Hindari Mengeluh..!!! Manusia dan Medsos Bukan Tempat Mengeluh, Lalu Kepada Siapa Kita Mengeluh...???

Kita semua pasti pernah mempunyai masalah dalam kehidupan. Ada kalanya kita merasakan bahagia dan senang, ada kalanya kita merasakan sedih dan pilu. Hal ini adalah sunnatullah.

Hikmah Sholat

Shalat sebagai Rukun Islam ke dua sarat dengan makna dan hikmah yang terkait dengan aktivitas keseharian dalam kehidupan. Diantara hikmah shalat yaitu:

BERKAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Kita memperingati kelahiran Nabi, kita akan mendapatkan empat perkara.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

"SELAMAT DATANG DI BLOG PUSTAKA ASLIKAN, SEMOGA BERMANFAAT"

Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan secara sederhana diartikan sebagai proses menuju tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Tanpa adanya tujuan yang jelas akan menimbulkan kekaburan atau ketidakpastian, maka tujuan pendidikan merupakan faktor yang teramat penting dalam proses pendidikan.

Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan pendidikan agama Islam, maka berikut ini akan penulis kemukakan pendapat beberapa ahli mengenai tujuan pendidikan agama Islam:
  1. Menurut Ahmad D. Marimba (dalam Umi Uhbiyat) tujuan pendidikan Islam adalah mencakup tujuan sementara dan tujuan akhir pendidikan Islam. Untuk mencapai tujuan akhir pendidikan harus dilampaui terlebih dahulu beberapa tujuan sementara. Tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian muslim.[1]
  2. Menurut M. Athiyah Al-Abrasy, bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah “pembentukan akhlakul karimah”.[2]
  3. Zakiah Daradjat, bahwa tujuan pendidikan agama adalah meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan.[3]

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah:
Memahami ajaran-ajaran Islam secara sederhana dan bersifat menyeluruh, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman hidup dan amalan perbuatannya, baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan masyarakat dan hubungan dengan sekitarnya serta dapat membentuk pribadi yang berakhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam.


---------------------------------------------
[1] Nur Uhbiyati,Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hlm. 30
[2] M.Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hlm. 10.
[3] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 30

Pengertian Pendidikan Agama Islam

Untuk memahami pengertian pendidikan agama Islam ini secara mendalam, maka penulis akan mengemukakan beberapa pendapat tentang pendidikan agama Islam sebagai berikut:

Menurut Zakiah Daradjat pendidikan agama Islam atau At-Tarbiyah Al-Islamiah adalah usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.[1]

Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba (dalam Umi Uhbiyat) pendidikan Islam adalah: bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam, menuju terciptanya kepribadian utama menurut ukuran Islam.[2]

Pendidikan agama Islam adalah suatu kegiatan yang bertujuan menghasilkan orang-orang beragama, dengan demikian pendidikan agama perlu diarahkan ke arah pertumbuhan moral dan karakter.[3]

Ditinjau dari beberapa definisi pendidikan agama Islam di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut:
  1. Segala usaha berupa bimbingan terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak, menuju terbinanya kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama Islam.
  2. Suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dalam proses kependidikan melalui latihan-latihan akal pikiran (kecerdasan, kejiwaan, keyakinan, kemauan dan perasaan serta panca indra) dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
  3. Bimbingan secara sadar dan terus menerus yang sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah dan kemampuan ajarannya pengaruh diluar) baik secara individu maupun kelompok sehingga manusia memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam secara utuh dan benar. Yang dimaksud utuh dan benar adalah meliputi Aqidah (keimanan), Syari’ah (ibadah muamalah) dan akhlaq (budi pekerti).

---------------------------------------------------------
[1] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 86.
[2] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hlm. 9.
[3] Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: Universitas Malang, 2004), hlm.1.

Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang akan melaksanakan pendidikan Islam. Beberapa ahli pendidikan menjelaskan tentang tujuan pendidikan Islam, diantaranya:

Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan pendidikan yaitu sementara dan akhir. Tujuan sementara pendidikan islam yaitu tercapainya tingkat kedewasaan baik jasmaniah maupun rohaniah. Dewasa jasmaniah adalah apabila anak telah baligh dengan cirri-ciri : pertama, laki-laki berumur 15 tahun, perempuan berumur 9 tahun. Kedua, haid bagi perempuan. Sedangkan dewasa rohaniah apabila ia telah dapat memilih sendiri, memutuskan sendiri dan bertanggung jawab sendiri sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Adapun tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim. Kepribadian muslim disini adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan dan mencerminkan ajaran Islam.
  1. Aspek-aspek kejasmanian; meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan dari luar. Misalnya : cara-cara berbuat, cara-cara berbicara dan lain sebagainya.
  2. Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek yang tidak segera dapat dilihat dan tidak ketahuan dari luar. Misalnya : cara berfikir, bersikap (pendirian atau pandangan dalam menghadapi seseorang atau suatu hal) dan minat.
  3. Aspek-aspek kerohanian yang luhur; meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan. Ini meliputi system dan nilai-nilai yang telah meresap di dalam kepribadian itu, yang telah menjadi bagian dan mendarah daging dalam kepribadian itu yang mengarahkan dan member corak seluruh kepribadian individu itu. Bagi orang yang beragama, aspek-aspek inilah yang menuntunnya kearah kebahagiaan di dunia dan di akhirat, aspek-aspek ini yang member kwalitet kepribadian keseluruhannya.(1)
Menurut Imam Al Ghazali tujuan pendidikan Islam adalah membina insane paripurna yang taqarub kepada Allah, bahagia di dunia dan di akhirat. Dan orang yang rajin mengikuti pendidikan akan memperoleh kelezatan ilmu yang dipelajarinya dan kelezatan ilmu pula dapat mengantarkan kepada pembentukan insane paripurna.

Prof. Dr. M. Athiyah Al Abrasyi mengemukakan tentang tujuan pendidikan Islam dalam satu kata yaitu fadhilah/ keutamaan. Kemudian dalam uraiannya yang dimaksud adalah:

Para ahli pendidikan Islam sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik akhlaq dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya, ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan terutama dari pola adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. Beliau juga mengutip pendapat Al Ghazali: “tujuan pendidikan adalah mendekatkan diri pada Allah, bukan pangkat dan bermegah-megahan dan janganlah seorang pelajar itu belajar untuk mencari pangkat, harta, menipu orang bodoh atau bermegah-megahan dengan kawan”.(2)

Dr. Oemar Al Taumy menyatakan sebagai berikut: “Tentang tujuan-tujuan individual yang ingin dicapai oleh PI, maka pada keseluruhannya berkisar pada pembinaan pribadi muslim yang berpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan social. Atau dengan lebih jelas lagi, ia berkisar padakeseluruhannya pada pembinaan warga Negara muslim yang baik, yang percaya kepada Tuhan dan agama-Nya, sehat jasmani berimbang dalam motivasi-motivasi, emosi dan keinginan-keinginannya, sesuai dengan dirinya dan orang lain, bersenjatakan ilmu pengetahuan, memiliki alat-alatnya yang asasi, luas pengetahuan dan sadar akan masalah-masalah masyarakat bangsa dan zamannya, halus perasaan seninya dan sanggup merasakan keindahan dalam segala bentuk dan coraknya, menggunakan masa luangnya dengan kebijakan dan berfaedah, mengetahui hak dan kewajibannya, memikul tanggung jawab terhadap diri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan seluruhnya dengan kesadaran, dengan keikhlasan dan kebolehan, menghargai kepentingan kehidupan keluarga secara khas dan bersedia memikul tanggung jawab yang berkorban untuk meneguhkan dan memperkuatnya”.(3)

Abdul Fathah Jalal dalm bukunya yang berjudul Min Usulit Tarbiyati Fil Islam yang dialih bahasakan oleh Drs. Herry Noer Ali menyatakan tujuan PI yaitu menjadikan manusia sebagai abdi Allah atau hamba Allah SWT yang senantiasa mengagungkan dan membesarkan asma Allah SWT dengan meneladani Rasulullah SAW, menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, suka mempelajari segala yang bermanfaat baginya dalam merealisasikan tujuan yang telah digariskan oleh Allah SWT.

