Hindari Mengeluh..!!! Manusia dan Medsos Bukan Tempat Mengeluh, Lalu Kepada Siapa Kita Mengeluh...???

Kita semua pasti pernah mempunyai masalah dalam kehidupan. Ada kalanya kita merasakan bahagia dan senang, ada kalanya kita merasakan sedih dan pilu. Hal ini adalah sunnatullah.

Hikmah Sholat

Shalat sebagai Rukun Islam ke dua sarat dengan makna dan hikmah yang terkait dengan aktivitas keseharian dalam kehidupan. Diantara hikmah shalat yaitu:

BERKAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Kita memperingati kelahiran Nabi, kita akan mendapatkan empat perkara.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

"SELAMAT DATANG DI BLOG PUSTAKA ASLIKAN, SEMOGA BERMANFAAT"
Showing posts with label Artikel Islam. Show all posts
Showing posts with label Artikel Islam. Show all posts

Hindari Mengeluh..!!! Manusia dan Medsos Bukan Tempat Mengeluh, Lalu Kepada Siapa Kita Mengeluh...???

Kita semua pasti pernah mempunyai masalah dalam kehidupan. Ada kalanya kita merasakan bahagia dan senang, ada kalanya kita merasakan sedih dan pilu. Hal ini adalah sunnatullah.

Dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi, seseorang memiliki beragam tindakan untuk mencurahkan perasaan dan uneg-unegnya kepada keluarga, teman, atau bahkan kepada benda-benda mati. Apalagi sering dijumpai tidak sedikit orang yang apabila mempunyai problem, selalu ia curhatkan di jejaring sosial seperti facebook atau twitter sehingga semua orang mengetahuinya.

Ada pula seseorang yang status update-nya adalah kegalauan hidup, seakan-akan tiada hari tanpa kebahagiaan. Semua yang ditulisnya adalah situasi mengerikan dalam hidupnya. Masalah-masalah kepada teman, guru, orangtua, atau bahkan masalah rumah tangga pun diceritakannya di sana. Tak peduli apakah itu aib atau bukan.

Mengeluh atau suka mengadukan permasalahan hidup kepada manusia artinya sama dengan tidak rela pada apa yang dikehendaki Allah SWT pada dirinya, merasa tidak puas akan pemberian Allah, merasa tidak ikhlas pada apa yang terjadi pada dirinya padahal semua itu adalah bentuk ujian dari Allah SWT.


Diterangkan dalam kitab Riyadhu Akhlaqis Sholihin, karangan syekh Ahmad bin Muhammad Abdillah.

Imam Al-Junaid mengatakan :

مَنْ أَصْبَحَ وَهُوَ يَشْكُو ضَيْقَ الْمَعَاشِ فَكَاَنَّمَا يَشْكُو رَبَّهُ وَمَنْ أَصْبَحَ لِأُمُوْرِ الدُّنْيَا حَزِيْنًا فَقَدْ أَصْبَحَ سَاخَطًا عَلىَ اللهِ

Artinya: “Barangsiapa suka mengadukan kesulitannya kepada sesama manusia, maka seolah-olah ia mengadukan Tuhannya (kepada mamusia tersebut). Dan barangsiapa merasa sedih dengan kondisi duniawinya, maka dia menjadi orang yang membenci Allah.”

Pertanyaannya, apakah memang tidak boleh melakukan curhat kepada sesama manusia, seperti seorang kawan kepada kawan lainnya, atau seorang istri kepada suami atau sebaliknya? Tentu saja boleh sepanjang curhat itu tidak bermakna “ngrasani" atau menggunjing Allah SWT. Curhat kepada sesama manusia boleh dilakukan selama masih dalam koridor diskusi atau meminta nasihat untuk mendapatkan cara-cara terbaik untuk keluar dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi sebab memang ada kewajiban untuk saling tolong menolong dan nasihat menasihati diantara sesama manusia. Artinya setiap musim memiliki hak untuk mendapatkan nasihat tentang alternatif solusi dari kesulitan-keulitan yang ada.

Lalu, kepada siapa kita harus mengeluh???

Sesungguhnya semua masalah itu tidak sepantasnya disebar dan diceritakan kepada setiap orang yang diadukannya. Cukup semua perkara yang dihadapi seorang muslim hanya dicurhatkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Seorang muslim hanya akan menampakkan kelemahannya di hadapan Allah, tidak kepada makhluk yang sama-sama lemah.

Dikisahkan,  Nabi Ya’qub ‘alaihissalam ketika menghadapi kesedihan berupa kehilangan putranya, Yusuf, sehingga anak-anaknya yang lain mengiranya akan bertambah sakit dan sedih. Maka dengarlah jawaban Nabi Ya’qub yang perlu diteladani setiap muslim,

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُوْ بثّيْ وَ حُزْنِيْ إِلَى اللهِ

“Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86)

Benar saja. Jika seseorang menampakkan dan mengadukan kesedihan serta kesulitan kepada manusia, maka hal itu tidak meringankan kesedihan terdebut. Namun apabila seseorang mengadukan kesedihan itu kepada Allah, itu lah yang akan bermanfaat baginya. Bagaimana tidak? Sedangkan Allah Ta’ala telah menjanjikan hal itu dalam firman-Nya.

وَ إِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” [QS Al Baqarah: 186]

Ayat di atas menunjukkan bahwa kedekatan dan janji Allah itu benar-benar haq. Allah berfirman :

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الوَرِيْدِ

“Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” [QS Qaf: 16]

Semoga bermanfaat...!!!!

Sumber:
https://muslim.or.id/10477-curhat-hanya-kepada-allah.html

https://islam.nu.or.id/post/read/81752/berhentilah-mengeluh-kepada-manusia-bermunajatlah-kepada-allah

Dalil dan Maksud dari Tangan di Atas Lebih Baik dari Tangan di Bawah

 عَنْ حَكِيْمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اَلْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُوْلُ، وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ 

Dari Hakîm bin Hizâm Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : 

"Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Dan mulailah dari orang yang menjadi tanggunganmu. Dan sebaik-sebaik sedekah adalah yang dikeluarkan dari orang yang tidak membutuhkannya. Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya maka Allâh akan menjaganya dan barangsiapa yang merasa cukup maka Allâh akan memberikan kecukupan kepadanya.”

(Hadits Riwayat Al-Bukhari dari hakim bin Hizam radhiyallâhu ‘anhu, Shahîh al-Bukhâriy, juz II, hal. 139, hadits no. 1427)

Yang dimaksud dengan tangan di atas adalah orang yang memberi, sedangkan tangan di bawah adalah orang yang menerima atau meminta. Hadits ini sangat terkenal sehingga banyak orang mengutip hadits itu untuk menasehati kita agar menjauhi perbuatan meminta-minta; sekaligus untuk mendorong agar kita lebih suka memberi dari pada meminta.

Apa yang selama ini kita pahami tentang memberi dan meminta biasanya dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat kebendaan. Para pengemis sering dimasukkan kedalam kelompok peminta sehingga masyarakat seringkali memandang mereka dengan rendah. Sebaliknya, mereka orang-orang yang berkecukupan biasanya dimasukkan kedalam kelompok pemberi sehingga masyarakat memandang mereka dengan penuh hormat.

Hadits itu tidak semata-mata berkaitan dengan kebendaan seperti itu sebab peminta itu sebenarnya dapat dibagi menjadi dua macam: peminta barang dan peminta jasa. Baik peminta barang maupun peminta jasa sama-sama tidak baik dalam pandangan Islam berdasarkan hadits di atas.

Jika orang-orang miskin sering dianggap sebagai orang yang suka meminta barang, maka orang-orang mapan cenderung suka meminta dilayani. Artinya mereka adalah pihak yang suka meminta jasa orang lain, seperti minta diambilkan ini dan itu dan sebagainya.

Rasulullah SAW adalah seorang tokoh yang sangat dihormati. Ketika beliau memerintah atau meminta tolong seseorang, tidak ada yang menolak. Namun demikian beliau lebih suka melayani diri sendiri. Hal ini juga dibuktikan dengan suatu peristiwa dimana Rasulullah SAW tidak bersedia menerima tawaran jasa dari Abu Hurairah. Saat itu Abu Hurairah bermaksud membawakan barang milik Rasululullah SAW yang baru saja beliau beli di pasar. Kepada Abu Hurairah, Rasulullah SAW mengatakan: “Pemilik sesuatu barang lebih berhak membawa barang miliknya. ”

Ketidakbersediaan Rasulullah SAW untuk dilayani tersebut menunjukkan bahwa beliau tidak suka merepotkan orang lain sementara beliau masih mampu melakukannya sendiri. Hal ini karena tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah sebagaimana hadits di atas.

sumber :  www.langitan.net

BERKAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW


Alhamdulillah, puji syukur kita kehadirat Allah Swt atas limpahan nikmat serta hidayah, petunjuk Nya yang dengannya kita diberi kemudahan menuntun hati untuk tunduk dan patuh kepada Nya, menjalankan segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya.

Diantara kasih sayangnya Allah ialah memudahkan kita untuk menuju ke tempat yang diridhoi Nya ini. Allah senantiasa menuntun hati kita ditengah kesibukan dan aktifitas mengejar kehidupan dunia dan perhiasannya. Dalam keadaan demikian Allah Swt masih menggerakkan hati kita melangkah ke masjid untuk menjawab panggilan dan seruan Allah. 
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ َ ﴿٩

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru kepada kalian untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allâh dan tinggalkanlah jual beli.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ، ثَلَاثًا، مِنْ غَيْرِ ضَرُورَةٍ، طَبَعَ اللهُ عَلَى قَلْبِهِ

“Siapa yang meninggalkan jumatan 3 kali, bukan karena darurat, Allah akan mengunci hatinya.”

