalu banyak;
d. Materi pembelajaran tidak terlalu luas; dan
e. Alokasi waktu cukup tersedia.

Discovery inquiry atau enquiry discovery learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam system belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Secara garis besar prosedur strategi ini adalah :

a. Simulation

Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyuruh anak didik membaca atau mendengar uraian yang memuat permasalahan.

b. Problem statement

Anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan. Sebagian besar memilihnya yang dipandang paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan ( statement ) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajuakan.

c. Data collection

Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesisi itu, anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan ( collection ) berbagai informasi yang releven, membaca literatur, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri, dan sebagainya.

d. Data processing

Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

e. Verification atau pembuktian
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti atau tidak.

f. Generalization

Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu.

System belajar yang dikembangkan ini menggunakan landasan pemikiran pendekatan belajar mengajar. Hasil belajar dengan cara ini lebih mudah dihafal dan diingat, mudah ditransfer untuk memecahkan masalah. Pengetahuan dan kecakapan anak didik bersangkutan lebih jauh dapat menumbuhkan motivasi intrinsic, karena anak didik merasa puas atas penggunaanya sendiri.

Pendekatan belajar mengajar ini sangat cocok untuk materi pelajaran yang bersifat kognitif. Kelemahannya adalah memekan waktu yang cukup banyak, dan kalau kurang terpimpin atau kurang terarah dapat menjurus kepada kekacauhan dan kekaburan atas materi yang dipelajari[2].

Strategi ekspositori lebih mudah bagi guru namun kurang melibatkan aktivitas peserta didik. Kegiatan pembelajaran berupa instruksional langsung (direct instructional) yang dipimpin oleh guru. Metode yang digunakan adalah ceramah atau presentasi, diskusi kelas, dan tanya jawab. Namun demikian ceramah atau presentasi yang dilakukan secara interaktif dan menarik dapat meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran.

Strategi diskoveri inkuiri memerlukan persiapan yang sungguh-sungguh, oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas dan inovasi guru agar pengaturan kelas maupun waktu lebih efektif. Kegiatan pembelajaran berbentuk Problem Based Learning yang difasilitasi oleh guru. Strategi ini melibatkan aktivitas peseserta didik yang tinggi. Metode yang digunakan adalah observasi, diskusi kelompok, eksperimen, ekplorasi, simulasi, demonstrasi dan sebagainya.

Mengingat banyaknya ragam strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam PAIKEM, seorang guru diharapkan mampu memilah dan memilih dengan tepat strategi yang digunakan agar hasil pembelajaran efektif dan maksimal. Adapun ragam strategi yang dapat diterapkan dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam yang sesuai dengan karakteristik PAIKEM adalah sebagai berikut :

a. Mind Mapping

Langkah-langkah:
  1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
  2. Guru mengemukakan konsep atau permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa
  3. Membentuk kelompok
  4. Setiap kelompok menginventarisasi alternatif jawaban hasil diskusi
  5. Setiap kelompok membacakan hasil diskusinya dan guru mencatat di papan tulis serta mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
  6. Data data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

b. Snowball Throwing

Langkah-langkah:
  1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
  2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil wakil kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
  3. Wakil kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
  4. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh guru
  5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari siswa ke siswa yang lain
  6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan pada siswa untuk menjawab pertanyaan tertulis dalam bola kertas secara bergantian
  7. Penutup

c. Cooperatif Integrated Reading And Composition (Circ)

Langkah-langkah:
  1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang heterogen
  2. Guru memberikan wacana atau kliping sesuai topik pembelajaran
  3. Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana kliping dan ditulis pada selembar kertas
  4. Mempresentasikan/membacakan hasil kerja kelompok
  5. Guru membuat kesimpulan bersama
  6. Penutup

d. Berpikir-Berpasangan-Berbagi (Think-Phare-Share ) TPS

TPS dirancang untuk mempengaruhi interaksi siswa. Struktur ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam kelompok-kelompok kecil.

Tahap 1: Thinking, guru memberikan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, siswa diminta memikirkan jawabannya sendiri.
Tahap 2: Pairing, siswa berpasangan untuk mendiskusikan yang dipikirkan pada tahap 1.
Tahap 3: Sharing guru meminta pasangan siswa berbagi dengan seluruh kelas tentang yang mereka diskusikan. Dilakukan bergiliran.

e. Penomoran-Berpikir-Bersama ( Numbered-Head-Together )

NHT Struktur empat langkah NHT :

Tahap 1: Penomoran, guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok, setiap kelompok diberi nomor.
Tahap 2: Mengajukan pertanyaan, guru memberikan pertanyaan kepada masing-masing siswa.
Tahap 3: Berpikir bersama, siswa berdisksusi tentang jawaban pertanyaan.
Tahap 4: Menjawab, guru memanggil suatu nomor tertentu. Siswa nomornya sesuai dapat menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

f. Numbered heads together

Langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor;
  2. Guru memberi tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya;
  3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya;
  4. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka;
  5. Tanggapan dari teman yang lain ditampung, kemudian guru menunjuk nomor yang lain;
  6. Simpulan.

g. Cooperative script

Langkah-langkah sebagai berikut

1. Guru membagi siswa ke dalam sejumlah pasangan;
2. Guru membagikan wacana/materi dan siswa membaca dan membuat ringkasannya;
3. Guru dan siswa menetapkan siswa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siswa-siswa lain yang berperan sebagai pendengar;
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
  • Sementara itu, para siswa pendengar:
  • Menyimak/mengoreksi/ menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap;
  • Membantu mengingat / menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya;
6. Simpulan dibuat oleh siswa bersama guru;
7. Penutup

h. Kepala bernomor struktur

Langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Siswa dibagi ke dalam sejumlah kelompok, dan setiap siswa anggota kelompok mendapat nomor;
  2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomor terhadap tugas yang berangkai misalnya: siswa No.1 bertugas mencatat soal, siswa No. 2 mengerjakan soal, dan siswa No. 3 melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya;
  3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar-kelompok. Siswa disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa yang bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama mereka;
  4. Melaporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain;
  5. Simpulan.

i. Student teams-achievement divisions (STAD)

Langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri atas 4-5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll);
  2. Guru menyajikan pelajaran;
  3. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota yang sudah paham dapat menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu paham;
  4. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis para siswa tidak diperbolehkan saling membantu;
  5. Memberi evaluasi;
  6. Simpulan.

j. Jigsaw (Model Tim Ahli)

Langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Siswa dikelompokkan ke dalam tim-tim yang terdiri atas 4 siswa;
  2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda;
  3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan;
  4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka;
  5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh;
  6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi;
  7. Guru memberi evaluasi;
  8. Penutup.

k. Problem-based instructions (PBI)

Langkah- langkah sebagai berikut:
  1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi siswa untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih;
  2. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhu- bungan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadual, dll.) ;
  3. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masa- lah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah ;
  4. Guru membantu siswa dalam merencanakan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya ;
  5. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap eksperimen mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

-----------------------------------------
[1] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar ( Jakarta : Rineka Cipta, 2006 ), 21.
[2] ibid, Hal, 19-20.

DEKANAT FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

FAI UNISLA dipimpin seorang Dekan dan Pembantu Dekan dan dibantu seorang Ketua Jurusan dan sekretaris Jurusan yaitu:

Dekan : Dr. H. Abu Azam Al Hadi, M.Ag
Pembantu Dekan I : Ahmad Suyuthi, M.Ag., M.Si
Pembantu Dekan II : Drs. Akhmad Najikh, M.Ag
Pembantu Dekan III : Drs. H. Faqih, M.Ag
Ketua Jurusan PAI : Drs. KH. Ahmad Lazim, M.Pd
Ketua Juruan ES : Achmad Fageh, S.Ag., MHI



VISI, MISI DAN TUJUAN FAKULTAS AGAMA ISLAM UNISLA (FAI UNISLA)

FAI UNISLA, dalam operasionalnya diarahklan pada visi, misi, dan tujuan.

Visi
Fakultas Agama Islam Universitas Islam Lamongan sebagai Pusat Kajian Pendidikan Islam yang berkualitas dan dapat menjadi rujukan pengembangan pendidikan Islam.