Drs. Udin Syarifuddin Winataputra MA dan Drs. Rustana Ardiwinata, menyatakan bahwa tujuan pendidikan itu identik dengan tujuan hidup manusia. Dalam memperkuat pendapatnya mereka berpedoman pada Firman Allah:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: “ Dan aku (Allah) tidak menjadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembah Aku”. (Adz-Dzariyat : 57)

Mereka juga menyitir pendapat M. Naatsir yang mengatakan: “ Menyembah Allah itu melengkapi semua ketaatan dan ketundukan kepada semua perintah Ilahi , yang membawa kepada kebesaran dunia dan kemenangan akhirat. Akan menjadi orang yang memperhambakan segenap rohani dan jasmaninya kepada Allah untuk kemenangan dirinya dalam arti yang seluas-luasnya yang dapat dicapai oleh manusia. Itulah tujuan hidup manusia di atas dunia. Dan itulah didikan yang harus kita berikan kepada anak-anak kita kaum muslimin.

Memperhambakan diri kepada Allah untuk mencari keridhaan Ilahi merupakan tujuan umum dari risalah. Dengan demikian hal itupun merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh PI. Tujuan itu dapat dijabarkan ke dalam tiga aspek:

1. Menyempurnakan hubungan manusia dengan khaliqnya. Semakin dekan dan terpelihara hubungan ini akan semakin tumbuh dan berkembang keimanan seseorang dan semakin terbuka pulalah kesadaran akan penerimaan rasa ketaatan dan ketundukan kepada segala perintah dan larangan-Nya, sehingga dengan demikian peluang untuk memperoleh kejayaan semakin menjadi terbuka.

2. Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesamanya memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan hubungan antara manusia dan lingkungan merupakan upaya manusia yang senantiasa dikembangkan terus. Disinilah terjadi interaksi antara sesame manusia, baik dengan muslim maupun bukan, sehingga tampak citra Islam dalam masyarakat yang ditunjukkan oleh tingkah laku pemiliknya.

3. Mewujudkan keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara kedua hubungan itu dan mengaktifkan kedua – duanya sejalan dan berjalin dalam diri pribadi. Ini berarti upaya yang berarti terus menerus untuk mengenal dan memperbaiki diri. Upaya mengenal, memperbaiki diri mengaktualisasikan kedua aspek tersebut di atas secara rinci seimbang dan selaras dalam bentuk tindakan dan kegiatan sehari – hari member petunjuk atas sejauh manakah tingkat hambah Allah itu tetap dicapai seseorang.

Perwujudan ketiga aspek tujuan tersebut dalam diri seseorang hanya dimungkinkan dengan penguasaan ilmu. Tanpa ilmu berarti seseorang itu belum siap atau belum patut untuk menyandang gelar hambah Allah. Ilmu disini meliputi segalah dan seluruh ilmu pengetahuan dapat dicapai oleh manusia. Islam tidak memilah – milahkan dan memisahkan antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama. (4)

Kongres PI sedunia di Islamabad tahun 1980 menetapkan sebagai berikut ;
Education should aim at the balanced growth of total personality of man thought the training of man screwdriver spirit, intellect the rational self, feeling and bodily sense. Education should there fore cater for the growth of man in all its aspect, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually and collectively, and motivate all these aspects toward goodness and attainment perfection. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community aqnd humanity at large.

Keputusan seminar pendidikan Islam se Indonesia tanggal 7 – 11 Mei 1960 di Cipayung Bogor, menetapkan sebagai berikut :
Tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan taqwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam.(5)

Prof. H. M. Arifin M.Fd. menyatakan bahwa, tujuan pendidikan Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengabdikan dirinya kepada khaliqnya dengan sikap dan kepribadian bulan yang merujuk kepada penyerahan diri kepada-Nya dalam segala aspek kehidupan, duniawiah dan ukhrawiah. Atau mewujudkan manusia yang berkepribadian muslim yang bulat lahiriah dan batiniah yang mampu mengapdikan segala amal perbuatannya untuk mencari keridhaan Allah SWT. (6) 

Berdasarkan beberapa rumusan tujuan pendidikan Islam tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah : “membentuk manusia muslim sempurna yakni berkepribadian mulia, sehat jasmani dan rahani, cerdas dan pandai, bertaqwa kepada Allag SWT”.