Ketika hati seseorang sudah dikunci mati, dia menjadi kebal hidayah. Seberapapun peringatan yang dia dengar, tidak akan memberikan manfaat dan tidak akan menggerakkan hatinya. Seolah dia terhalang untuk bertaubat.

Sebagaimana kita mengetahui bahwa kelahiran Junjungan kita, Rasulullah Saw yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awwal di waktu terbitnya fajar. Dan kita pun mengetahui bahwa ada beberapa orang perempuan yang sangat berperan di dalam kelahiran dan kelangsungan kelahiran Beliau Saw. Yang mana kejadian-kejadian itu mengandung makna dan mengandung rahasia-rahasia yang jikalau digali tidak akan ada habisnya.

Sebagaimana kita mengetahui bahwa Rasulullah Saw di lahirkan oleh seorang ibu yang bernama Aminah dan kelahiran Beliau itu dibidani oleh seorang perempuan yang bernama Assyifa atau Assyafa. Dibantu oleh seorang perempuan budak yang bernama Tsuwaibah dan lagi disusui oleh seorang perempuan yang bernama Halimah Assa’diyyah.

Nama-nama yang tersebut itu bukan tanpa arti. Bukan tanpa rahasia. Semua nama-nama perempuan yang mulia itu mengandung makna, mengandung arti yang kita dapatkan makna-maknanya itu, sewaktu kita memperingati kelahiran Junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw.
Para Ulama dan Hukama mengatakan bahwa Aminah itu artinya adalah aman tentram. Assyifa artinya kesembuhan, kesembuhan dari berbagai macam penyakit. Tsuwaibah artinya adalah pahala. Perempuan yang menyusui Rasulullah Saw itu bernama Halimah Assa’diyyah. Sa’diyyah artinya adalah keberuntungan.
Makna yang disimpulkan dari empat nama itu adalah bahwa dengan memperingati lahirnya Junjungan kita, Nabi Besar Muhammad Saw kita akan mendapatkan empat macam itu.

Kita memperingati kelahiran Nabi, kita akan mendapatkan empat perkara.

Yang pertama kita mendapatkan aminah, mendapatkan keamanan dan ketentraman.

Kedua mendapatkan Assyifa, mendapatkan kesembuhan dari berbagai macam penyakit.

Yang ketiga, tsuwaibah, kita mendapatkan pahala.

Yang keempat kita mendapatkan sa’diyyah, keberuntungan.

Harapan kita, permohonan kita kepada Allah dengan memperingati kelahiran Nabi Saw, kita mendapatkan empat macam tadi. Keamanan-ketentraman, kedamaian, kesembuhan dari berbagai macam penyakit, pahala yang besar disisi Allah Swt, serta keberuntungan dunia dan akhirat.

Rasulullah Saw itu dilahirkan pada waktu terbitnya fajar. Ini menggambarkan, mengisyaratkan kepada kita bahwa kelahiran Beliau Saw di muka bumi ini adalah membawa cahaya.

Dengan ini, apabila kita membaca, memperingati kelahiran Beliau Saw, yang mana Beliau itu lahir di waktu fajar, kita berharap bahwa kita akan mendapatkan cahaya dari Allah Swt. Kita akan mendapatkan nur yang menerangi hati kita. Yang selama ini gelap dengan berbagai dosa dan kesalahan.

Kemudian bahwa Rasulullah Saw itu lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal.

Kenapa Rasulullah lahir tanggal 12 Rabiul Awwal.? Tidak 1 Rabiul Awwal, tidak tanggal 2, tidak tanggal 25 Rabiul Awwal.?

Tapi Allah memilih bahwa Rasul ini lahir tanggal 12 Rabiul Awwal. Itu menggambarkan, mengisyaratkan bahwa yang lahir ini akan membawa satu ajaran, akan memabawa satu agama yakni islam yang mana ajaran islam itu berpokok pada 12 perkara. Yang akan mengajarkan kepada manusia 12 perkara.

Pertama rukun iman yang ada 6 (enam)
Kedua rukun islam yang 5 (lima)
Dan yang ketiga rukun ihsan yang 1 (satu)

Rukun iman yakni iman kepada Allah, beriman kepada Malaikat, beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah, beriman kepada para Rosul, beriman kepada hari kiamat dan yang keenam beriman pada qodho’ dan qodar Allah.

Inilah yang diajarkan, yang dibawa oleh Junjungan kita Rasulullah Saw.

Adapun rukun islam adalah mengucap dua kalimat syahadat, mendirikan sholat, puasa, zakat dan haji bagi yang mampu.

Kemudian yang ke 12 adalah ihsan adapun rukunnya ada 1 (satu) yakni

أَنْ تَعْبُدَ اللهْ - كَأَنَّكَ تَرَاهْ

Bahwa engkau menyembah Allah, seolah-olah engkau itu melihat Allah.

فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهْ – فَإِنَّهُ يَرَاكْ

Jikalau engkau tidak bisa demikian, yakni melihat Allah, maka sesungguhnya Allah melihat engkau.

Jadi, Rasulullah yang lahir tanggal 12 Robiul Awwal itu adalah mengajarkan kepada umat manusia tentang 12 perkara tadi.

Maka,, dengan memperingati maulid Nabi, memperingati kelahiran Junjungan kita Nabi Saw yang lahir pada 12 Robiul Awwal itu kita berharap, berdoa, memohon kepada Allah Swt, berkat pelaksaan peringatan maulid Nabi ini, kita bisa mengamalkan apa-apa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, terutama yang 12 perkara tadi. Sehingga kita bisa beriman dengan sebenar-benar beriman, kita islam sebenar-benar islam dan kita ihsan dengan sebenar-benar ihsan.

Peringatan maulid Nabi akan membawa berkah, membawa keamanan, membawa kedamaian, mendatangkan kesembuhan, mendatangkan pahala, mendatangkan keberuntungan. Peringatan Maulid Nabi mendatangkan cahaya di hati kita, hidayah, taufiq kepada kita untuk bisa mengamalkan apa yang diajarakan oleh Rasulullah Saw.

Maulid Nabi yang membawa berkah-berkah seperti demikian itu apabila peringatan maulid Nabi tersebut dilaksanakan dengan beberapa persyaratan yang mesti dijaga.

Bila syarat pelaksanaan maulid Nabi itu diabaikan, maka peringatan maulid Nabi tidak akan membawa berkah apa-apa.

Apa yang mesti kita perhatikan setiap kita melaksanakan peringatan maulid Nabi Saw.?

Pertama, kita memperingati maulid Nabi ini karena apa?

Bila tiba bulan Robiul Awwal, berbondong-bondong orang merayakan maulid Nabi. Menghabiskan uang, mengbuang tenaga, waktu dan sebagainya, tak lain tujuannya, niat dan motivasinya adalah untuk menjunjung perintah Allah Swt.

Di mana Allah memerintahkan?
Al Qur’an di dalam banyak ayat menyatakan,

أُذْكُرُوْا نِعْمَةَ الله – أُذْكُرُوْا نِعْمَتِي

Ingatlah nikmat-nikmat Allah – ingatlah nikmat-nikmatKu.

Tidak diragukan lagi jika Rasulullah adalah lebih agung-agungnya rahmat, lebih agung-agunya nikmat Allah kepada umat manusia, bahkan seluruh alam semesta.

Al-Imam al-Muhaddits as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki mengatakan :

إِنَّ أَوَّلَ الْمُحْتَفِلِيْنَ بِالْمَوْلِدِ هُوَ صَاحِبُ الْمَوْلِدِ وَهُوَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا جَاءَ فِي الْحَدِيْثِ الصَّحِيْحِ الَّذِيْ رَوَاهُ مُسْلِمٌ لَمَّا سُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ الْإِثْنَيْنِ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ، فَهَذَا أَصَحُّ وَأَصْرَحُ نَصّ فِي مَشْرُوْعِيَّةِ الْإِحْتِفَالِ بِالْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ الشَّرِيْفِ، وَلَا يُلْتَفَتُ اِلَى قَوْلِ مَنْ قَالَ إِنَّ أَوَّلَ مَنِ احْتَفَلَ بِهِ الْفَاطِمِيُّوْنَ، لِأَنَّ هَذَا إِمَّا جَهْلٌ أَوْ تَعَامٍ عَنِ الْحَقِّ.

Sesungguhnya pertama kali yang merayakan maulid adalah Sang empunya maulid itu sendiri, yaitu Rasulullah Saw. Sebagaimana diterangkan dalam hadits shahih riwayat imam Muslim ketika Rasul ditanya tentang anjuran puasa di hari Senin, Beliau Saw menjawab; “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan”. Ini adalah sekuat dan sejelas-jelasnya nash dalil yang menjelaskan anjuran maulid Nabi yang mulia. Tidak dapat dijadikan pijakan pendapat yang mengatakan bahwa pertama kali yang merayakan maulid adalah dari dinasti Fathimiyyah. Sebab pendapat tersebut tidak lepas dari ketidaktahuan atau berpura-pura tidak tahu akan fakta yang sebenarnya”.

Maka dorongan atau motivasi kita memperingati kelahiran Nabi ini adalah bagian dari mengingat nikmat Allah.

