Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, manusia selalu menghadapi dua keadaan silih berganti. Suatu saat merasakan keadaan suka, saat lain merasakan duka. Pada saat bahagia terkadang manusia menjadi lupa. Sebaliknya saat duka mendera, sering kali manusia berkeluh kesah.
Bagi hamba Allah SWT yang beriman, hidup adalah ujian. Selama hidup, selama itulah kita diuji oleh Allah SWT. Firman Allah dalam QS. Al Mulk Ayat: 2 :
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun"
Sejatinya kehidupan ini adalah ujian / cobaan, sehingga akan diketahui kelak siapa orang yang paling baik amal perbuatannya. Dengan demikian, seluruh yang terkandung dalam hidup ini adalah ujian. Jadi, senang-sedih, bahagia-sakit, kenyang-lapar, haus-kembung, kaya-miskin, cantik-buruk dan lain sebagainya tidak lebih dari pada ujian.
Seseorang akan diuji dengan apa yang mereka memiliki. Ketika seseorang memiliki ilmu, maka dia akan diuji dengan ilmu tersebut sejauh mana ilmu itu bermanfaat, sebab ia mempunyai tanggung jawab yaitu menyampaikan ilmunya, menasihati. Kita harus senantiasa berhati-hati dengan laku ini. Karena apa............??? Salah satu perbuatan yang Allah kecam adalah seseorang yang mengatakan sesuatu padahal ia tidak melakukannya. Kebencian Allah sangat besar terhadap golongan ini.
Firman Allah SWT,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ (٢) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ
(itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-shaf 2-3)
Misalkan, orang menasihati orang lain, maka sebenarnya nasihat itu kembali kepada diri sendiri. Ketika seseorang menasihati orang lain. Jangan marah…! Maka setelah itu Allah memberi satu kejadian yang akan menguji dia apakah dia akan marah atau tidak dalam menghadapi hal tersebut. Bisa jadi setelah seseorang menasihati orang untuk berderma, kemudian Allah mengirim peminta-minta kepada dia untuk menguji kedermawanannya. Yah demikianlah Allah menguji dan mendidik hambanya, supaya Hamba-Nya lulus mendapat derajat khalilullah, sahabat Allah, derajat orang-orang yang taqwa yang lulus dengan peringkat memuaskan. Ketika seseorang mempunyai kedudukan di lingkungan sosial, dia akan diuji dengan sejauh mana kedudukannya itu mampu menyejahterakan orang lain.
Ketika seseorang mempunyai harta maka dia akan diuji dengan sejauh mana ia mampu mendistribusikan hartanya kepada orang lain..?Sejauh mana harta itu bisa menyejahterakan keluarga, orang-orang lain yang membutuhkan. Begitu pula sebaliknya ketika seseorang tidak mempunyai kekayaan dan hidup dalam kekurangan, kehidupan seperti ini juga adalah ujian, sejauh mana ia mencari rezki Tuhan, sejauh mana dia berusaha dan berjuang merubah nasib, secara personal dan juga sosial, dan sejauh mana dia mampu menerima keadaan itu dengan penuh tawakal dan Ikhlas.”….. Allah tidak mungkin salah memilih orang….. siapa dan apa bentuk ujiannya……. Pemberian Allah ujian dan nikmatNya tidak dapat diperdebatkan! Menjadi pilihanNya, adalah anugerah, syukurilah! Tidak semua orang seberuntung orang yang mendapat ujian ….. Allah ingin mengangkat derajat orang yang diuji, keimanan dan ketaqwaannya…….” Yakinlah ketika ALLAH memberikan ujian ….. pasti disertai dengan jalan keluarnya. Bersabarlah…….! Fa Inna Ma’al usri Yusra…Sesungguhnya bersama kesulitan selalu ada kemudahan.
Itulah ujian yang terkadang menimpa kita. Akan tetapi yakinlah bahwa Tuhan, Allah SWT menguji umatnya sesuai dengan kadar kemampuannya masing-masing لا يكلف الله الا وسعها QS. Al-Baqarah Ayat (286). Semakin tinggi tingkat kehidupan seseorang, maka semakin tinggi tanggung jawab dia. Semakin tinggi tanggung jawab, semakin tinggi ujian Tuhan berikan. Semakin tinggi jabatan, semakin tinggi tanggung jawab dan ujian. Semakin tinggi suatu pohon tumbuh semakin kencang angin menerpanya. Kurang lebih seperti itu kata pepatah.