Misi 
  1. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dalam bidang Pendidikan Islam secara professional dan akuntabel.
  2. Mengembangkan pemikiran, teknologi dan pusat sumber belajar pendidikan Islam.
  3. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas pendidikan Islam
Tujuan
  1. Menghasilkan sarjana pendidikan Islam yang professional dan akuntabel melalui proses pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang berkualitas.
  2. Menghasilkan produk pemikiran, teknologi dan sumber belajar pendidikan Islam.
  3. Menghasilkan pemikiran, model dan layanan jasa pendidikan Islam.

Sumber : http://faiunislalamongan.blogspot.com 

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN (FAI UNISLA)

Fakultas Agama Islam Universitas Islam Lamongan yang disingkat dengan FAI UNISLA adalah salah satu Fakultas di lingkungan Universitas Islam Lamongan (UNISLA) yang menyelenggarakan program Strata Satu (S1) dengan program studi Pendidikan Agama Islam (PAI). Dengan perpanjangan Ijin Penyelengaraan SK Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI Nomor: Dj.II/105/2006. dan telah terakreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Nomor: 028/BAN-PT/Ak-X/S1/XI/2007.

FAI UNISLA merupakan Fakultas tertua, Embrio dari Lahirnya Universitas Islam Lamongan. berdiri pada tahun 1979 bernama Fakultas Tarbiyah Universitas Sunan Giri (UNSURI) Jawa Timur di Lamongan, selanjutnya pada tahun 1988 berubah menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Lamongan. Pada tahun 2000 berkembang menjadi Universitas Islam Sunan Giri Lamongan yang disingkat dengan UNISLA dengan tujuh Fakultas, satu program Diploma III dan Program Pascasarjana: Fakultas Agama Islam, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan, Fakultas Teknik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Akbid dan Program Pascasarjana Magister Agama, selanjutnya pada tahun 2003 perubahan nama menjadi Universitas Islam Lamongan (UNISLA).

FAI UNISLA mengalami perkembangan yang cukup pesat dengan dukungan fasilitas perkuliahan yang memadai. Mempunyai tenaga pengajar yang berkualitas yang terdiri dari dosen profesional dan berkualifikasi S2 dan S3, dengan 28 Dosen S-2, 2 Dosen Kandikat Doktor, 3 Dosen S-3 serta 3 Profesor/Guru Besar. FAI UNISLA membekali para mahasiswanya dengan keunggulan kompetatif yakni keahlian dalam bidang perencanaan pendidikan dan pengajaran Islam.

FAI UNISLA dalam rangka mengembangkan diri menjadi perguruan tinggi berkualitas, telah membangun struktur keilmuan sebagai interpretasi dari kurikulum inti yang dikembangkan oleh UNISLA. Karena itu, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan bagian dari struktur keilmuan Fakultas Agama Islam dalam kurikulumnya juga mengintegrasikan antara Kurikulum Nasional untuk Fakultas Agama Islam dengan ciri khas keilmuan yang dibangun oleh Fakultas Agama Islam. Dilengkapi dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi termasuk perangkat perkuliahan, seperti Silabus, Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dan Course design.


Sumber : http://faiunislalamongan.blogspot.com

MAKNA LOGO DAN BENDERA UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN (UNISLA)


BENTUK
  1. Bendera Universitas Islam Lamongan (UNISLA) dan Fakultas-fakultasnya berbentuk empat persegi panjang dengan perbandingan, panjang (3) x Lebar (2).
  2. Ditengah - tengahnya terdapat lambang Universitas Islam Lamongan (UNISLA).
  3. Kitab, Menara, dan Bintang Sembilan. di bawah lambang Universitas, ada bendera fakultas - fakultas dengan warna dasar yang berbeda - beda dan tertera nama fakultas masing - masing.
WARNA DASAR
  1. Warna dasar bendera Universitas : Hijau Tua
  2. Warna dasr bendera F. Agama Islam : Hijau Mudah
  3. Warna dasar bendera F. Hukum : Merah
  4. Warna dasar bendera F. KIP : Ungu
  5. Warna dasar bendera F. Ekonomi : Kuning
  6. Warna dasar bendera F. Teknik : Biru
  7. Warna dasar bendera F. Peternakan : Coklat
  8. Warna dasar bendera F. Perikanan : Biru Mudah
  9. Warna dasar bendera D-III Kebidanan : Putih
 ARTI LAMBANG
  1. Kitab, Mencerdaskan kehidupan Bangsa melalui pembelajaran, penelitian, diskusi, kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik, otonomi keilmuan, dan pengabdian masyarakat.
  2. Bumi, Melaksanakan otonomi manajemen pendidikan perguruan tinggi dengan sistem terbuka,multi makna, demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi hak asasi manusia dan memberdayakan semua komponen masyarakat.
  3. Menara, Melaksanakan pembelajaran Ilmu pengetahuan teknologi dan seni dengan menjunjung tinggi nilai - nilai Agama dan budaya. Menghasilkan kompetensi lulusan yang merupakan kualifikasi kemampuan mencakup sikap, pengetahuan teknologi dan ketrampilan sesuai dengan standar nasional dan standar daerah.
  4. Bintang sembilan, Universitas Islam Lamongan (UNISLA) mengikuti jejak perjuangan wali songo, beraqidah Islam mabda Ahlusunnah Wal Jama'ah berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
  5. Segi lima, Disiplin menunaikan shalat wajib lima waktu, sehari semalam dan melaksanakan Amar ma'ruf nahi munkar.


******  Informasi Lebih Lengkap Tentang UNISLA Silakan Klik Disini ****** 


PENGELOLA UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN (UNISLA)

Badan Hukum Penyelenggara : Yayasan Pembina Perguruan Tinggi Islam "Sunan Giri" Lamongan
Kampus Pusat : Jl. Veteran 53-A Telp. 324706 Lamongan

Penasehat :
KH. ABDULLAH FAQIH

Ketua Umum :
Dr. Ir. H. CHASAN BISRI, M.Sc.


Rektor :
Drs. KH. ACHMAD MUDLOR, SH.


 
REKTORAT UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN 
TAHUN AKADEMIK 2010/2011
================================

Pembantu Rektor I :
H. BAMBANG E. M. SH. SpN. MMA. M.Hum.

Pembantu Rektor II :
Drs. H. SUJONO, MA.

Pembantu Rektor III :
Ir. Hj. NURIL BADRIYAH, MM.

Pembantu Rektor IV :
Drs. H. MALCHAN, MA.


******  Informasi Lebih Lengkap Tentang UNISLA Silakan Klik Disini ******


VISI DAN MISI UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN (UNISLA)

VISI
Universitas Islam Lamongan (UNISLA) adalah menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kematangan aqidah Ahlusunnah waljama'ah, keluhuran akhlak, memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional serta keIslaman yang dapat mempraktekkan teknologi dan/atau kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan kesejahteraan jasmani dan rohani, masyarakat dan bangsa serta memperkaya kebudayaan Nasional.

MISI
  1. Melengkapi sarana dan prasarana yang mewadai secara optimal.
  2. Melaksanakan kegiatan perkuliahan yang efektif dan efisien sehingga setiap mahasiswa berkembang secara optimal dengan potensi yang dimiliki.
  3. Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamatan ajaran Agama Islam dan Budaya Bangsa sehingga menjadi kearifan dalam bertindak.
  4. Mengadakan penelitian supaya menghasilkan pengetahuan empiric, teori, konsep, metodologi atau informasi baru yang memperkaya ilmu pengetahuan teknologi dan/atau kesenian serta ilmu keIslaman.
  5. Pengapdian masyarakat dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi dan/atau kesenian serta ilmu keIslaman dalam usaha memberikan panduan kepada masyarakat.
  6. menerapkan manajemen partisipasif dengan melibatkan civitas akademika dan kelompok kepentingan yang terkait dengan Universitas Islam Lamongan.

******  Informasi Lebih Lengkap Tentang UNISLA Silakan Klik Disini ******


    Tujuan Umum UNISLA

    Berpedoman kepada Tujuan Pendidikan Nasional maka Tujuan Umum UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN adalah :
    1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
    2. mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mengupayakan penggunanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kehidupan nasional.