Dan dengan harapan menambah cinta, mahabbah kita kepada Rasulullah Saw. Sehingga tiap saat, hari, bulan, cinta kita semakin bertambah. Makin dekat ajal kita, makin dekat akhir umur kita, makin dekat mati, makin tambah mahabbah cinta kita kepada Rasulullah Saw. Dan pada akhirnya kita berada di puncak mahabbah kepada Rasulullah Saw. Yang Beliau bersabda,

لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّ أَكُوْنَ أَحَبَّ اِلَيْهِ مِنْ أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ

Tidak sempurna keimanan kalian, sehingga aku lebih dicintainya daripada anak istrinya, orang tuanya, hartanya, bahkan dirinya sendiri dan dari seluruh manusia.

Dan inilah yang dimaksud dengan hadits Rasulullah Saw,

Berapa banyak syuhada, berapa banyak orang syahid, tapi mereka mati di atas ranjang yang empuk. Berapa banyak ummatku yang meninggal dunia sebagai syahid, padahal dia meninggal di atas ranjang yang empuk.

Maksudnya adalah orang ini tidak ikut berperang dengan Rasulullah, tidak ikut berjuang dengan Rasulullah, tapi hatinya berada pada puncak mahabbah dengan Rasulullah Saw dan mati dalam keadaan demikian.

Yang kedua supaya maulid Nabi ini mendatangkan berkah bahwa di dalam pelaksaan maulid, pelaksaan peringatan kelahiran Nabi itu tidak ada hal-hal yang dianggap oleh agama sebagai ‘munkarot’, sebagai perbuatan maksiat.

Kita memperingati maulid Nabi dalam keadaan yang sangat bagus menurut pandangan agama. Jangan sampai ada masuk dalam peringatan maulid Nabi itu hal-hal yang berbau maksiat., mengumbar aurat. Kerena di dalam hukum agama kita, bagaimanapun perbuatan taat itu kalau ada mengandung maksiat, maka yang diutamakan adalah menghindari maksiat.

Semua kegiatan yang kita laksanakan itu adalah murni yang dicintai Allah dan Rasulullah Saw. Tidak ada yang dimurkai, yang tidak disukai Allah dalam rangkaian pelaksanaan maulid tersebut.

Yang ketiga, pelaksanaan maulid itu jangan sampai melalaikan kita dari kewajiban-kewajiban agama. Sebab memeriahkan acara maulid sholat asar sampai ke maghrib, maghrib sampai ke isya, sholat jadi tidak karuan. Maka maulid yang demikian tidaklah mendatangkan berkah sama sekali, melaikan mendatangkan ancaman dan kemurkaan Allah Swt.

Jangan sampai dalam pelaksaan maulid Nabi itu melalaikan apa yang diwajibkan oleh Allah.

Yang keempat..kalau peringatan maulid Nabi itu memerlukan dana, atau apapun, maka diambil dari min halaliin, mesti dari yang halal.

Jadi, bila kita memperingati kelahiran Nabi, kapanpun, bukan hanya di bulan maulid, di bulan apapun jika kita memperingatinya dengan empat syarat tadi, maka insya Allah akan mendatangkan berkah yang tersebut di atas tadi.

AMALIYAH REBO WEKASAN

AMALIYAH REBO WEKASAN

(Hari Rabu Terakhir Bulan Shafar)
Tahun ini besok Rabu Wage, 15 Nopember 2017/26 Shafar 1439 H.

وَقَالَ الْعَلَّامَةُ الشَّيْخُ الدَّيْرَبِيُّ فِيْ مُجَرَّبَاتِهِ

Al Allamah Syeikh Ad Dairabi berkata:

فَائِدَةٌ

FAIDAH

ذَكَرَ بَعْضُ الْعَارِفِيْنَ مِنْ أَهْلِ الْكَشْفِ وَالتَّمْكِيْنِ أَنَّهُ يَنْزِلُ فِيْ كُلِّ سَنَةٍ ثَلَاثُمِائَةِ أَلْفِ بَلِيَّةٍ وَعِشْرُوْنَ أَلْفًا مِنَ الْبَلِيَّاتِ، وَكُلُّ ذَلِكَ فِيْ يَوْمِ الْأَرْبِعَاءِ الْأَخِيْرِ مِنْ صَفَرَ؛ فَيَكُوْنُ ذَلِكَ الْيَوْمُ أَصْعَبَ أَيَّامِ السَّنَةِ؛

Sebagian orang yang ma’rifat dari ahli kasyaf dan tamkin menyebutkan: setiap tahun, turun 320.000 cobaan. Semuanya itu pada hari Rabu akhir bulan Shafar, maka pada hari itu menjadi sulit-sulitnya hari di tahun tersebut.

فَمَنْ صَلَّى فِيْ ذَلِكَ الْيَوْمِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ، يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ مِنْهَا بَعْدَ الْفَاتِحَةِ سُوْرَةَ (إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ) سَبْعَ عَشْرَةَ مَرَّةً وَالْإِخْلَاصِ خَمْسَ مَرَّاتٍ، وَالْمُعَوِّذَتَيْنِ مَرَّةً مَرَّةً، وَيَدْعُوْ بَعْدَ السَّلَامِ بِهَذَا الدُّعَاءِ حَفِظَهُ اللهُ تَعَالَى بِكَرَمِهِ مِنْ جَمِيْعِ الْبَلَايَا الَّتِيْ تَنْزِلُ فِيْ ذَلِكَ الْيَوْمِ، وَلَمْ تَحُمْ حَوْلَهُ بَلِيَّةٌ مِنْ تِلْكَ الْبَلَايَا إِلَى تَمَامِ السَّنَةِ

Barang siapa shalat pada hari itu 4 rakaat, yang mana setiap satu rakaat sesudah surat Al Fatihah dia membaca:

- Surat Innaa A’thainaakal Kautsar 17 kali
- Surat Al Ikhlash 5 kali
- al Mu’awwidzatain (Surat Al Falaq dan Surat Annaas) masing-masing satu kali

Maka Allah Ta’ala dengan kemurahan_Nya menjaga orang tersebut dari semua bala` yang turun pada hari itu, dan satu bala` dari bala` - bala` tersebut tidak mengitarinya sampai akhir tahun.

وَالدُّعَاءُ الْمُعَظَّمُ هُوَ

Doa yang agung tersebut ialah:

بِسْــمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Dengan menyebut asma Allah Yang maha Pengasih lagi Maha Penyayang

وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ،

Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan salawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad dan atas keluarga serta para sahabat beliau

اَللّـٰـهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوٰى ، وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ ، يَا عَزِيْزُ ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ ، اِكْفِـنِيْ مِنْ شَرِّ جَمِيْعِ خَلْقِكَ ، يَا مُحْسِنُ ، يَا مُجَمِّلُ ، يَا مُتَفَضِّلُ ، يَا مُنْعِمُ ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لآَ إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ ، اِرْحَمْنِيْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya Allah Wahai Yang Maha Kuat kekuatan-Nya, wahai Yang sangat rekadaya-Nya, wahai Yang Maha Perkasa yang mana kepada keperkasaan-Mu tunduklah segala makhluk, cukupkanlah aku dari segala makhluk-Mu, wahai Yang Maha Baik, wahai Yang Maha Memperindah, wahai Yang Maha Memberi karunia, wahai Yang Maha Memberi nikmat, wahai Yang Maha Memulyakan, wahai Yang tiada Tuhan selain Engkau, kasihilah aku dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.

اَللّـٰـهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِـيْهِ وَأُمِّـهِ وَبَنِيْـهِ اِكْفِـنِيْ شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ . يَا كَافِيْ (فَسَـيَكْفِيْـكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ) ، وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Ya Allah, dengan rahasia yang ada pada sayyid Hasan, saudaranya (Sayyid Husein) , kakeknya (Nabi Muhammad shallallaahu ‘Alaihi wasallam) , ayahnya (sayyidina Ali) ,ibunya (Sayyidah Fathimah), serta keturunannya jauhkanlah hamba dari keburukan hari ini dan keburukan yang turun di dalamnya, wahai Dzat Yang mencukupi

( Allah akan mencukupi kamu sekalian dan Allah Maha mengetahui lagi Maha mendengar).

Dia adalah sebaik-baik Dzat Yang mencukupi dan menguasai, tiada daya dan kekuatan selain hanya dari Allah yang maha Agung dan maha Luhur

وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آٰلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Dan semoga Allah Ta'ala mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kita Nabi
Muhammad beserta keluarga dan para shahabat beliau

4 JANJI ALLAH DALAM AL - QUR'AN


لئن شكرتم لآ زيدنكم

"Jika kalian bersyukur maka aku tambahkan nikmatku untuk kalian { Ibrahim ayat 7 }

فاذكروني اذكركم

Maka ingatlah KEPADA-KU, Akupun akan ingat kepada-MU { Al-baqoroh ayat 152

أ دعوني أ ستجب لكم

" berdo'alah kepada - KU , niscaya Aku perkenankan Bagimu { Ghofir ayat 60 }

وماكان الله معذبهم وهم يستغفرون

" Dan tidaklah { Pula } Alloh akan menghukum mereka , sedang mereka { Masih } memohon ampunan { Al-anfal ayat 33 }

Kapan Ujian Hidup Akan Berakhir???

Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, manusia selalu menghadapi dua keadaan silih berganti. Suatu saat merasakan keadaan suka, saat lain merasakan duka. Pada saat bahagia terkadang manusia menjadi lupa. Sebaliknya saat duka mendera, sering kali manusia berkeluh kesah.