Ujian, adalah bentuk kasih sayangNya dan hanya bisa dirasakan oleh orang yang dipilihNya. Karena Allah, ingin menguatkan kelemahan hamba yang disayangiNya. , ikhlas tawakal dan kesabaran yang kokoh amatlah dibutuhkan oleh seorang hamba dalam menghadapi badai cobaan yang menerpanya. Ujian demi ujian, badai demi badai hadapilah dengan ikhlas. Tawakal kepada Allah dan yang penting adalah bersabarlah … Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian dan cobaan yang dialaminya.”… Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146) والله يحب الصا برين
Kapan selesainya ujian ini…….? Kapan…… Ujian ini berakhir…..? Di dalam surah al-Mulk dijelaskan bahwa Allah “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Al-Mulk ayat 2)
Allah yang menciptakan mati dan hidup, maka al maut kalimat itulah yang diawalkan oleh Allah SWT. Penutupan ujian itu adalah pada saat kita meninggal, ketika kita meninggal dunia berarti seluruh soal-soal ujian sudah selesai,’’ Kita sudah tidak shalat lagi, tidak harus tadarus al-Quran lagi, tidak lagi harus mendidik istri dan anak ‘’ Sudah tertutuplah ujian. Akan tetapi tidak berarti kita harus mati agar ujian usai karena Allah melarang seseorang untuk bunuh diri bahkan Allah SWT sangat menyayangi hambanya (An-Nisa Ayat 29).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."
Marilah kita menjadi muslim dan Mukmin dengan menganggap baik segala ketentuan Allah. Jika kesusahan itu menimpanya, maka dia bersabar atas ketentuan-ketentuan Allah dan senantiasa menanti pertolongan-Nya serta mengharapkan pahala Allah. Semua itu merupakan perkara yang baik baginya dan dia memperoleh ganjaran kebaikan selaku orang-orang yang bersabar.
Jika kesenangan itu mendatanginya, baik berupa kenikmatan agama; seperti ilmu, amalan shalih dan kenikmatan dunia; seperti harta, anak-anak dan keluarga, maka dia bersyukur lagi menjalankan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla.
Oleh karena itu, seorang mukmin memperoleh dua kenikmatan, yaitu: kenikmatan agama dan dunia. Kenikmatan dunia diperoleh dengan kesenangan dan kenikmatan agama diperoleh dengan bersyukur. Maka inilah kondisi seorang mukmin.
Semoga Allah SWT menjadikan kita semua sebagai hamba-hambanya yang lulus dari ujian. Amin ya mujibas sailin. والله أعلم بالصواب
Sumber: www.dakwatuna.com/
Bagi hamba Allah SWT yang beriman, hidup adalah ujian. Selama hidup, selama itulah kita diuji oleh Allah SWT. Firman Allah dalam QS. Al Mulk Ayat: 2 :
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun"
Sejatinya kehidupan ini adalah ujian / cobaan, sehingga akan diketahui kelak siapa orang yang paling baik amal perbuatannya. Dengan demikian, seluruh yang terkandung dalam hidup ini adalah ujian. Jadi, senang-sedih, bahagia-sakit, kenyang-lapar, haus-kembung, kaya-miskin, cantik-buruk dan lain sebagainya tidak lebih dari pada ujian.
Seseorang akan diuji dengan apa yang mereka memiliki. Ketika seseorang memiliki ilmu, maka dia akan diuji dengan ilmu tersebut sejauh mana ilmu itu bermanfaat, sebab ia mempunyai tanggung jawab yaitu menyampaikan ilmunya, menasihati. Kita harus senantiasa berhati-hati dengan laku ini. Karena apa............??? Salah satu perbuatan yang Allah kecam adalah seseorang yang mengatakan sesuatu padahal ia tidak melakukannya. Kebencian Allah sangat besar terhadap golongan ini.
Firman Allah SWT,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ (٢) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ
Wahai
orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-ash-shaff-ayat-1-14.html#sthash.sHaUQO2I.dpuf
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?(itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-shaf 2-3)
Misalkan, orang menasihati orang lain, maka sebenarnya nasihat itu kembali kepada diri sendiri. Ketika seseorang menasihati orang lain. Jangan marah…! Maka setelah itu Allah memberi satu kejadian yang akan menguji dia apakah dia akan marah atau tidak dalam menghadapi hal tersebut. Bisa jadi setelah seseorang menasihati orang untuk berderma, kemudian Allah mengirim peminta-minta kepada dia untuk menguji kedermawanannya. Yah demikianlah Allah menguji dan mendidik hambanya, supaya Hamba-Nya lulus mendapat derajat khalilullah, sahabat Allah, derajat orang-orang yang taqwa yang lulus dengan peringkat memuaskan. Ketika seseorang mempunyai kedudukan di lingkungan sosial, dia akan diuji dengan sejauh mana kedudukannya itu mampu menyejahterakan orang lain.