    ******  Informasi Lebih Lengkap Tentang UNISLA Silakan Klik Disini ******


      UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN (UNISLA)

      Sekilas Tentang UNISLA

      Universitas Islam Lamongan (UNISLA) merupakan Pendidikan Tinggi dibawah Yayasan Pendidikan Tinggi Islam "Sunan Giri" Lamongan berdiri pada tanggal 10 Januari 1986 yang mempunyai tujuan untuk ikut berperan aktif dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa seperti diamanatkan dalam pembukaan Undang - Undang Dasar 1945.
      Pada awal pertumbuhannya Yayasan Pendidikan Tinggi Islam "Sunan Giri" Lamongan mendirikan pendidikan tinggi keIslaman yaitu dengan mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri. Namun demikian, dengan perkembangan ilmu dan teknologi serta menyongsong Era Otonomi Daerah ditengah Globalisasi, maka pada tanggal 9 September 1999 Yayasan Pendidikan Tinggi Islam "Sunan Giri" Lamongan mendirikan Universitas Umum dengan nama UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN disingkat UNISLA yang beroperasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional tanggal 10 Agustus 2000 Nomor 146/D/0/2000 dan telah diperpanjang Ijin Penyelenggaraan bersasarkan Surat Keputusan Direk Dikti Depdiknas Nomor 2072/D/T/2006, Nomor 730/D/T/2006, Nomor 2071/D/T/2006 Nomor 726/D/T/2006 Nomor 2069/D/T/2006 Nomor 2070/D/T/2006 Nomor 727/D/T/2006 Nomor 729/D/T/2006, Nomor 2073/D/T/2006 Nomor 728/D/T/2006 dengan Fakultas dan Program Studi :
      • Fakultas Peternakan : - Program Studi Nutrisi dan Makanan Ternak, - Program Studi Produksi Ternak.
      • Fakultas Perikanan : - Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan, - Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan.
      • Fakultas Teknik : - Program Studi Teknik Elektro, - Program Studi Teknik Sipil.
      • Fakultas Hukum : - Program Studi Ilmu Hukum.
      • Fakultas Ekonomi : - Program Studi Manajemen, - Program Studi Akuntansi.
      • Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan : - Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
      • Fakultas Agama Islam : - Program Studi Ilmu Tarbiyah
      • Program Pascasarjana : - Program Studi Menejemen Pendidikan Agama Islam
      • Program Diploma II : - Program Studi PGSD/MI, PGTK/RA
      Pada akhir tahun 2006 UNISLA menambah 2 Program Studi Baru dengan Ijin Penyelenggaraan berdasarkan Surat Keputusan Direk Dikti Depdiknas Nomor 2072/D/T/2006 yaitu :
      • Fakultas Teknik : - Program Studi Teknik Perangkat Lunak.
      • Program Diploma III : - Program Studi Ilmu Kebidanan. 


      ******  Informasi Lebih Lengkap Tentang UNISLA Silakan Klik Disini ******



          Pembelajaran Menyenangkan

          Pembelajaran yang menyenangkan (joyful) perlu dipahami secara luas, bukan hanya berarti selalu diselingi dengan lelucon, banyak bernyanyi atau tepuk tangan yang meriah. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembela- jaran yang dapat dinikmati siswa. Siswa merasa nyaman, aman dan asyik. Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur inner motivation, yaitu dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu.

          Selain itu pembelajaran perlu memberikan tantangan kepada siswa untuk berpikir, mencoba dan belajar lebih lanjut, penuh dengan percaya diri dan mandiri untuk mengembangkan potensi diri secara optimal. Dengan demikian, diharapkan kelak siswa menjadi manusia yang berkarakter penuh percaya diri, menjadi dirinya sendiri dan mempunyai kemampuan yang kompetitif (berdaya saing).

          Adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, ialah:
          1. Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang (stress), aman, menarik, dan tidak membuat siswa ragu melakukan sesuatu meskipun keliru untuk mencapai keberhasilan yang tinggi;
          2. Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan;
          3. Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan;
          4. Adanya situasi belajar yang menantang (challenging) bagi peserta didik untuk berpikir jauh ke depan dan mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari;
          5. Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar bersama, dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat, dan dukungan yang enthusiast.

          Alhasil, dalam pembelajaran yang menyenangkan guru tidak membuat siswa:
          a. Takut salah dan dihukum;
          b. Takut ditertawakan teman-teman;
          c. Takut dianggap sepele oleh guru atau teman.

          Di sisi lain, pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat siswa:
          a. Berani bertanya;
          b. Berani mencoba/berbuat;
          c. Berani mengemukakan pendapat/gagasan;
          d. Berani mempertanyakan gagasan orang lain.

          -------------------------------------
          Muhibbin Syah dan Rahayu Kariadinata, Bahan Pelatian PAIKEM, memeo ( Bandung : UIN Sunan Gunung Djati Pres, 2009 )

          Pembelajaran Efektif

          Pembelajaran dapat dikatakan efektif (effective / berhasil guna) jika mencapai sasaran atau minimal mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Di samping itu, yang juga penting adalah banyaknya pengalaman dan hal baru yang didapat siswa. Guru pun diharapkan memeroleh pengalaman baru sebagai hasil interaksi dua arah dengan siswanya.

          Untuk mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka pada setiap akhir pembelajaran perlu dilakukan evaluasi. Evaluasi yang dimaksud di sini bukan sekedar tes untuk siswa, tetapi semacam refleksi, perenungan yang dilakukan oleh guru dan siswa, serta didukung oleh data catatan guru.

          Alhasil, di satu sisi guru menjadi pengajar yang efektif, karena:
          a. Menguasai materi yang diajarkan;
          b. Mengajar dan mengarahkan dengan memberi contoh;
          c. Menghargai siswa dan memotivasi siswa;
          d. Memahami tujuan pembelajaran;
          e. Mengajarkan keterampilan pemecahan masalah;
          f. Menggunakan metode yang bervariasi;
          g. Mengembangkan pengetahuan pribadi dengan banyak membaca;
          h. Mengajarkan cara mempelajari sesuatu;
          i. Melaksanakan penilian yang tepat dan benar.

          Di sisi lain, siswa menjadi pembelajar yang efektif dalam arti:
          a. Menguasai pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi yang diperlukan,
          b. Mendapat pengalaman baru yang berharga.

          --------------------------------------
          Muhibbin Syah dan Rahayu Kariadinata, Bahan Pelatian PAIKEM, memeo ( Bandung : UIN Sunan Gunung Djati Pres, 2009 )

          Pembelajaran Kreatif

          Kreatif (creative) berarti menggunakan hasil ciptaan atau kreasi baru atau yang berbeda dengan sebelumnya. Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan kurikulum. Kurikulum memang merupakan dokumen dan rencana baku, namun tetap perlu dikritisi dan dikembangkan secara kreatif. Dengan demikian, ada kreativitas pengembangan kompetensi dan kreativitas dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas termasuk pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan dan sarana untuk belajar. Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa.

          Alhasil, di satu sisi guru bertindak kreatif dalam arti:
          a. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam,
          b. Membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun sederhana.  
          Di sisi lain, siswa pun kreatif dalam hal:
          a. Merancang atau membuat sesuatu,
          b. Menulis atau mengarang.

          ----------------------------------
          Muhibbin Syah dan Rahayu Kariadinata, Bahan Pelatian PAIKEM, memeo ( Bandung : UIN Sunan Gunung Djati Pres, 2009 )

          Pembelajaran Inovatif

          Inovatif adalah ide – ide baru atau inovasi – inovasi positif yang keluar dari peserta didik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari – hari. Pembelajaran inovatif dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan dengan cara mengintegrasikan media alat alat bantu terutama yang berbasis teknologi maju ke dalam proses pembelajaran tersebut. Sehingga, terjadi proses renovasi mental, di antaranya membangun rasa pecaya diri siswa. Penggunaan bahan pelajaran, software multimedia, dan microsoft power point merupakan salah satu alternatif.

          Membangun sebuah pembelajaran inovatif bisa dilakukan dengan cara-cara yang di antaranya menampung setiap karakteristik siswa dan mengukur kemampuan atau daya serap setiap siswa. Sebagian siswa ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dan keterampilan dengan menggunakan daya visual (penglihatan) dan auditory (pendengaran), sedang sebagian lainnya menyerap ilmu dan keterampilan secara kinestetik (rangsangan/gerakan otot dan raga). Dalam hal ini, penggunaan alat atau perlengkapan (tools) dan metode yang relevan dan alat bantu langsung dalam proses pembelajaran merupakan kebutuhan dalam memba- ngun proses pembelajaran inovatif.