Bagi hamba Allah SWT yang beriman, hidup adalah ujian. Selama hidup, selama itulah kita diuji oleh Allah SWT. Firman Allah dalam QS. Al Mulk Ayat: 2 :

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun"


Sejatinya kehidupan ini adalah ujian / cobaan, sehingga akan diketahui kelak siapa orang yang paling baik amal perbuatannya. Dengan demikian, seluruh yang terkandung dalam hidup ini adalah ujian. Jadi, senang-sedih, bahagia-sakit, kenyang-lapar, haus-kembung, kaya-miskin, cantik-buruk dan lain sebagainya tidak lebih dari pada ujian.

Seseorang akan diuji dengan apa yang mereka memiliki. Ketika seseorang memiliki ilmu, maka dia akan diuji dengan ilmu tersebut sejauh mana ilmu itu bermanfaat, sebab ia mempunyai tanggung jawab yaitu menyampaikan ilmunya, menasihati. Kita harus senantiasa berhati-hati dengan laku ini. Karena apa............??? Salah satu perbuatan yang Allah kecam adalah seseorang yang mengatakan sesuatu padahal ia tidak melakukannya. Kebencian Allah sangat besar terhadap golongan ini.

Firman Allah SWT,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ (٢) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ

Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan - See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-ash-shaff-ayat-1-14.html#sthash.sHaUQO2I.dpuf
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
(itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-shaf 2-3)

Misalkan, orang menasihati orang lain, maka sebenarnya nasihat itu kembali kepada diri sendiri. Ketika seseorang menasihati orang lain. Jangan marah…! Maka setelah itu Allah memberi satu kejadian yang akan menguji dia apakah dia akan marah atau tidak dalam menghadapi hal tersebut. Bisa jadi setelah seseorang menasihati orang untuk berderma, kemudian Allah mengirim peminta-minta kepada dia untuk menguji kedermawanannya. Yah demikianlah Allah menguji dan mendidik hambanya, supaya Hamba-Nya lulus mendapat derajat khalilullah, sahabat Allah, derajat orang-orang yang taqwa yang lulus dengan peringkat memuaskan. Ketika seseorang mempunyai kedudukan di lingkungan sosial, dia akan diuji dengan sejauh mana kedudukannya itu mampu menyejahterakan orang lain.

Ketika seseorang mempunyai harta maka dia akan diuji dengan sejauh mana ia mampu mendistribusikan hartanya kepada orang lain..?Sejauh mana harta itu bisa menyejahterakan keluarga, orang-orang lain yang membutuhkan. Begitu pula sebaliknya ketika seseorang tidak mempunyai kekayaan dan hidup dalam kekurangan, kehidupan seperti ini juga adalah ujian, sejauh mana ia mencari rezki Tuhan, sejauh mana dia berusaha dan berjuang merubah nasib, secara personal dan juga sosial, dan sejauh mana dia mampu menerima keadaan itu dengan penuh tawakal dan Ikhlas.”….. Allah tidak mungkin salah memilih orang….. siapa dan apa bentuk ujiannya……. Pemberian Allah ujian dan nikmatNya tidak dapat diperdebatkan! Menjadi pilihanNya, adalah anugerah, syukurilah! Tidak semua orang seberuntung orang yang mendapat ujian ….. Allah ingin mengangkat derajat orang yang diuji, keimanan dan ketaqwaannya…….” Yakinlah ketika ALLAH memberikan ujian ….. pasti disertai dengan jalan keluarnya. Bersabarlah…….! Fa Inna Ma’al usri Yusra…Sesungguhnya bersama kesulitan selalu ada kemudahan.

Itulah ujian yang terkadang menimpa kita. Akan tetapi yakinlah bahwa Tuhan, Allah SWT menguji umatnya sesuai dengan kadar kemampuannya masing-masing لا يكلف الله الا وسعها QS. Al-Baqarah Ayat (286). Semakin tinggi tingkat kehidupan seseorang, maka semakin tinggi tanggung jawab dia. Semakin tinggi tanggung jawab, semakin tinggi ujian Tuhan berikan. Semakin tinggi jabatan, semakin tinggi tanggung jawab dan ujian. Semakin tinggi suatu pohon tumbuh semakin kencang angin menerpanya. Kurang lebih seperti itu kata pepatah.

Ujian, adalah bentuk kasih sayangNya dan hanya bisa dirasakan oleh orang yang dipilihNya. Karena Allah, ingin menguatkan kelemahan hamba yang disayangiNya. , ikhlas tawakal dan kesabaran yang kokoh amatlah dibutuhkan oleh seorang hamba dalam menghadapi badai cobaan yang menerpanya. Ujian demi ujian, badai demi badai hadapilah dengan ikhlas. Tawakal kepada Allah dan yang penting adalah bersabarlah … Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian dan cobaan yang dialaminya.”… Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146) والله يحب الصا برين

Kapan selesainya ujian ini…….? Kapan…… Ujian ini berakhir…..? Di dalam surah al-Mulk dijelaskan bahwa Allah “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Al-Mulk ayat 2)

Allah yang menciptakan mati dan hidup, maka al maut kalimat itulah yang diawalkan oleh Allah SWT. Penutupan ujian itu adalah pada saat kita meninggal, ketika kita meninggal dunia berarti seluruh soal-soal ujian sudah selesai,’’ Kita sudah tidak shalat lagi, tidak harus tadarus al-Quran lagi, tidak lagi harus mendidik istri dan anak ‘’ Sudah tertutuplah ujian. Akan tetapi tidak berarti kita harus mati agar ujian usai karena Allah melarang seseorang untuk bunuh diri bahkan Allah SWT sangat menyayangi hambanya (An-Nisa Ayat 29).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."

Marilah kita menjadi muslim dan Mukmin dengan menganggap baik segala ketentuan Allah. Jika kesusahan itu menimpanya, maka dia bersabar atas ketentuan-ketentuan Allah dan senantiasa menanti pertolongan-Nya serta mengharapkan pahala Allah. Semua itu merupakan perkara yang baik baginya dan dia memperoleh ganjaran kebaikan selaku orang-orang yang bersabar.

Jika kesenangan itu mendatanginya, baik berupa kenikmatan agama; seperti ilmu, amalan shalih dan kenikmatan dunia; seperti harta, anak-anak dan keluarga, maka dia bersyukur lagi menjalankan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla.

Oleh karena itu, seorang mukmin memperoleh dua kenikmatan, yaitu: kenikmatan agama dan dunia. Kenikmatan dunia diperoleh dengan kesenangan dan kenikmatan agama diperoleh dengan bersyukur. Maka inilah kondisi seorang mukmin.

Semoga Allah SWT menjadikan kita semua sebagai hamba-hambanya yang lulus dari ujian. Amin ya mujibas sailin. والله أعلم بالصواب



Sumber: www.dakwatuna.com/

Apa yang Harus Aku Lakukan....??? Berkata Baik atau Diam !!!

Lidah di sini tentulah sebagai symbol dari kata atau ucapan. Artinya, kata – kata atau ucapan yang dikeluarkan dari mulut haruslah diawasi jangan sampai menggoncangkan suasana, menggelisahkan masyarakat atau Negara. Bagaimana lidah diawasi seketat mungkin agar tidak mengucapkan yang batil, yang tidak benar. Ini karena lidah sebagai alat komunikasi sangat berperandalam kehidupan seseorang. Lidah bias difungsikan untuk yang baik atau untuk yang jahat. Bila salah menggunakan lidah, ia bias membawah kepada kefatalan yang berbahaya. Sebaliknya, lidah bias pula difungsikan untuk berbagai nilai kebaikan. Karena itu, untuk menjaga ketenangan batin dan masyarakat, lidah harus diawasi benar – benar agar tidak menimbulkan kekacauan dan musibah.

Dalam berbagai hadist, Nabi Muhammad SAW. Sering kali mengingatkan agar setiap orang mengawasi lidahnya. Antara lain, Nabi bersabda,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ. [رواه البخاري ومسلم]

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia mengatakan yang baik atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dari pada mengatakan yang tidak baik, lebih baik diam! Itulah pesan Nabi saw. kepada umatnya. Dalam hadispun diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw. Tidak berbicarakecuali yang hak (benar). Sejak kecil, beliau telah dikenal dengan Al Amin, tak perna berkata bohong. Orang yang terlalu banyak bicara selalu terpeleset kepada kata – kata yang tidak baik.

Kata – kata yang tak enak atau tak benar akan meninggalkan kesan yang tak baik pula di telinga atau di hati pendengarnya. Biasanya, orang yang tak bisa menguasai lidahnya tak bisa menguasai hati atau emosinya. Orang yang jiwanya tak tenang, pembicaraannya juga selalu tak menentu. Karena itu, membiasakan berbicara baik dan damai dapat menerangkan hati dan kedamaian di masyarakatpun akan tercipta.

Seseorang selalu banyak terkesan terhadap apa yang diucapkan orang lain kepadanya. Terkadang harga dan nilai ucapan jauh lebih mahal dan tinggi dari pemberian yang bersifat materi.

Allah SWT berfirman,

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَا أَذًى ۙ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Al-Baqarah : 262)

Tak jarang pula, lidah yang didak dijaga dapat menimbulkan malapetaka bagi umat manusia. Terkadang, terjadi pertengkaran antara satu keluarga dengan keluarga lain karena diawali dari lidah. Nabi Muhammad menginformasikan bahwa kebanyakan orang terjerumus ke neraka nanti disebabkan oleh ulah lidanya.

Untuk menenangkan situasi, menentramkan Qolbu, menumbuhkan kemesraan dan kedamaian di tengah – tengah kehidupan ini, setiap orang haruslah mengawasi dan menjaga lidahnya serta menjaga ucapannya.