Ketika seseorang mempunyai harta maka dia akan diuji dengan sejauh mana ia mampu mendistribusikan hartanya kepada orang lain..?Sejauh mana harta itu bisa menyejahterakan keluarga, orang-orang lain yang membutuhkan. Begitu pula sebaliknya ketika seseorang tidak mempunyai kekayaan dan hidup dalam kekurangan, kehidupan seperti ini juga adalah ujian, sejauh mana ia mencari rezki Tuhan, sejauh mana dia berusaha dan berjuang merubah nasib, secara personal dan juga sosial, dan sejauh mana dia mampu menerima keadaan itu dengan penuh tawakal dan Ikhlas.”….. Allah tidak mungkin salah memilih orang….. siapa dan apa bentuk ujiannya……. Pemberian Allah ujian dan nikmatNya tidak dapat diperdebatkan! Menjadi pilihanNya, adalah anugerah, syukurilah! Tidak semua orang seberuntung orang yang mendapat ujian ….. Allah ingin mengangkat derajat orang yang diuji, keimanan dan ketaqwaannya…….” Yakinlah ketika ALLAH memberikan ujian ….. pasti disertai dengan jalan keluarnya. Bersabarlah…….! Fa Inna Ma’al usri Yusra…Sesungguhnya bersama kesulitan selalu ada kemudahan.
Itulah ujian yang terkadang menimpa kita. Akan tetapi yakinlah bahwa Tuhan, Allah SWT menguji umatnya sesuai dengan kadar kemampuannya masing-masing لا يكلف الله الا وسعها QS. Al-Baqarah Ayat (286). Semakin tinggi tingkat kehidupan seseorang, maka semakin tinggi tanggung jawab dia. Semakin tinggi tanggung jawab, semakin tinggi ujian Tuhan berikan. Semakin tinggi jabatan, semakin tinggi tanggung jawab dan ujian. Semakin tinggi suatu pohon tumbuh semakin kencang angin menerpanya. Kurang lebih seperti itu kata pepatah.
Ujian, adalah bentuk kasih sayangNya dan hanya bisa dirasakan oleh orang yang dipilihNya. Karena Allah, ingin menguatkan kelemahan hamba yang disayangiNya. , ikhlas tawakal dan kesabaran yang kokoh amatlah dibutuhkan oleh seorang hamba dalam menghadapi badai cobaan yang menerpanya. Ujian demi ujian, badai demi badai hadapilah dengan ikhlas. Tawakal kepada Allah dan yang penting adalah bersabarlah … Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian dan cobaan yang dialaminya.”… Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 146) والله يحب الصا برين
Kapan selesainya ujian ini…….? Kapan…… Ujian ini berakhir…..? Di dalam surah al-Mulk dijelaskan bahwa Allah “Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Al-Mulk ayat 2)
Allah yang menciptakan mati dan hidup, maka al maut kalimat itulah yang diawalkan oleh Allah SWT. Penutupan ujian itu adalah pada saat kita meninggal, ketika kita meninggal dunia berarti seluruh soal-soal ujian sudah selesai,’’ Kita sudah tidak shalat lagi, tidak harus tadarus al-Quran lagi, tidak lagi harus mendidik istri dan anak ‘’ Sudah tertutuplah ujian. Akan tetapi tidak berarti kita harus mati agar ujian usai karena Allah melarang seseorang untuk bunuh diri bahkan Allah SWT sangat menyayangi hambanya (An-Nisa Ayat 29).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ ۚ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."
Marilah kita menjadi muslim dan Mukmin dengan menganggap baik segala ketentuan Allah. Jika kesusahan itu menimpanya, maka dia bersabar atas ketentuan-ketentuan Allah dan senantiasa menanti pertolongan-Nya serta mengharapkan pahala Allah. Semua itu merupakan perkara yang baik baginya dan dia memperoleh ganjaran kebaikan selaku orang-orang yang bersabar.
Jika kesenangan itu mendatanginya, baik berupa kenikmatan agama; seperti ilmu, amalan shalih dan kenikmatan dunia; seperti harta, anak-anak dan keluarga, maka dia bersyukur lagi menjalankan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla.
Oleh karena itu, seorang mukmin memperoleh dua kenikmatan, yaitu: kenikmatan agama dan dunia. Kenikmatan dunia diperoleh dengan kesenangan dan kenikmatan agama diperoleh dengan bersyukur. Maka inilah kondisi seorang mukmin.
Semoga Allah SWT menjadikan kita semua sebagai hamba-hambanya yang lulus dari ujian. Amin ya mujibas sailin. والله أعلم بالصواب
Sumber: www.dakwatuna.com/
Sebagai manusia-diberi hawa nafsu'wajarkan? manusia memikirkan pernikahan, ketika manusia berusaha gagal terus menerus,sampai usia tua apa,itu anjuran agama?
ReplyDelete