          Alhasil, di satu sisi guru bertindak inovatif dalam hal :
          a. Menggunakan bahan atau materi baru yang bermanfaat dan bermartabat,
          b. Menerapkan perbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya baru,
          c. Memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatan inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah dan lingkungan,
          d. Melibatkan perangkat teknologi pembelajaran.

          Di sisi lain, siswa pun bertindak inovatif dalam arti:
          a. Mengikuti pembelajaran inoavtif dengan aturan yang berlaku,
          b. Berupaya mencari bahan atau materi sendiri dari sumber-sumber yang relevan,
          c. Menggunakan perangkat tekonologi maju dalam proses belajar.


          ---------------------------------------------
          Muhibbin Syah dan Rahayu Kariadinata, Bahan Pelatian PAIKEM, memeo ( Bandung : UIN Sunan Gunung Djati Pres, 2009 )

          Pembelajaran Aktif

          Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, siswa didorong untuk bertanggung jawab terhaap proses belajarnya sendiri.

          Dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) tentang sunnatullah atas alam semesta misalnya, siswa dapat melakukan pengamatan tentang fenomena alam. Siswa mengamati matahari bersinar di siang hari dan berjalan pada porosnya, terbit di ufuk timur dan terbenam di ufuk barat, bulan bersinar di malam hari dan beredar pada porosnya. Siswa mengamati bintang-bintang berkelip di malam hari dengan jarak yang sangat jauh dari bumi. Siswa mengamati adanya laki-laki dan perempuan, adanya siang dan malam, dan adanya panas dan dingin. Semua ini merupakan sunnatullah. Dengan adanya sunnatullah, manusia akan dapat mendorong dirinya untuk melakukan penelitian terhadap benda-benda ciptaan Allah. Sehingga secara fisik semua indera aktif terlibat, berpikir, menganalisis, dan menyimpulkan bahwa semua benda dan fenomena itu terjadi karena kehendak Allah SWT.

          Menurut Taslimuharrom (2008) sebuah proses belajar dikatakan aktif (active learning) apabila mengandung:

          1) Keterlekatan pada tugas (Commitment)

          Dalam hal ini, materi, metode, dan strategi pembelajaran hendaknya bermanfaat bagi siswa (meaningful), sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant), dan bersifat/memiliki keterkaitan dengan kepentingan pribadi (personal);

          2) Tanggung jawab (Responsibility)

          Dalam hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan wewenang kepada siswa untuk berpikir kritis secara bertanggung jawab, sedangkan guru lebih banyak mendengar dan menghormati ide-ide siswa, serta memberikan pilihan dan peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri.

          3) Motivasi (Motivation)

          Proses belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi intrinsic siswa. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Dalam perspektif psikologi kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik (bukan ekstrinsik) karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergan­tung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya, memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih lang­geng diban­dingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orangtua dan guru. Motivasi belajar siswa akan meningkat apabila ditunjang oleh pendekatan yang lebih berpusat pada siswa (student centered learning). Guru mendorong siswa untuk aktif mencari, menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri. Ia tidak hanya menyuapi murid, juga tidak seperti orang yang menuangkan air ke dalam ember.

          Alhasil, di satu sisi guru aktif:
          a. Memberikan umpan balik;
          b. Mengajukan pertanyaan yang menantang; dan
          c. Mendiskusikan gagasan siswa.

          Di sisi lain, siswa aktif antara lain dalam hal:
          a. Bertanya / meminta penjelasan;
          b. Mengemukakan gagasan; dan
          c. Mendiskusikan gagasan orang lain dan gagasannya sendiri.[1]

          -------------------------------- 
          [1] Muhibbin Syah dan Rahayu Kariadinata, Bahan Pelatian PAIKEM, memeo ( Bandung : UIN Sunan Gunung Djati Pres, 2009 ), 13-16.

          Hal Penting yang Harus Diperhatikan Dalam Implementasi Pendekatan PAIKEM

          Dalam melaksanakan PAIKEM, guru perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

          1. Memahami sifat yang dimiliki siswa

          Pada dasarnya anak memiliki imajinasi dan sifat ingin tahu. Semua anak terlahir dengan membawa dua potensi ini. Keduanya merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap atau pikiran kritis dan kreatif. Oleh karenanya, kegiatan pembelajaran perlu dijadikan lahan yang kita olah agar menjadi tempat yang subur bagi perkembangan kedua potensi anugerah Tuhan itu. Suasana pembelajaran yang diiringi dengan pujian guru terhadap hasil karya siswa, yang disertai pertanyaan guru yang menantang dan dorongan agar siswa melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang baik untuk mengembangkan potensi siswa.

          2. Memahami perkembangan kecerdasan siswa

          Jean Piaget dalam Syah (2008 : 29-32) menjelaskan tentang perkembangan kecerdasan akal atau perkembangan kognitif manusia berlangsung dalam empat tahap, yakni:
          a. Sensory-motor ( Sensori-motor / 0-2 tahun )
          b. Pre-operational ( Pra-operasional / 2 -7 tahun )
          c. Concrete-operational ( Konkret-operasional / 7 – 11 tahun)
          d. Formal-operational (Formal- operasional / 11 tahun ke atas).

          Selama kurun waktu pendidikan dasar dan menengah, siswa mengalami tahap Concrete-operational dan Formal-operational.
          Dalam periode konkret-operasional yang berlangsung hingga usia menjelang remaja, anak memeroleh tambahan kemampuan yang disebut system of operations (satuan langkah berpikir). Kemampuan satuan langkah berpikir ini berfaedah bagi anak untuk mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa tertentu ke dalam sistem pemikirannya sendiri.

          Selanjutnya, dalam perkembangan kognitif tahap Formal-operational seorang remaja telah memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara serentak maupun berurutan dua ragam kemampuan kognitif, yakni:
          1) Kapasitas menggunakan hipotesis
          2) Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak. 

          Dengan kapasitas menggunakan hipotesis (anggapan dasar), seorang remaja akan mampu berpikir hipotetis, yakni berpikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang ia respons. Selanjutnya, dengan kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak, remaja tersebut akan mampu mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak, misalnya ilmu tauhid, ilmu matematika dan ilmu-ilmu abstrak lainnya dengan luas dan mendalam.[1]

          3. Mengenal siswa secara perorangan

          Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tecermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua siswa dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Siswa yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah dengan cara ”tutor sebaya”. Dengan mengenal kemampuan siswa, apabila ia mendapat kesulitan kita dapat membantunya sehingga belajar siswa tersebut menjadi optimal.

          4. Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar

          Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, siswa dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, siswa akan menyelesaikan tugas dengan baik apabila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, siswa perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat individunya berkembang.

          5. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah

          Pada dasarnya belajar yang baik adalah memecahkan masalah karena dalam belajar sesungguhnya kita menghadapkan siswa pada masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Berpikir kritis dan kreatif berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan terbuka dan memungkinkan siswa berpikir mencari alasan dan membuat analisis yang kritis. Pertanyaan dengan kata-kata ”Mengapa?”, ”Bagaimana kalau...” dan “Apa yang terjadi jika…” lebih baik daripada pertanyaan dengan kata-kata yang hanya berbunyi “Apa?”, ”Di mana?”,”Berapa?”,”Kapan?”, yang umumnya tertutup ( jawaban betul hanya satu ).

          6. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik

          Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Materi yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja perorangan, pasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, kaligrafi, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas sebuah masalah.

          7. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

          Lingkungan (fisik, sosial, dan budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar siswa. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar dan objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat siswa merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus di luar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar atau diagram.

          8. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar

          Mutu hasil belajar akan meningkat apabila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik (feedback) dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih banyak mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.

          Untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik diperlukan beberapa teknik yang sesuai dan tepat dengan diri setiap anak didik sebagai makhluk individual. Beberapa teknik untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik antara lain :

          a. Memancing aspirasi anak didik
          b. Memanfaatkan teknik alat bantu yang akseptabel
          c. Memilih bentuk motivasi yang akurat ( misalnya : memberi angka, hadiah, pujian, memberi tugas, hukuman, dll. )
          d. Menggunakan metode yang bervariasi.[2]

          9. Membedakan antara aktif fisik dengan aktif mental

          Banyak guru yang cepat merasa puas saat menyaksikan para siswa sibuk bekerja dan bergerak, apalagi jika bangku diatur berkelompok dan para siswa duduk berhadapan. Situasi yang mencerminkan aktifitas fisik seperti ini bukan ciri berlangsungnya PAIKEM yang sebenarnya, karena aktif secara mental (mentally active) lebih berarti daripada aktif secara fisik (phisically active). Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif secara mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut, seperti: takut ditertawakan, takut disepelekan, dan takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang muncul dari temannya maupun dari guru itu sendiri. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan prinsip PAIKEM.

          10. Pengelolaan Kelas

          Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas merupakan maslah tingkah laku yang kompleks dan guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengajaran secara efisien dan memungkinkan mereka dapat belajar. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang sfektif.

          Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajararan. Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan anak didik dan anak didik dengan anak didik, merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar.[3]

          Menurut Made Pidarta untuk mengelola kelas secara efektif perlu diperhatikan hal – hal sebagai berikut :
          1. Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu, yang dilengkapi oleh tugas – tugas dan diarahkan oleh guru.
          2. Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tetapi bagi semua anak atau kelompok.
          3. Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku – perilaku masing – masing individu dalam kelompok itu. Kelompok mempengaruhi individu – individu dalam hal bagaimana mereka memandang dirinya masing – masing dan bagaimana belajar.
          4. Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota – anggota. Pengaruh yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing mereka di kelas dikala belajar.
          5. Praktik guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa. Makin meningkat ketrampilan guru mengelola secara kelompok, makin puas anggota – anggota di dalam kelas.
          6. Struktur kelompok, pola komunikasi dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan.[4]

          ---------------------------------------
          [1] Muhibbin Syah, Islamic English : A Competency-based Reading Comprehension, Cetakan Ke-2 ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006 ), 30-32.
          [2] Syaiful Bahri Djamara dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar ( Jakarta : Rineka Cipta, 2006 ), 143.
          [3] ibid, Hal, 174.
          [4] ibid, Hal, 214 – 215.

          Mengapa Pendekatan PAIKEM Perlu Diterapkan?

          Dalam proses belajar mengajar, pendekatan PAIKEM sangat perlu sekali untuk diterapkan. Mengapa? Sekurang - kurangnya ada dua alasan perlunya pendekatan PAIKEM diterapkan di sekolah yakni :
          1. PAIKEM lebih memungkinkan peserta didik dan guru sama - sama aktif terlibat dalam pembelajaran. Selama ini kita lebih banyak mengenal pendekatan pembelajaran konvensional. Hanya guru yang aktif (monologis), sementara para siswanya pasif, sehingga pembelajaran menjemukan, tidak menarik, tidak menyenangkan, bahkan kadang - kadang menakutkan siswa.
          2. PAIKEM lebih memungkinkan guru dan siswa berbuat kreatif bersama. Guru mengupayakan segala cara secara kreatif untuk melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu, peserta didik juga didorong agar kreatif dalam berinteraksi dengan sesama teman, guru, materi pelajaran dan segala alat bantu belajar, sehingga hasil pembelajaran dapat meningkat.
          PAIKEM dilandasi oleh falsafah konstruktivisme yang menekankan agar peserta didik mampu mengintegrasikan gagasan baru dengan gagasan atau pengetahuan awal yang telah dimilikinya, sehingga mereka mampu membangun makna bagi fenomena yang berbeda. Falsafah Pragmatisme yang berorientasi pada tercapainya tujuan secara mudah dan langsung juga menjadi landasan PAIKEM, sehingga dalam pembelajaran peserta didik selalu menjadi subyek aktif sedangkan guru menjadi fasilitator dan pembimbing belajar mereka.

          Tujuan PAIKEM

          Tujuan PAIKEM sebenarnya untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir tahap tinggi, berfikir kritis dan berfikir kreatif (critical dan creative thinking).
          Berfikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik kesimpulan, memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berfikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (orginality), ketajaman pemahaman (insigt) dalam mengembangkan sesuatu (generating).
          Dalam PAIKEM kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan berfikir tahap tinggi, mengapa demikian..????? tidak lain hal ini dikarenakan dalam pembelajaran pemecahan masalah, siswa secara individual atau kelompok diberi tugas untuk memecahkan suatu masalah, jika memungkinkan masalah tersebut diidentifikasi dan dipilih oleh siswa sendiri, dan hendaknya yang penting dan mendesak untuk diselesaikan serta sering dilihat atau diamati oleh siswa sendiri, umpamanya masalah kemiskinan, pembusukan makanan, wabah penyakit, kemacetan lalulintas, atau soal-soal dalam setiap mata pelajaran yang membutuhkan analisis dan pemahaman tingkat tinggi, dsb.

          Apa itu PAIKEM?

          PAIKEM adalah merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
          PAIKEM juga dapat didefinisikan sebagai pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dengan demikian, para siswa merasa tertarik dan mudah menyerap pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan sikap, pemahaman dan ketrampilannya sendiri dalam arti tidak semata-mata "disuapi" guru.

          Tiga Tanda Orang Baik

          Ada yang mengatakan :

          اذاارادالله بعبد خيرا فقهه فى الدين , وزهده فى الدنيا وبصره بعيوب نفسه

          Yang Artinya :

          "Apabila Allah menghendaki hambah-Nya menjadi orang baik, maka Dia menjadikan hambah itu mengerti Agama, menjadikan dia zuhud terhadap dunia dan menjadikan dia menyadari aib-aib dirinya,"

          Maksudnya, jika Allah menghendaki seorang hamba menjadi manusia yang seutuhnya, yakni yang baik menurut Allah dan menurut sesama manusia, maka orang itu oleh Allah mengerti di dalam Agama, dari mulai pokok sampai kecabang-cabangnya. hatinya dijadikan tenang, walau tidak ada rezeki yang ada padanya. orang itu dijadikan Allah mampu melihat aib-aib yang ada pada dirinya.


          Sumber : Kitab Nashaihul 'Ibad (Syekh Muhammad Nawawi Ibnu Umar Al-Jawi

          Rahasia Sukses Belajar Bahasa Inggris Dengan Mudah

          Judul Ebook : Rahasia SUKSES Belajar Bahasa Inggris dengan Mudah Tanpa Melalui GRAMMAR yang Membosankan
          Penulis : Mr. Teguh Handoko
          Bahasa : Indonesia
          Tebal : 68 Halaman
          Format File : PDF

          Ebook ini merupakan titik balik yang secara revolusioner akan mengubah sejarah perja lanan hidup anda – tentunya dalam bahasa Inggris Bukan saja Anda akan mendapatkan materi yang tidak pernah Anda dapatkan di kursus manapun – tetapi kemajuan yang sangat pesat yang tidak pernah Anda bayangkan.

          DOWNLOAD

          PP. SUNAN DRAJAT: SEKILAS TENTANG PP. SUNAN DRAJAT

          PP. SUNAN DRAJAT: SEKILAS TENTANG PP. SUNAN DRAJAT: marang wong kang wutho, Wenehono mangan marang wong kang luwe, Wenehono busono marang wong kang wudho, Wenehono payung marang wong kang kaudanan.

          Bagaimana Cara Menyambut Tahun Baru Hijriyah?

          Bagaimana caranya kita menyambut tahun baru hijriyah ini?? Apakah dengan pesta pora, atau dengan begadang semalam suntuk?
          Dalam hal ini bagaimana caranya menyambut tahu baru, atau ulang tahun perorangan ataupun ulang tahun suatu organisasi, Allah SWT telah memberikan tuntunan secara jelas. Ialah dalam surat Al Hasyr, ayat : 18, yang artinya kurang lebih :

          “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Hasyr : 18)
          Menurut ayat ini, cara menyambut tahun baru adalah dengan cara introspeksi, dengan cara mawas diri, melihat masa yang lalu untuk masa yang akan dating. Melalui media ini, penulis mengajak pribadi saya sendiri khususnya dan para pembaca pada umumnya, mari kita angan-angan diri kita ini, coba kita membuat perhitungan terhadap diri kita sendiri. Yang jelas usia kita semakin bertambah, adakah amal baik kita juga bertambah banyak???. Ataukah mala dosa yang kita perbuat semakin banyak?? Mari kita renungkan hal ini….!!!! Meskipun kalau dihitung umur manusia bertambah banyak, tetapi pada hakikatnya justru kesempatan hidup ini semakin sempit. Karena berapa tahun umur seseorang, sudah ditentukan pada zaman azali yang tidak dapat dirubah.