Semoga Bermanfaat

5 The advice of the Taurat

5 The advice of the Taurat

Al-Hasan Al-Basri (may Allah give mercy to him), he said;

مكتوب في التوراةخمسة احرف, ان الغنية في القناعة وان السلامة في العزلة, وان الحرمة في رفض الشهوات, وان التمتع في ايام طويلة, وان الصبر في ايام قليلة

"Written in the law of five letters, which is actually located in qona'ah adequacy, safety actually means to be in 'solitude, the real privilege to be in the abandonment of lust, real pleasure to be in the days long, and indeed patience is within days a little."

Qona'ah, fast with the part of God, and keep it that way if you do not get something that is expected. Solitude, is to deliberately isolate themselves from human relations. While patient here, is the persistence of the load when performing religious orders, dogged by misfortune and load while avoiding the ban on religion.


Source; Nashoihul 'Ibad book

Mensyukuri Nikmat

Syukur merupakan rasa terimakasih kepada Allah atas segala nikmat. Atas makanan yang dilimpahkan Allah, nafas yang terus dihembuskan, kemerdekaaam atas penjajahan. Terlebih nikmat iman dan islam kita.

Allah memerintahkan kepada kita untuk mensyukuri atas nikmat-Nya :

Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

Tanda kita mensyukuri nikmat adalah menggunakan segala nikmat Allah pada jalan yang diperintah-Nya. Seperti contohnya: jika kita dianugerahi kekuatan badan, maka kekuatan itu kita gunakan untuk beribadah, bekerja, menuntu ilmu, menolong orang dan lain sebagainya. Dan termasuk bukti mengingkari nikmat adalah dengan menyia-nyiakannya.

Bulan agustus adalah bulan istimewa bagi bangsa indonesia. Karena pada bulan ini, bangsa kita telah dinyatakan merdeka dari penjajahan yang sangat lama, yaituu tiga setengah abad lebih. Merdeka berarti kita bebas dalam mengatur dirim mengelola hasil alam, dan merencakan kehidupan.

Pada pendiri bangsa ini telah menyadari bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah dari penjajah atau murni hasil perjuangan rakyat pribumi tapi adalah karunia Allah. Oleh karena itu, dalam pembukaan Undang-undang Dasar 45 dijelaskan. “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

Dari kutipan diatas, maka bisa dipahami betapa para pendahulu bangsa ini telah mengajari kita untuk mengembalikan anugerah kemerdekaan kepada Allah. Para pendahulu sadar bahwa sekuat apapun keinginan dan usaha untuk menolak penjajah tapi kalau tidak mendapat pertolongan dari Allah, maka akan sia-sia. Tetapi atas anugerah Allah, meski hanya dengan bambu runcing, bangsa ini bisa mengalahkan para penjajah yang memakai senjata-senjata canggih.


Sumber diambil dari : Majalah Langitan Edisi 52
http://langitan.net/?p=3183 ( diakses pada : hari Ahad Kliwon, 2 Nopember 2014)

Jangan Terbujuk Dengan Pujian Semu

Oleh: KH. Ubaidillah Faqih

Sebagai seorang muslim –yang taat- kalimat hamdalah akan selalu terucap manakala ia mendapatkan suatu nikmat. Hamdalah –ucapan al-hamdu lillah yang berarti “segala puji hanya untuk Allah”– merupakan ungkapan rasa syukur atau rasa terima kasih seorang manusia atas karunia dan nikmat Allah SWT.

Pengucapan hamdalah merupakan manifestasi rasa syukur secara lisan, disertai ketulusan hati dan kesadaran bahwa semua nikmat yang diterima hakikatnya dari Allah SWT.

Segala puji yang dimaksud adalah,

pertama; Qadim ala al-Qadim (pujian Allah terhadap dzat-Nya sendiri) seperti kalimat dalam surat Al-Baqarah : 30, yang artinya“Sesungguhnya Aku lebih tau apa yang tidak kalian ketahui”.

Kedua, Qadim ala al-hadits (pujian Allah terhadap makhluk-Nya) sebagaimana Allah Ta’ala memuji hambaNya dalam QS. Al-Qalam : 4, “Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar di atas budi pekerti yang luhur.”

Ketiga, Hadits ala al-Qadim (pujian makhluk kepada Allah). Sebagai umat Islam tentunya harus senantiasa melakukan pujian ini entah itu dalam ritual shalat, wirid atau dalam keadaan bagaimanapun. Semisal ucapan kita “Ya Allah.. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang.”

Keempat, Hadits ala al-hadits (pujian makhluk kepada sesama makhluk). Faktor yang mendorong seorang manusia memuji orang lain adalah karena mereka melihat kebaikan dan keistimewaan yang ada pada diri orang yang dipuji, namun adanya pujian tidaklah menunjukkan bahwa seseorang yang dipuji memang benar-benar berhak atas pujian itu.

Semua orang hampir pernah mendapat pujian. Dalam posisi ini, manusia sering terkecoh, bahwa sebenarnya pujian tersebut juga milik Allah. Seperti dikatakan pada kita “Kamu memang anak cerdas.” Sepintas, dengan logika sederhana, pujian tersebut adalah teruntuk kita. Tapi tidakkah kita sadari, siapakah yang menciptakan diri kita? Siapa pula yang meletakkan kecerdasan pada diri kita? Inilah yang disebut dengan pujian semu, karena pada dasarnya pujian tersebut mutlak milik Allah Sang Maha Pencipta.

Perlu diketahui pula bahwa sebenarnya pujian-pujian atau sanjungan yang teralamatkan kepada kita adalah sebagai pembuktian bahwa Allah SWT telah menyembunyikan aib kita dari mata manusia lain. Lalu sebagai gantinya, Allah menampakkan secuil kebaikan yang dititipkan dalam diri kita. Maka, hal yang harus dilakukan adalah koreksi diri dan selalu mengingat aib dan dosa-dosa yang telah ditutupi Allah. Akhirnya diri akan merasa malu apabila menerima pujian-pujian semu yang sebenarnya tidak menjadi hak kita. Allahummastur ‘auraatinaa…

Disarikan dari pengajian Mandzumah Hidayah al-Adzkiya’ ila Thariq al-Auliya’ karya Syaikh Zainuddin al-Malibary.

http://majalahlangitan.com/jangan-tebujuk-dengan-pujian-semu/

Ilmu Yang Disampaikan dan Yang Dirahasiakan

Khazanah ilmu yang disimpan oleh seseorang, dan apa apa yang diomongkannya ; menjadikan orang terbagi dalam 3 kategori;

Pertama, yang diomongkan lebih banyak dari apa yang diketahuinya. Tahu sedikit, tapi bisa bicara banyak tentang hal tersebut. Mungkin dengan cara diolah, diberi tambahan sana sini, sehingga mengesankan kepada orang lain seakan dirinya menguasai dan tahu banyak tentang suatu hal. Padahal mungkin tidak demikian. Ia cuma tahu sebagian kecil. Ini masuk dalam kategori "Si Pendusta".

Kedua, yang diomongkan yaa yang diketahuinya. Semua yang dimongkan sama dengan kadar ilmu yang dikuasainya. Ibarat, yang diketahui 10, yaa yang diomong juga 10. Tidak ada lebih atau kurang. Ini kategori "Si Bodoh".

Ketiga, yang diungkapkan jauh lebih sedikit dibanding dengan ilmu yang disimpannya. Orang begini tahu dan bisa memilah mana yang bermanfaat dan mana yang sia-sia, dan ia memilih hanya bicara yang bermanfaat saja. Orang begini tahu kapan saat tepat suatu ilmu itu diungkapkan, kepada siapa yang pas, serta bagaimana cara hingga jadi baiknya semua.Dirinya menyimpan rapat-rapat akan ilmu yang menurutnya memang harus disimpan. Dan yang disimpannya itu jauh lebih banyak. Jauh lebih banyak ketimbang yang diomong. Simpanan atau rahasia itu datangnya bisa dari Gurunya, para Wali, atau langsung dari Allah SWT. Inilah kategori "Si Alim" atau Ulama. Itulah sebabnya, jika seorang Ulama dipanggil menghadap ke Haribaan Ilahi Robbi, maka saat itu pula berkuranglah ilmu di dunia ini. Yang berkurang bukanlah yang Beliau
tulis di kitab-kitabnya.Bukan pula yang sudah didawuhkannya. Yang berkurang ialah segenap ilmu yang disimpan dalam rahasia bathinnya. Maha suci Allah - Dzat yang memberikan keistimewaan-keistimewaan kepada para hamba yang dicintai-Nya.

(Dikutip dan dituangkan secara bebas dari Dawuh Romo YAI ASRORI AL ISHAQI RA)

Robbi Fanfa'naa BiHhii Wa Bi BarkatiHhiiWa Bi 'UluumiHhii Fid-Daaroiin. Aamiiin.Al-Faatihah .... !!

sumber; status fb imam subakti pada 5 maret 2014.

5 Dampak Buruk dari Kenyang

Dari Yahya bin Mu'adz Ar-Raazi, semoga Allah memberi rahmat kepadanya:

ﻣﻦ ﻛﺜﺮﺷﺒﻌﻪ ﻛﺜﺮﻟﺤﻤﻪ , ﻭﻣﻦ ﻛﺜﺮﻟﺤﻤﻪ ﻛﺜﺮﺷﻬﻮﺗﻪ ﻭﻣﻦ ﻛﺜﺮﺕ ﺷﻬﻮﺗﻪ ﻛﺜﺮﺕ ﺫﻧﻮﺑﻪ , ﻭﻣﻦ ﻛﺜﺮﺕ ﺫﻧﻮﺑﻪ ﻗﺴﺎ ﻗﻠﺒﻪ ﻭﻣﻦ ﻗﺴﺎ ﻗﻠﺒﻪ ﻏﺮﻕ ﻓﻰ ﺍﻓﺎﺕ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ وزينتها

"Barang siapa yang banyak kenyangnya, maka banyak dagingnya; barang siapa yang banyak dagingnya, maka besar syahwatnya; barang siapa yang besar syahwatnya, maka banyak dosanya; barang siapa yang banyak dosanya, maka keras hatinya; dan barang siapa yang keras hatinya, maka dia tenggelam dalam bahaya-bahaya dunia dan hiasannya."