---------------------------------
(1) Drs. A.D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, PT. Alma'arif, Bandung, 1980, hal : 6
(2) Prof. Dr. Athiyah Al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok PI, Bulan Bintang, Jakarta, 1970
(3) Drs. Muhammad Zain, Materi Filsafat pendidikan Islam, Yogyakarta, 1985, hal : 18-19
(4) Drs. Udin Sarifudin Wirnaputra, MA dan Rustana Andiwinata, Materi Pokok Perencanaan Pengajaran, ditjen bimbingan agama Islam & UT, 1991, hal : 120-121
(5) Prof. H. M. Arifin M.Ed, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1991, hal ; 38-39
(6) Ibid, hal ; 237

--------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Diktat "Ilmu Pendidikan Islam" Oleh : ST. Suwaibatul Aslamiyah, S.Ag
Universitas Islam Lamongan


Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan dibedakan menjadi empat yaitu tujuan umum, tujuan operasional, tujuan sementara dan tujuan akhir.

1.Tujuan umum

Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dari semua kegiatan pendidikan. Baik dari pengajaran atau dengan cara yang lainnya. Tujuan ini meliputi seluruh aspek kemanusiaan seperti sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan.

Tujuan umum pendidikan harus dikaitkan pula dengan tujuan pendidikan nasional negara tempat pendidikan itu dilaksanakan serta harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan pendidikan umum ini hanya dapat dicapai setelah melalui proses pengajaran, pengalaman, pembiasaan, penghayatan, dan keyakinan akan kebenarannya. Tahapan dalam mencapai tujuan itu pada pendidikan formal (sekolah atau madrasah), dirumuskan dalam bentuk tujuan kurikuler yang selanjutnya dikembangkan dalam tujuan pembelajaran.

2.Tujuan oprasional

Tujuan oprasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapakan dan diperkirakan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan oprrasional. Dalam pendidikan formal, tujuan oprasional ini disebut juga tujuan pembelajaran yang selanjutnya dikembangkan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus (TPU dan TPK). Tujuan pembelajaran ini merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unut kegiatan pengajaran.

Dalam tujuan oprasional ini lebih banyak dituntut dari anak didik suatu kemampuan dan ketrampilan tertentu. Sifat oprasionalnya lebih ditonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian. Misalnya pada masa permulaan yang penting adalah anak didik maupun terampil berbuat baik, perbuatan itu perbuatan lidah (ucapan) ataupun perbuatan anggota badan lainnya. Kemampuan dan ketrampilan yang dituntut pada anak didik merupakan sebagian kemampuan dan ketrampilan insane kamil dan ukuran anak, yang menuju pada insane kamil yang semakin sempurna (meningkat). Anak harus terampil melakukan ibadat (sekurang-kurangnya ibadat wajib), meskipun belum memahami dan menghayati ibadat itu.

3.Tujuan sementara


Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan oprasional dalam bentuk tujuan pembelajaran dikembangkan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus (TPU dan TPK) dapat dianggap tujuan sementara dengan sifat yang agak berbeda.

Pada tujuan sementara bentuk insane kamil dengan pola taqwa sudah kelihatan meskipun dengan ukuran beberapapun cirri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik. Tujuan pendidikan seolah-olah merupakan lingkaran yang pada tingkat yang paling rendah merupakan suatu lingkaran kecil. Semakin tinggi tingkat pendidikannya lingkaran tersebut semakin besar. Tetapi sejak dari tujuan pendidikan tingkat permulaan, bentuk lingkarannya sudah harus kelihatan.

4. Tujuan Akhir

Tujuan akhir pendidikan menurut islam dapat difahami dari firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (berserah diri kepada Allah)”. (Q.S. Ali Imran 102)

Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah inilah merupakan ujung dan akhir dari proses hidup dan ini merupakan isi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan yang dapat dianggap sebagai tujuan akhir.Insan kamil yang mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah inilah merupakan tujuan akhir pendidikan menurut Islam.


-----------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Diktat "Ilmu Pendidikan Islam" Oleh : ST. Suwaibatul Aslamiyah, S.Ag
Universitas Islam Lamongan

Fungsi Tujuan Dalam Proses Belajar Mengajar

Sebagaimana diketahui bahwa belajar mengajar adalah suatu kegiatan bertujuan, dengan pengertian kegiatan yang terikat oleh tujuan, terarah pada tujuan, dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. dengan demikian merumuskan tujuan yang akan dicapai adalah merupakan aspek terpenting yang harus diperhatikan guru dalam mengajar.