          Dengan semakin sempitnya kesempatan hidup ini, berarti kita dituntut untuk memanfaatkan sisa umur ini dengan sebaik-baiknya. Kalau tahun kemarin belum shalat, sekarang harus sudah mulai mengerjakan shalat. Kalau kemarin hanya cukup shalat dirumah, sekarang harus sudah mulai shalat berjama’ah ke mushallah atau masjid.

          Dengan demikian, tahun baru hijriyah ini marilah kita jadikan sebagai motivator / pendorong terhadap diri kita masing – masing, untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas amal shalih dan sekaligus berusaha menjadi orang yang mempunyai nilai lebih.

          Seperti yang telah disabddakan oleh Rasullullah SAW :
          خيرالناس من طا ل عمره وحسن عمله , وشرالناس من طا ل عمره وساء عمله

          Artinya : “Sebaik-baik manusia adalah manusia yang panjang umurnya dan baik amalnya. Sebaliknya, sejelek-jelek manusia adalah manusia yang panjang umurnya, tetapi jelek amalnya”. (H.R. Ahmad)
          Selain itu dalam menyambut tahun baru islam, selain kita senantiasa mawas diri, Pada awal Bulan muharram (setelah shalat rowatib ba’diyyah maghrib pada malam tanggal 1 bulan Muharram) kita (umat Islam) dianjurkan untuk berdo’a dengan maksud permohonan supaya Allah SWT senantiasa membentengi diri kita dari kejahatan setan selama setahun kedepan.

          Barang siapa membaca do’a ini sebayak 3 kali, maka selama setahun ke depan, insya Allah, allah SWT akan memerintahkan 2 malaikat untuk melindungi pembaca do’a ini dari segala fitnah dan tipu daya setan.

          Dengan do’a ini kita sebagai Mu'min memohon kepada Allah Swt. agar dalam memasuki tahun baru ini kita dapat meningkatkan amal kebajikan dan ketaqwaan, berikut ini do’a awal tahun,

          Bismillaahir-rahmaanir-rahiim
          Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa 'aalihi wa shahbihii wa sallam.
          Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa 'alaa fadhlikal-'azhimi wujuudikal-mu'awwali, wa haadza 'aamun jadidun qad aqbala ilaina nas'alukal 'ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa'ihi wa junuudihi wal'auna 'alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu'i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu 'alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa 'aalihi wa shahbihii wa sallam

          Artinya:

          Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
          Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Ya Allah Engkaulah Yang Abadi, Dahulu, lagi Awal. Dan hanya kepada anugerah-Mu yang Agung dan Kedermawanan-Mu tempat bergantung.
          Dan ini tahun baru benar-benar telah datang. Kami memohon kepada-Mu perlindungan dalam tahun ini dari (godaan) setan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya. Dan kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan,agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, Nabi yang ummi dan ke atas para keluarga dan sahabatnya.

          Akhirnya, Mudah-mudahan kita senantiasa mendapatkan hidayah dari Allah SWT, diterima segala amal shalih kita, diberi umur panjang yang penuh berkah, rizki banyak yang barokah dan segala dosa diampuni oleh Allah swt, Amiin...!!

          Tri Pusat Pendidikan

          Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali, mustahil suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.

          Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab II Pasal 2 dicantumkan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

          Adapun menurut Islam tujuan pendidikan ialah membentuk supaya manusia, cerdas, patuh dan tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangannya. Sehingga hidupnya bahagia lahir dan batin, dunia maupun akhirat.

          Berbagai petunjuk Al Qur’an maupun Sunnah yang menyangkut pendidikan pada umumnya menunjukkan bahwa tujuan utama pendidikan adalah pendidikan moral (akhlak) dan pengembangan kecakapan atau keahlian. Pendidikan adalah sebuah penanaman modal manusia untuk masa depan dengan membekali generasi muda dengan budi pekerti yang luhur dan kecakapan yang tinggi.

          Sedangkan pendidikan itu sendiri tidak hanya dapat dilakukan di lingkungan keluarga saja, melainkan di tiga lingkungan pendidikan yaitu; lingkungan pendidikam keluarga (pendidikan informal), sekolah (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan non formal). Jadi baik buruknya akhlak seseorang dan tinggi rendahnya kecakapan atu keahlian seseorang dipengaruhi oleh tiga lingkungan pendidikan tersebut, yang mana ketiga lingkungan tersebut terkenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan.

          1. Pengertian Tri Pusat Pendidikan

          Tri Pusat Pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.

          Hal itu juga dikemukakan oleh para tokoh pendidikan, hanya saja ada perbedaan dalam menentukan ketiga pusat pendidikan tersebut, diantaranya : Menurut Dr. M.J Langeveld mengemukakan tiga macam lembaga pendidikan yaitu :
          a. Keluarga
          b. Negara
          c. Gereja. 1

          Menurut Ki Hajar Dewantoro mengemukakan system Tri Centra dengan menyatakan :

          “Didalam hidupnya anak- anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda”.2

          Dari kedua pendapat tersebut itu, kini lahir istilah Tri Pusat Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003, yang meliputi :
          a) Pendidikan keluarga
          b) Pendidikan sekolah
          c) Pendidikan masyarakat

          Yang mana tiga tempat pergaulan atau lembaga pendidikan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk kepribadian serta tingkah laku anak. Secara rinci pengertian dari masing – masing pusat pendidikan tersebut adalah sebagai berikut :

          a) Pendidikan keluarga

          Keluarga adalah lembaga sosial yang terbentuk setelah adanya suatu perkawinan. Keluarga mempunyai otonom melaksanakan pendidikan, orang tua mau tidak mau, berkeahlian atau tidak, berkewajiban secara kodrati untuk menyelenggarakan pendidikan terhadap anak – anaknya.

          Pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga berlangsung secara alamiah dan wajar sehingga disebut pendidikan informal yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari – hari dengan sadar atau tidak yang mana kegiatan pendidikannya dilaksanakan tanpa suatu organisasi yang ketat dan tanpa adanya program waktu.

          Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individu maupun social. Oleh karena itu keluarga adalah tempat pendidikan yang sempurna untuk melangsungkan pendidikan kearah penbentukan pribadi yang utuh.2

          b) Pendidikan sekolah

          Sekolah sebagai lembaga pendidikan telah ada sejak beberapa abad yang lalu, yaitu pada zaman Yunani kuno. Kata sekolah berasal dari bahasa yunani “Schola” yang berarti waktu menganggur atau waktu senggang. 3

          Bangsa Yunani kuno mempunyai kebiasaan berdiskusi guna menambah ilmu dan mencerdaskan akal. Lambat laun usaha diselenggarakan secara teratur dan berencana (secara formal) sehingga akhirnya timbullah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk menambah ilmu pengetahuan dan kecerdasan akal.4

          Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan dengan organisasi yang tersusun rapi, mulai dari tujuan, penjejangan, kurikulum, administrasi dan pengelolaannya.

          Sekolah sebagai lembaga pendidikan sebenarnya ada banyak ragamnya, dan hal ini tergantung dari segi mana melihatnya.

          1) Ditinjau dari segi mana yang mengusahakan :

          Sekolah Negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah baik dari segi pengadaan fasilitas, keuangan maupun pengadaan tenaga pengajar.
          Sekolah Swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah, yaitu badan – badan swasta.