Barang siapa yang banyak kenyangnya, maka banyak dagingnya. Berbeda dengan orang yang banyak makan sebab ketajaman dzikir. Hal ini tidak akan membahayakan karena sebagian dari para wali, thoriqotnya adalah banyak makan, karena cepat tercernanya makanan dengan panasnya bekas dzikir. Sesungguhnya bekas dzikir itu laksana api, berbeda dengan bekas sholawat kepada Nabi, yaitu sejuk.

Siapa saja yang banyak dagingnya, maka besar syahwatnya. Sedang perkara yang dapat memadamkan syahwat adalah lapar. Orang yang banyak syahwatnya, maka banyak dosanya, karena syahwat dapat menghalanginya dari Allah SWT. Orang yang banyak dosanya, pasti keras hatinya, sehingga tidak dapat menerima nasihat-nasihat. Barang siapa yang keras hatinya, maka dia tenggelam ke dalam bahaya dunia dan hiasannya.


sumber; kitab Nashoihul 'Ibad

Siapakah Orang Mulia dan Orang yang Bijaksana?

Bismillahirrahmaanirrahiim....

Segala puji bagi Allah, Tuhan yang telah menihtahkan ilmu sebagai sifat tertinggi diantara sifat-sifat yang sempurna. Aku bersaksi, sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, yang mengkhususkan hamba-hamba yang dikehendaki-Nya dengan berbagai kelebihan hikmah. Aku bersaksi, sesungguhnya Muhammad itu hamba dan Rosul-Nya yang diistimewakan dengan segala kesempurnaan sebagai hamba. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada junjungan kita, Muhammad SAW., keluarga, dan para sahabatnya serta orang-orang yang berbuat pada lintasan jalannya sehingga merekapun memperoleh kebaikan yang sempurna.

Orang mulia belum tentu orang yang kaya raya, orang yang tinggi pangkatnya, dan bukan pula orang yang kesana kemari selalu ada pengawalnya.

Orang bijaksana belum tentu orang yang ahli ceramah menghadiri pengajian kesana kemari, orang yang selalu duduk di mimbar masjid memberi khutbah setiap hari jum'at, dan bukan pula orang yang duduk di meja hijau yang menghakimi seseorang dan yang memutuskan hukuman. Tapi siapakah orang mulia dan orang yang bijaksana itu?

Dari Yahya bin Mu'adz r.a. ;

ﻣﺎﻋﺼﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻛﺮﻳﻤ, ﻭﻠﺎﺍﺛﺮﺍﻟﺪﻧﻴﺎﻋﻠﻰ الاخرةحكيم

"Orang mulia tidak berani berbuat maksiat pada Allah dan orang yang bijaksana tidak akan mementingkan dunia atas akhirat."

Orang yang mulia adalah orang yang baik perbuataanya, yang memuliakan dirinya dengan cara mempertebal ketaqwaan dan kewaspadaan dalam menghadapi maksiat.

Sedangkan orang bijaksana adalah orang yang tidak mendahulukan, mengutamakan dunia dan yang menahan nafsunya dari perbuatan yang menyeleweng dari petunjuk akalnya yang sehat.

Dari uraian singkat diatas, semoga dapat dijadikan pengingat bagi kita semua, agar kita tidak selalu membangga-banggakan kedudukan kita, dan agar kita tidak pernah merasa sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Aamiin....

5 Nasihat dari Kitab Taurat

Dari Al-Hasan Al-Bashri (semoga Allah memberi rahmat kepadanya), dia berkata;

ﻣﻜﺘﻮﺏ ﻓﻲ ﺍﻟﺘﻮﺭﺍﺓﺧﻤﺴﺔ ﺍﺣﺮﻓ, ﺍﻥ ﺍﻠﻐﻨﻴﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﻨﺎﻋﺔ ﻭﺍﻥ ﺍﻟﺴﻠﺎﻣﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺰﻟﺔ, ﻭﺍﻥ ﺍﻟﺤﺮﻣﺔ ﻓﻲ ﺭﻓﺾ ﺍﻟﺸﻬﻮﺍﺗ, ﻭﺍﻥ ﺍﻟﺘﻤﺘﻊ ﻓﻲ ﺍﻳﺎﻡ ﻃﻮﻳﻠﺔ, ﻭﺍﻥ ﺍﻟﺼﺒﺮ ﻓﻲ ﺍﻳﺎﻡ قليلة

"Ditulis dalam kitab Taurat lima huruf, yaitu sesungguhnya kecukupan berada dalam qona'ah, sesunguhnya keselamatan berada dalam 'uzlah, sesungguhnya kehormatan berada dalam meninggalkan syahwat, sesungguhnya kenikmatan berada dalam hari-hari yang panjang, dan sesungguhnya kesabaran berada dalam hari-hari yang sedikit."

Qona'ah, ialah puasa dengan bagian dari Allah, dan tetap seperti itu jika tidak mendapat sesuatu yang diharapkan. Uzlah, ialah sengaja mengasingkan diri dari pergaulan manusia. Sedangkan sabar disini, ialah ketabahan dalam menanggung beban selagi menunaikan perintah agama, dirundung musibah dan beban selagi menghindari larangan agama.


Sumber; kitab Nashoihul 'Ibad

Mengapa Rasulullah SAW Melarang Umatnya Kencing Sambil Berdiri?

Kencing atau bahasa halusnya buang air seni ini sudah bukan suatu hal yang asing lagi bagi umat manusia. Setiap manusia melakukan aktivitas ini untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh (mengeluarkan kotoran tubuh). Dalam melakukan aktivitas inipun kita dituntut melakukannya dengan benar dan sesuai aturan.

Hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ”anha, di mana beliau berkata,“Siapa yang bilang bahwa Rasulullah SAW kencing sambil berdiri, jangan dibenarkan. Beliau tidak pernah kencing sambil berdiri.”

Dari Aisyah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah kencing sambil berdiri semenjak diturunkan kepadanya Al-Quran.

Secara medis kencing berdiri adalah penyebab utama penyakit kencing batu pada semua penderita penyakit tersebut dan merupakan salah satu penyebab penyakit lemah syahwat bagi sebagian pria.

Secara agama, kebanyakan orang yang biasanya kencing berdiri kemudian mereka akan mendirikan shalat, ketika akan ruku’ atau sujud maka terasa ada sesuatu yang keluar dari kemaluannya, itulah sisa air kencing yang tidak habis terpencar ketika kencing sambil berdiri, apabila hal ini terjadi maka shalat yang dikerjakannya tidak sah karena air kencing adalah najis dan salah satu syarat sahnya shalat adalah suci dari hadats kecil maupun hadats besar.

Umumnya kita memandang ringan terhadap cara dan tempat buang air, mungkin karena pertimbangan waktu atau situasi dan kondisi yang mengharuskan (terpaksa) untuk kencing berdiri tanpa menyangka keburukannya dari sisi sunnah dan kesehatan. Orang dulu mempunyai budaya melarang anak kencing berdiri sehingga kita sering mendengar pepatah “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, karena memang terdapat efek negatif dari kencing berdiri.

Kebiasaan orang kencing berdiri akan mudah lemah bathin, karena sisa-sisa air dalam pundit-pundi yang tidak habis terpancar menjadikan kelenjar otot-otot dan urat halus sekitar zakar menjadi lembek dan kendur. Berbeda dengan buang air jongkok, dalam keadaan bertinggung tulang paha di kiri dan kanan merenggangkan himpitan buah zakar. Ini memudahkan air kencing mudah mengalir habis dan memudahkan untuk menekan pangkal buah zakar sambil berdehem-dehem. Dengan cara ini, air kencing akan keluar hingga habis, malahan dengan cara ini kekuatan sekitar otot zakar terpelihara.

Ketika buang air kencing berdiri ada rasa tidak puas, karena masih ada sisa air dalam kantong dan telur zakar di bawah batang zakar. Ia berkemungkinan besar menyebabkan kencing batu. Kenyataan membuktikan bahwa batu karang yang berada dalam ginjal atau kantong seni dan telur zakar adalah disebabkan oleh sisa-sisa air kencing yang tak habis terpencar. Endapan demi endapan akhirnya mengkristal/mengeras seperti batu karang.

Jika anda biasa meneliti sisa air kencing yang tak dibersihkan dalam kamar mandi, anda bayangkan betapa keras kerak-keraknya. Bagaimana jika itu ada di kantong kemaluan Anda?? Hal ini juga merupakan salah satu yang menyebabkan penyakit lemah syahwat pada pria selain dari penyebab kencing batu.

Sesungguhnya banyak siksa kubur dikarenakan kencing maka bersihkanlah dirimu dari (percikan dan bekas) kencing. (HR. Al Bazzaar dan Ath-Thahawi)

Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata: Rasulullah saw. pernah melewati dua buah kuburan, lalu beliau bersabda: Ingat, sesungguhnya dua mayit ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena ia dahulu suka mengadu domba, sedang yang lainnya disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya. Kemudian beliau meminta pelepah daun kurma dan dipotongnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering. (Shahih Muslim No.439)

Demikian hikmahnya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam melarang kencing berdiri. Dan bagi muslim yang shalat, kadang setelah keluar dari WC dan mau shalat, ketika ruku’ dalam shalat kita merasa ada sesuatu yang keluar dari kemaluan, itu adalah sisa air kencing yang tidak habis terpencar akibat dari kencing berdiri yang tidak tuntas keluar, hal ini menyebabkan shalat tidak sah karena salah satu sarat sahnya shalat adalah bersih dan suci dari najis baik hadats kecil maupun hadats besar, dan air kencing merupakan najis.

Sehingga Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam sering mengingatkan dalam sabdanya: “Hati-hatilah dalam masalah kencing karena kebanyakan siksa kubur dikarenakan tidak berhati-hati dalam kencing”.

Maka ada baiknya kita belajar adab-adab dan sunnah-sunnah di kamar mandi (WC) berikut agar kita banyak mendapatkan manfaat baik di dunia (kesehatan) maupun di akhirat (agama) yang telah diajarkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam.

Adab buang air kecil:

1. Buang air jongkok (tidak berdiri jika tidak terpaksa/darurat). Agar kotoran bisa keluar tuntas sehingga tidak menjadi penyebab kencing batu maupun lemah syahwat.

2. Menggunakan alas kaki. Menurut penelitian di Amerika di dalam kamar mandi/WC ada sejenis virus dengan type Americanus yang masuk lewat telapak kaki orang yang ada di WC tersebut. Dengan proses waktu yang panjang virus tersebut naik ke atas tubuh dan ke kepala merusak jaringan otak yang menyebabkna otak lemah tak mampu lagi mengingat, blank semua memori otak sehingga pikun. Sandal hendaknya diletakkan di luar WC, jangan di dalam WC, karena semakin kotor, lembab dan tak mengenai sasaran kebesihan.

3. Masuk kamar mandi/WC dengan kaki kiri dan keluar dengan kaki kanan. Inilah sunnah yang diperintahkan oleh Nabi, dan juga disunnahkan untuk membaca doa sebelum masuk kamar mandi (doa dibaca di luar kamar mandi) dan setelah keluar dari kamar mandi. Berbeda jika kita masuk masjid dan rumah, masuk masjid atau rumah dengan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri.
4. Beristinja’ dengan air dan dengan tangan kiri.

5. Beristinja’ (bersuci dan membersihkan kotoran) dengan air, bukan dengan tissue atau lainnya kecuali jika tidak ditemukan air ketika dihutan, padang pasir dsb. Boleh gunakan tissue tapi harus dibilas lagi dengan air setelahnya. Syarat kebersihan dan kesucian dari najis menurut syariat adalah hilang warna, hilang bau, dan hilang rasa dari najis tersebut. Beristinja’ juga disunnahkan dengan tangan kiri, inilah pembagian tugas dari tangan, bagaimana tangan kiri untuk urusan ‘belakang’ sedangkan untuk makan & minum disunnahkan dengan tangan kanan, jangan dicampuradukkaan, tangan yang untuk urusan belakang itu juga untuk makan. Dan Nabi melarang makan & minum dengan tangan kiri.

6. Jangan merancang/merencanakan sesuatu di WC. Nabi sangat melarang merencanakan atau membuat suatu rencana/ide/inspirasi di dalam WC, karena WC adalah markaznya syetan sebagaimana doa kita ketika hendak masuk WC: “Allahumma inni a’udzubika minal khubutsi wal khabaits”, Yaa Allah, aku berlindung kepada-Mu dari godaan syetan laki-laki maupun perempuan”. Karena dikhawatirkan rencana/ide/inspirasi yang didapat berasal dari bisikan syetan yang kelihatannya baik tapi setelah dijalankan ternyata banyak mudharat/keburukannya. Begitu juga setelah keluar WC, baca istighfar dan doa keluar WC. Secara adab dan budaya pun sangat tidak baik, masa sambil buang kotoran mencari ide/inspirasi atau merencanakan sesuatu yang baik apalagi sesuatu itu menyangkut hajat hidup orang banyak. Disunnahkan juga untuk menyegerakan keluar WC apabila hajat sudah selesai, bukan malah bernyanyi-nyanyi apalagi sambil baca buku atau Koran.
7. Ketika buang air dilarang menghadap atau membelakangi qiblat, apabila lubang WC menghadap qiblat hendaknnya ketika buang air badan agak diserongkan sedikit

Apabila sunnah diamalkan walaupun dalam kamar mandi maka kita ini juga namanya ibadah. Betapa sayangnya setiap hari kita ke kamar mandi beberapa kali tapi tidak mendapatkan pahala ibadah dengan menghidupkan sunnah. Padahal salah satu maksud dan tujuan manusia diciptakan adalah untuk ibadah.


sumber: http://khalidabdullah.com/inilah-sebabnya-nabi-melarang-umatnya-kencing-berdiri

Hikmah Posisi Tidur Sesuai Anjuran Rasulullah SAW

Posisi tidur terbaik menurut riset ilmiah adalah dengan bertumpu pada sisi kanan tubuh (menghadap ke kanan). Fakta yang telah diuji melalui riset medis modern ini bersesuaian dengan anjuran Rasulullah SAW dalam sunnah, jauh sebelum era riset dan teknologi seperti sekarang.

Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan kepada para pengikut beliau untuk tidur berbaring pada sisi badan bagian kanan. Dalam sunnah, posisi tidur diusahakan agar kepala menghadap ke utara dan kaki mengarah ke selatan, sehingga tubuh tidak menolak arus/medan magnet konstan mengaliri sekujur tubuh dari kutub magnetik utara menuju ke selatan dan berpengaruh baik terhadap sistem syaraf kita.

Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan).

Salah satu adab tidur adalah di anjurkan untuk miring ke kanan, dan di balik sunnah Nabi ini ternyata banyak sekali hikmah dan manfaat yang bisa kita ambil dari sisi kesehatan.

Hal ini berdasarkan Hadits dari Barra bin ‘Azib ra : Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Jika kalian hendak tidur di pembaringan, berwudhulah seperti wudhu untuk shalat. Kemudian berbaringlah kamu dengan berbaring di lambung kananmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadits ini mengajarkan kepada umat Islam agar berbaring dilambung kanan. Pada saat itu tak ada yang mengetahui apa alasan dibalik sunah tersebut, tetapi kini melalui penelitian yang panjang para ilmuwan berhasil mengungkapkan rahasia di balik anjuran tersebut.

Salah satu dari adab tidur adalah dianjurkan untuk miring ke kanan, dan di balik sunnah Nabi ini ternyata banyak sekali hikmah dan manfaat yang bisa kita ambil dari sisi kesehatan. Berikut ini akan dijelaskan rahasia dari posisi tidur anjuran Rasulullah menurut Penjelasan Medis.

1. Mengistirahatkan otak sebelah kiri

Secara anatomis, otak manusia terbagi menjadi dua bagian kanan dan kiri. Bagian kanan adalah otak yang mempersarafi organ tubuh sebelah kiri dan sebaliknya. Umumnya kita menggunakan organ tubuh bagian kanan sebagai anggota tubuh yang dominan dalam beraktifitas seperti makan, memegang dan lainnya.Dengan tidur pada posisi sebelah kanan, maka otak bagian kiri yang mempersarafi segala aktifitas organ tubuh bagian kanan akan terhindar dari bahaya yang timbul akibat sirkulasi yang melambat saat tidur/diam. Bahaya tersebut meliputi pengendapan bekuan darah, lemak, asam sisa oksidasi, dan peningkatan kecepatan atherosclerosis atau penyempitan pembuluh darah. Sehingga jika seseorang beresiko terkena stroke, maka yang berisiko adalah otak bagian kanan, dengan akibat kelumpuhan pada sebelah kiri (bagian yang tidak dominan).

2. Mengurangi beban jantung

Posisi tidur kesebelah kanan yang rata, memungkinkan cairan tubuh (darah) terdistribusi merata dan terkonsentrasi di sebelah kanan (bawah). Hal ini akan menyebabkan beban aliran darah yang masuk dan keluar jantung lebih rendah. Dampak posisi ini adalah denyut jantung menjadi lebih lambat, tekanan darah juga akan menurun. Kondisi ini akan membantu kualitas tidur. Tidur miring ke kanan membuat jantung tidak tertimpa organ lainnya. Hal ini disebabkan karena posisi jantung yang lebih condong berada di sebelah kiri. Tidur bertumpu pada sisi kiri menyebabkan curah jantung yang berlebihan, karena darah yang masuk ke atrium juga banyak yang disebabkan karena paru-paru kanan berada di atas. Sedangkan paru-paru kanan mendapatkan pasokan darah yang lebih banyak dari paru-paru kiri.

3. Mengistirahatkan lambung

Lambung manusia berbentuk seperti tabung berbentuk koma dengan ujung katup keluaran menuju usus menghadap kearah kanan bawah. Jika seorang tidur kesebelah kiri maka proses pengeluaran chime ( makanan yang telah dicerna oleh lambung dan bercampur asam lambung ) akan sedikit terganggu, hal ini akan memperlambat proses pengosongan lambung. Hambatan ini pada akhirnya akan meningkatkan akumulasi asam yang akan menyebabkan erosi dinding lambung. Posisi ini juga akan menyebabkan cairan usus yang bersifat basa bias masuk balik menuju lambung dengan akibat erosi dinding lambung dekat pylorus.

4. Meningkatkan pengosongan kandung empedu dan pankreas

Adanya aliran chime yang lancar akan menyebabkan keluaran cairan empedu juga meningkat, hal ini akan mencegah pembentukan batu kandung empedu. Keluaran getah pancreas juga akan meningkat dengan posisi miring ke kanan.