          2) Ditinjau dari sudut tingkatan :

          Pendidikan Pra Sekolah, yaitu pendidikan yang diperuntukkan bagi anak sebelum memasuki pendidikan dasar.
          Pendidikan Dasar, yaitu meliputi :
          • Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
          • SMP/ MTs
          Pendidikan Menengah, yaitu meliputi :
          • SMU dan Kejuruan
          • Madrasah Aliyah
          Pendidikan Tinggi, yang meliputi :
          • Akademi
          • Institut
          • Sekolah Tinggi
          • Universitas
          3) Ditinjau dari sifatnya :

          Sekolah Umum, yaitu sekolah yang mengutamakan perluasan ilmu pengetahuan, yang termasuk dalam sekolah ini adalah SD/ MI, SMP/ MTs, SMU/ MA.
          Sekolah Kejuruan, yaitu sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian – keahlian tertentu, yang termasuk dalam sekolah ini adalah SMEA, MAK, SMKK, STM.


          c) Pendidikan masyarakat

          Didalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan bahwa masyarakat adalah pergaulan hidup manusia atau perkumpulan orang yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan – ikatan aturan tertentu yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai suatu kelompok serta saling membutuhkan.5

          Kelompok-kelompok masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dan bekerja sama dibidang tertentu untuk mencapai tujuan tertentu adalah merupakan sumber pendidikan bagi warga masyarakat , seperti lembaga – lembaga sosial budaya, yayasan – yayasan, organisasi – organisasi, perkumpulan – perkumpulan yang semuanya itu merupakan unsur – unsur pelaksana asas pendidikan masyarakat.6

          Masing – masing kelompok tersebut melakukan aktifitas – aktifitas keterampilan, penerangan dan pendalaman dengan sadar dibawah pimpinan atau koordinator masing – masing kelompok. Kesemua kelompok sosial tersebut diatas adalah merupakan unsur – unsur pelaku atau pelaksana asas pendidikan yang dengan sengaja dan sadar membawa masyarakat kepada kedewasaan, baik jasmani maupun rohani yang realisasinya terlihat pada perbuatan dan sikap kepribadian warga masyarakat.

          Maka pendidikan masyarakat adalah pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja, terencana dan terarah kepada seluruh anggotanya yang pluralistic (majemuk) tetapi tidak dipersyaratkan berjenjang serta dengan aturan-aturan yang lebih longgar untuk mengarahkan menjadi anggota masyarakat yang baik demi tercapainya kesejahteraan social para anggotanya.

          2. Konsep Tri Pusat Pendidikan menurut Pendidikan Islam

          a. Pendidikan keluarga
          Menurut Pendidikan Islam, konsep pendidikan keluarga adalah pendidikan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak atas dorongan kasih saying yang dilembagakan islam dalam bentuk kewajiban dan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.

          Orang tua adalah orang yang pertama memikul tanggung jawab pendidikan terhadap anak, secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada ditengah-tengah ayah dan ibunya sehingga dasar-dasar pandangan hidup, sikap hidup serta ketrampilan hidup banyak tertanam sejak anak berada ditengah-tengah orang tuanya.

          Dalam pendidikan anak, Ibu dan Ayah masing-masing mempunyai tanggung jawab yang sama. Hadits Nabi yang menyatakan bahwa “Ibu adalah pengembala dirumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas gembalanya” sesungguhnya mengisyaratkan kerja sama Ibu dan Ayah dalam pendidikan anak, hanya saja terutama dalam lingkungan keluarga yang menuntut ayah lebih banyak berada diluar rumah untuk mencari nafkah dan ibu lebih banyak dirumah untuk mengatur urusan rumah.7

          Dalam hal ini Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat At Tahrim ayat 6 yang berbunyi:


          يايهاالذين امنوا قوا انفسكم واهليكم نارا.....(التحريم : 6

          Artinya: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa neraka….”.

          Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, karena anak adalah amanat Allah yang diberikan kepada orang tua yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya.

          Sedangkan didalam hadits Nabi SAW secara jelas Beliau mengisyaratkan lewat sabdanya:

          كل مولود يولد على الفطرة وانما ابواه يهودانه اوينصرانه اويمجسانه

          Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang dapat menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”.8

          Berdasarkan hadits tersebut jelaslah bahwa anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka mendidiknya adalah sudah menjadi tanggung jawab orang tua. Orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya dalam hal pendidikan agama dan umum termasuk didalamnya pendidikan ketrampilan, hal ini dimaksudkan agar kelak anak-anak itu akan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.

          b. Pendidikan sekolah

          Konsep Pendidikan Sekolah menurut Pendidikan Islam adalah suatu lembaga pendidikan formal yang efektif untuk mengantarkan anak pada tujuan yang ditetapkan dalam Pendidikan Islam. Sekolah yang dimaksud adalah untuk membimbing, mengarahkan dan mendidik sehingga lembaga tersebut menghendaki kehadiran kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang-runag kelas yang dipimpin oleh guru untuk mempelajari kurikulum bertingkat.9

          Bertolak dari konsep tersebut pendidikan sekolah dalam mengantarkan dan mengarahkan anak untuk mencapai suatu tujuan pendidikan Islam, tidak terlepas dari usaha dan upaya guru yang telah menerima limpahan tanggung jawab dari orang tua atau keluarga. Sebab berdasarkan kenyatan orang tua tidak cukup mampu dan tidak memiliki waktu untuk mendidik, mengarahkan anak secara baik dan sempurna. Hal itu disebabkan karena keterbatasan dan kesibukan orang tua dalam memenuhi kebutuhan anaknya setiap saat.

          Maka dari itu tugas guru dan pimpinan sekolah disamping memberikan ilmu-ilmu pengetahuan, keterampilan-keterampilan juga mendidik anak beragama dan berbudi pekerti luhur. Disinilah sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak didik, sekolah merupakan kelanjutan dari apa yang telah diberikan di dalam keluarga.

          Hal ini dimaksudkan agar anak kelak memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran islam yaitu kepribadian yang seluruh aspeknya baik itu tingkah laku, kegiatan jiwa maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT.10

          c. Pendidikan masyarakat

          Pendidikan dalam Islam juga merupakan tanggung jawab bersama setiap anggota masyarakat. Sebab masyarakat adalah kumpulan individu-individu yang menjalani satu kesatuan, apabila terjadi kerusakan pada sebagiannya maka sebagian yang lain akan terancam kerusakan pula.

          Masyarakat harus mampu mengaplikasikan konsep dan ketrampilan kedalam usaha-usaha yang nyata secara tepat dan benar, dan tidak boleh melakukan kesalahan-kesalahan ataupun membiarkan anggota masyarakat lain melakukan kesalahan.

          Oleh sebab itu setiap individu hendaknya peduli terhadap kebaikan kesatuannya, setiap anggota masyarakat bertanggung jawab atas kebaikan lainnya. Dengan perkatan lain setiap anggota masyarakat bertanggung jawab atas pendidikan lainnya, tidak bisa memikulkan tanggung jawab hanya kepada orang tua dan guru , atau setidaknya bila melihat kemungkaran hendaknya mencegahnya sesuai dengan kemampuannya, sabda Nabi Muhammad SAW:

          من راى منكم منكرا فليغيره بيده فان لم يستطيع فبلسانه فان لم يستطيع فبقلبه وذالك اضعف الايمان. (رواه مسلم

          Artinya: “Barang siapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran maka hendaknya dia merubahnya dengan tangannya apabila tidak mampu maka dengan lisannya dan apabila tidak mampu juga maka dengan hatinya dan yang demikian itu merupakan perwujudan iman yang paling lemah”. (HR. Muslim).

          Menurut pendidikan Islam, konsep pendidikan masyarakat itu adalah usaha untuk meningkatkan mutu dan kebudayaan agar terhindar dari kebodohan. Usaha-usaha tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai macam kegiatan masyarakat seperti kegiatan keagamaan, pengajian/ ceramah keagamaan, sehingga diharapkan adanya rasa memiliki dari masyarakat akan dapat membawa suatu pembaharuan dimana masyarakat memiliki tanggung jawab terlebih-lebih untuk meningkatkan kwalitas pribadi dibidang Ilmu, ketrampilan, kepekaan perasaan dan kebijaksanan atau dengan perkataan lain peningkatan ketiga wawasan kognitif, afektif maupun psikomotor.


          ------------------------------------------------
          1 Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 50.
          2 ibid, Hal, 50.
          2 Umar Tirtaraharja, La Sula, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 169.
          3 Nur Uhbiyati, Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 247.
          4 Ibid, 247 – 248.
          5 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 120.
          6 Ibid, 120.
          7 Heri Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 86-88.
          8 Kitab B. Marom yang dikutib oleh Zuhairi, dkk, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 177.
          9 Tim Dosen IAIN Malang, Dasar-dasar Kependidikan (Surabaya: Karya Aditama, 1996), 202.
          10 Zuhairi,dkk, Filsafat Pendidikan, 179.


          Akhir Tahun 1432 Hijriyah

          Hampir tidak tersa oleh kita, hari berganti dengan minggu, minggu berubah menjadi bulan, bulanpun berputar menjadi tahun. Rasanya begitu cepat peredaran masa ini. tidak terasa sekarang sudah tanggal 26 Zulhijjah yang InsyaAllah 4 hari lagi kita sudah memasuki tanggal 1 Muharram atau 1 Asyura yakni tahun baru 1433 Hijriyah (Tahun Baru Islam).
          Melalui penerbitan artikel kali ini, penulis mengajak kepada kaum muslim untuk mengingat sejarah asal mulanya dimulainya perhitungan tahun Islam (hijriyah), yang mana pada saat itu merupakan saat yang paling bersejarah. Ketika itu khalifah Umar bin Khattab ra. setelah berunding dengan beberapa penasihatnya akhirnya memutuskan untuk menggunakan tahun dimana Rasulullah Saw. berhijrah dari Mekah ke Madinah sebagai awal permulaan perhitungan kalendar Islam. Momentum hijrah Rasulullah Saw. dianggap mewakili 'era baru', karena bukan halnya saat itu Rasulullah berhasil meloloskan diri dari kota Mekkah yang sudah tidak kondusif lagi bagi perkembangan dakwah beliau namun juga keputusannya untuk berhijrah ke Madinah membawa pelita terang bagi kebangkitan Islam sehingga beliau berhasil membangun pondasi mental dan spiritual bagi umat Islam yang terasa sampai sekarang ini.Pada akhir zulhijjah (menjelang pergantian tahun hijriyah) kita (umat Islam) dianjurkan untuk berdoa dengan maksud permohonan supaya Allah SWT senantiasa memberikan perlindungandari segala fitnahdan tipu daya setan serta mengampuni dosa - dosa yang telah dilakukan selama setahun kebelakang. Dan dibawah ini adalah doa akhir tahun, dibaca sebanyak 7 kali di akhir waktu ashar pada hari terakhir bulan Zulhijjah. Siapa membacanya 7 kali diampuni Allah dosanya yang telah terdahulu. do'anya yaitu,


          Bismillaahir-rahmaanir-rahiim
          Wa shallallaahu 'ala sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihii wa sallam.
          Allaahumma maa 'amiltu fi haadzihis-sanati mimmaa nahaitani 'anhu falam atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta 'alayya ba'da qudratika 'alaa uquubati wa da'autani ilattaubati minhu ba'da jur'ati alaa ma'siyatika fa inni astaghfiruka fagfirlii wa maa 'amiltu fiihaa mimma tardhaahu wa wa'adtani 'alaihits-tsawaaba fas'alukallahumma yaa kariimu yaa dzal-jalaali wal ikram an tataqabbalahuu minni wa laa taqtha' rajaai minka yaa karim, wa sallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil ummiyyi wa 'alaa 'aalihii wa sahbihii wa sallam

          Artinya:
          Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
          Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW,beserta para keluarga dan sahabatnya. Ya Allah, segala yang telah ku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat, padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya, dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat. Karena itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu.
          Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan, semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah.
          Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad, Nabi yang Ummi dan ke atas keluarga dan sahabatnya.

          Mudah-mudahan kita senantiasa mendapatkan hidayah dari Allah SWT, diterima segala amal shalih kita, diberi umur panjang yang penuh berkah, rizki banyak yang barokah dan segala dosa diampuni oleh Allah swt, Amiin...!!

          Zawaj Al-mubarok

          Zawaj Al-Mubarok adalah seorang hamba sahaya yang telah dimerdekakan oleh tuannya. Kemudian ia bekerja sebagai penjaga kebun delima. Pada suatu hari si pemilik kebun datang ke kebun delima bersama sahabat-sahabatnya. Ia menyuruh Zawaj Al-Mubarok,

          "Tolong ambilkan delima yang manis-manis!"

          Al-Mubarok memetik beberapa buah delima dan memberikannya kepada pemilik kebun. Namun delima-delima yang ia petik ternyata masam. Kontan saja si pemilik kebun itu marah,

          "Apa kamu tidak bisa membedakan mana delima yang manis dan mana yang masam?" Dengan ketakutan Al-Mubarok menjawab,

          "Tuan tidak pernah memberi izin kepada saya untuk mengetahui mana yang manis dan mana yang masam."

          Sang tuan merasa di permainkandan bertambah marah,

          "Aneh, Kamu sudah bekerja di kebun ini beberapa tahun yang lalu, dan kamu mengatakan hal ini."

          Si pemilik kebunmasih menyangka bahwa Al-Mubarok berbohong kepadanya. Akhirnya ia bertanya kepada tetangga-tetangganya yang tinggal disekitar kebun perihal al-Mubarok tersebut. mereka menjawab bahwa Al-Mubarok sama sekali belum pernah kelihatan memakan satu buah delima pun di kebun itu.

          Si pemilik kebun kembali menemui Al-Mubarok,

          "Wahai Al-Mubarok!, saya hanya mempunyai satu anak perempuan. dengan siapakah sebaiknya dia saya nikahkan?"

          "Orang Yahudi menikah hanya karena harta, orang Nasrani menikah hanya karena kecantikan, orang Arab menikah hanya karena nasab sedangkan orang Islam menikah karena ketaqwaan. termasuk yang manakah tuan diantara keempat golongan tersebut? Saya punya pendapat, nikahkanlah putri tuan dengan seorang dari golongan yang tuan termasuk di dalamnya." Al-Mubarok Menjawab.

          Si pemilik kebun berkata, "tidak ada di dunia ini orang yang lebih bertaqwa dibanding kamu wahai Al-Mubarok."

          Kemudian ia menikahkan putrinya dengan al-Mubarok ini. dan hasil pernikahan ini melahirkan seorang ulama' yang sholeh dan alim, yaitu, Imam Abdullah ibnul Mubarok.

          Sungguh benar firman Allah,

          "Dan tanah yang baik, tanaman-tanamanya tumbuh subur dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana...." (Al-A'raaf : 58)

          Namimah

          Namimah termasuk perbuatan terburuk dari perbuatan buruk yang ada, namun banyak diantara manusia yang terjebak di dalamnya. padahal Rasulullah SAW telah mewanti - wanti kepada kita,

          "Tidak akan masuk surga orang yang suka namimah ( mengadu dombah )"

          Itu ganjaran bagi pelaku namimah di akhirat. belum lagi di dunia, sebab dengan perbuatannya ini orang - orang akan berfikir seribu kali bila ingin berbicara dan bermuamalah dengan dirinya, karena khawatir malah terjadi fitnah.
          Orang yang namimah di alam kubur dia akan mendapatkan siksa yang pedih. suatu kali Rasulullah SAW melewati dua kuburan dan Beliau bersabda,

          "Sesungguhnya kedua penghuni kubur itu sedang disiksa, keduanya tidaklah disiksa karena suatu hal yang besar (walaupun hal itu sesungguhnya juga termasuk dosa yag besar), salah satu diantara keduanya disiksa karena ia berjalan kesana kemari untuk menebar fitnah (namimah), sedangkan yang kedua disiksa karena tidak sempurna dalam bersuci dari buang air kecil."

          Namimah biasanya muncul karena diawali perasaan iri dan dengki atau mungkin telah ada bibit kebencian kepada orang tersebut, yang kian menjalar sehingga berujung dengan keinginan untuk membuat keretakan hubungan, kebencian dan permusuhan diantara orang - orang yang ia benci.
          Itulah namimah, walau kelihatannya sepeleh namun akibatnya sungguh besar, fatal dan mengerikan.

          Akhirnya marilah kita sama - sama menjaga lisan sehingga tidak terucap kecuali hanya kebaikan saja. ingatlah setiap kita ada malaikat penjaga yang senantiasa mengawasi dan mencatat semua amalan kita, sebagaimana firman ALLAH SWT,

          "Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan kecuali ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Qof : 18)