5. Meningkatkan waktu penyerapan zat gizi

Saat tidur pergerakan usus menigkat. Dengan posisi sebelah kanan, maka perjalanan makan yang telah tercerna dan siap di serap akan menjadi lebih lama, hal ini disebabkan posisi usus halus hingga usus besar ada dibawah. Waktu yang lamam selamat tidur memungkinkan penyerapan bias optimal.

6. Merangsang buang air besar (BAB)

Dengan mtidur miring ke sebelah kanan , proses pengisian usus besar sigmoid (sebelum anus) akan lebih cepat penuh, jika sudah penuh akan merangsang gerak usus besar diikuti relaksasi dari otot anus sehingga mudah buang air Besar.

7. Mengisitirahatkan kaki kiri

Pada orang dengan pergerakan kanan, secara ergonomis guna menyeimbangkan posisi saat beraktifitas cenderung menggunakan kaki kiri sebagai pusat pembebanan. Sehingga kaki kiri biasanya cenderung lebih merasa pegal dari kanan, apalgi kaki posisi paling bawah dimana aliran darah balik cenderung lebih lambat. Jika tidur miring kanan , maka pengosongan vena kaki kiri akan lebih cepat sehingga rasa pegal lebih cepat hilang.


sumber;
http://www.jurnalhajiumroh.com/

3 Hal Penyebab Celaka

Dari Ibrahim An-Nakha’I ra. :

ﺍِﻧَّﻤَﺎ ﻫَﻠَﻚَ ﻣَﻦْ ﻫَﻠَﻚَ ﻗَﺒْﻠَﻜُﻢْﺑِﺜَﻼَﺙِ ﺧِﺼَﺎﻝٍ : ﺑِﻔُﻀُﻮْﻝِﺍْﻟﻜَﻼَﻡِ ، ﻭَﻓُﻀُﻮْﻝِ ﺍﻟﻄَّﻌَﺎﻡِ ،ﻭَﻓُﻀُﻮْﻝِ ﺍْﻟﻤَﻨَﺎﻡِ .

“sesungguhnya orang-orang sebelum kamu itu celaka hanya lantaran tiga perkara, yaitu kelewat banyak bicara, kelewat banyak makan dan kelewat banyak tidur.”

Syarah :

Bicara dianggap kelewat batas, jika membicarakan sesuatu yang tidak menyangkut kebaikan agama maupn dunia. Berlebihan dalam makan, yaitu memakan makanan yang tidak mengakibatkan beribadah kepada Allah. Berlebihan dalam tidur, yaitu setelah tidur tidak dipergunakan untuk beribadah.

(Nashoihul ‘Ibad)

6 Tipu Daya yang Paling Berbahaya

Menurut Yahya bin Mu'adz, ada 6 hal yang termasuk tipuan paling berbahaya.

1. Mengharapkan ampunan dari Allah tapi terus menerus melakukan dosa tanpa penyesalan.
2. Merasa dekat dengan Allah tapi tidak melakukan ketaatan.
3. Mengharap kesenangan surga dengan menyebarkan benih neraka.
4. Mencari istana orang orang yang taat tetapi selalu berbuat maksiat.

yakni ingin masuk surga tanpa berusaha menelusuri jalan ke arah sana, bahkan berani melakukan perbuatan yang bertentangan dengan perintah Allah. Dalam hal ini tidak mungkin ia mampu mendapatinya, sebab imbalan yang diperoleh seseorang adalah sesuai dengan amal perbuatannya.

Allah berfirman: "sungguh kamu akan dibalas sesuai dengan apa yang kamu perbuat." (Q.S. Ath-Tuur).

5. Menanti pahala tetapi tidak mau
beramal sholeh.
6. Mendambakan kasih sayang Allah
tetapi selalu melanggar ketentuan-
Nya.

Ia mengharapkan rahmat Allah, padahal perbuatrannya melampaui batas dengan melanggar ketentuan2-Nya, ia tidak mungkin berhasil mendapatkannya, sebagaimana sindiran seorang penyair yang didendangkan dalam Bahar Basith:

"Dia mengharap keselamatan,
namun dia tidak menempuh jalan keselamatan,
Sungguh, perahu pun tidak bisa berlayar di atas daratan."

Waspada Dari Hal-hal Yang Tidak Bermanfaat

Seorang muslim yang benar Islamnya, selalu berusaha hanya melakukan yang bermanfaat dan mengarah kepada Ridho-Nya, dan berhati-hati supaya tidak terjerumus ke dalam urusan yang tidak bermanfaat. Dia tidak suka mencampuri urusan orang lain yang bersifat khusus, apalagi yang hanya akan mengganggu pikirannya, seperti isu, fitnah dan sebagainya. Menjauhi hal-hal demikian merupakan tanda kekokohan seseorang dalam berpegang teguh dengan akhlak Islam yang indah. Islam memberinya motivasi untuk meninggalkan aktifitas yang hampa kosong tanpa makna, tanpa tujuan.

Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya setengah dari kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan (kegiatan) yang tak memberi manfaat baginya." (HR Malik, Ahmad dan Tabrani).

Dari Abu Hurairah, bersabda Nabi SAW:
"Sesungguhnya Allah ridha kepada kalian atas tiga perkara dan benci kepada kalian atas tiga perkara yang lain : Allah ridha jika kalian beribadah kepada-Nya (secara ikhlas), tidak menyekutukan-Nya dengan apapun, dan berpegang teguh dengan tali Allah dan (berketetapan) untuk tidak bercerai berai. Sedangkan Allah benci jika kalian menyukai desas-desus, terlalu banyak bertanya (tentang perkara yang semestinya tidak ditanyakan), dan menghambur-hamburkan uang." (HR Muslim).

Di dalam masyarakat rabbaniyang tegak atas islam, tidak pantas terdapat pribadi yang suka menyebarkan desas-desus, banyak membantah dan bertanya tentang hal-hal yang tidak bermanfaat. Tidak ada yang sempat mencampuri urusan-urusan orang lain, karena semua pribadi sibuk, terpusat pikirannya pada pekerjaan-pekerjaan besar dan terarah, Berjuan, mengerahkan segenap perhatian, tenaga dan pikirannya untuk menegakkan kalimat Allah yang luhur supaya tegak di muka bumi, meninggikan bendera Islam di atas persada bumi ini, serta menyebarkan nilai-nilai suci di tengah-tengah umat manusia.

ALASAN ISLAM MELARANG PRIA MEMAKAI EMAS

Tentu kalian pernah mendengar kalau umat islam melarang kaum pria memakai emas.mungkin diantara kalian bertanya-tanya kenapa islam melarang ya, padahal kan bukan barang haram. Kalo haram tentu wanita juga dilarang memakai emas. Ternyata bukan karena takut kaum wanita tersaingi tapi karena ada alasan lain yang baru bisa dibuktikan pada abad ke 20. Berikut hadis nya.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang kaum laki-laki memakai cincin emas [Al-Bukhari dan Muslim]

masing-masing dari Al-Bara' bin Azib Radhiyallahu 'anhu, bahwa ketika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki memakai cincin emas di tangannya, maka beliau memintanya supaya mencopot cincinnya, kemudian melemparkannya ke tanah. Hadits ini diriwayatkan oleh imam al bukhori dan imam muslim.

Ternyata diabad ke 20 Para ahli fisika telah menyelidiki hal ini dan kemudian menyimpulkan bahwa atom pada emas mampu menembus ke dalam kulit dan masuk ke dalam darah manusia, dan jika kita (pria) mengenakan emas dalam jumlah tertentu dan dalam jangka waktu yang lama, maka dampak yang ditimbulkan yaitu di dalam darah dan urine akan mengandung atom emas dalam kadar yang melebihi batas (dikenal dengan sebutan migrasi emas). Dan apabila ini terjadi dalam jangka waktu yang lama, maka akan mengakibatkan penyakit Alzheimer.

Sebab jika tidak di buang maka dalam jangka waktu yang lama atom emas dalam darah ini akan sampai ke otak dan memicu penyakit alzheimer.

Alzheimer adalah suatu penyakit dimana orang tersebut kehilangan semua kemampuan mental dan fisik serta menyebabkan kembali seperti anak kecil. Alzheimer bukan penuaan normal, tetapi merupakan penuaan paksaan atau terpaksa. Salah seorang yang terkena penyakit alzheimer adalah charles bronson, ralph waldo emerson dan sugar ray robinson.

Dan mengapa Islam membolehkan wanita untuk mengenakan emas ?

"Wanita tidak menderita masalah ini karena setiap bulan, partikel berbahaya tersebut keluar dari tubuh wanita melalui menstruasi." itulah sebabnya Islam mengharamkan pria memakai emas dan membolehkan wanita memakai perhiasan emas.

Itulah alasan agama islam melarang pria memakai emas,ternyata hal ini telah diketahui rasulullah muhammad shallallahu alaihi wasallam 1400 tahun yang lalu. Padahal beliau tidak pernah belajar ilmu fisika dan tidak paham tentang fisika. Allahu akbar.

Subhanallah

Semoga lewat Tulisan ini kita khususnya sebagai seorang muslim dapat mengambil hikmah dari larangan ini dan diteguhkan Iman kita agar tetap taat menjalan Perintah dan menjauhi larangan dari Allah swt. yang telah disampaikan melalui Al-Qur'an Dan Al-hadist. Aamiin..


sumber; status fb ustadz yusuf mansyur

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=555476664508038&id=157485294307179&refid=17&ref=stream