Taraf pencapaian tujuan pengajaran pada hakikatnya adalah merupakan petunjuk praktis tentang sejauh manakah proses belajar mengajar itu harus dibawa untuk mencapai tujuan yang terakhir. Hal yang demikian berlaku umum bauk dalam pendidikan keluarga maupun pendidikan sosial masyarakat, organisasi dan sekolah.

Setuap cabang pendidikan mempunyai pedoman umum tentang tujuan akhur yang akan dicapai. Tujuan pendidikan sebagai peraturan perindang-undangan.seperti di Indonesia telah ditetapkan dasar, tujuan,dan sistem pendidikan nasional.dari peraturan perundang-undangan itu diperinci ketentuan-ketentuan bagi tujuan bagi lembaga-lembaga pendidikan tertentu.

Dalam hal ini diperlukan cara kerja yang efektif dan efisien,agar semua tujuan dapat tercapai. Salah satu cara yang telah diwujudkan dalam bentuk organisasi organisasi dan pengaturannya yang fundamental dan sistematis adalah berupa sistem penilaian atau evaluasi. Evaluasi ini digunakan ntuk mencapai tujuan baik dari murid maupun dari fihak guru. Dengan pengetuan lal bahwa evaluasi mempunyai arti diagnostik, yakni mencari dan menetapkan sebab-sebab kegagalan untuk diadakan perubahan dan perbaikan sehingga tidak semata-mata menentikan lulus atau tidak lulus.

Hubungan evaluasi/penilaian dengan seluruh proses belajar mengajar terlihat pada langkah-langkah beriku :
  1. menetapkan tujuan yang hendak dicapai 
  2. mempersiapkan pengalaman dan kegiatan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan. 
  3. menilai dengan yakin bahwa hasil yang diharapkan dapat tercapai.
Untuk dapat menjadikan tujuan tertentu sebagai petunjuk operasional, diperlukan rumusan tujuan secara lebih khusus. Rumusan tujuan harus dipusatkan pada perubahan tingkah laku anak didik. Dan selanjutnya menempatkan tujuan fungsional sebagai tujuan akhir.

Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam

Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam
Agama Islam adalah universal yang mengajarkan pada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan baik duniawi maupun ukhrawi. Salah satu ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan pada umatnya untuk melaksanakan pendidikan karena menurut ajaran Islam pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia mutlak yang harus dipenuhi, demi tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dalam kehidupannya. Bahkan apabila dikaji secara teliti,islam merupakan agama ilmu(akal) dan agama amal.Karena itu islam selalu mendorong umatnya mempergunakan akalnya guna menuntut ilmu pengetahuan,agar dengan demikian mereka dapat mengetahui dan membedakan mana yang benar dan mana yang salah.Allah berfirman:

اقرأباسم ربك الذى خلق , خلق الانسان من علق , اقرأوربك الاكرم , الذى علم بالقلم , علم الانسان ما لم يعلم (العلق 5-1

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.(Q.S.Al alaq : 1-5).


كبر مقتا عند الله ان تقولوا ما لا تفعلون (الصف : 3

“Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan”.(Q.S.As Shaf : 3).

Berdasarkan penjelasan diatas maka ilmu pendidikan islam perlu dipelajari dan diajarkan kepada para pembina atas dasar hal-hal sebagai berikut:

  1. Hakekat pendidkan islam adalah proses membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak agar menjadi manusia dewasa sesuai dengan tujuan pendidikan islam.
  2. Asas pendidikan islam adalah asas perkembangan dan pertumbuhan dalam peri kehidupan yang berkeseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrowi, jasmani dan rohani atau antara kehidupan materiil dan mental spiritual. Asas-asas yang lain dalam pelaksanaan operasional seperti asas adil dan merata, asas menyeluruh dan asas integralitas, adalah dijadikan pegangan dalam pendidikan praktis sesuai pandangan teoritis yang dipegangi.
  3. Modal dasar pendidikan islam adalah kemauan dasar (fitrah) untuk berkembang dari masing-masing pribadi manusia sebagai karunia Tuhan. Kemampuan dasar ini merupakan potensi mental spiritual dan fisik yang diciptakan Tuhan sebagai fitrah yang tidak dapat dirubah atau dihapus oleh siapapun, akan tetapi dapat diarahkan perkembangannya dalam proses pendidikan dan sampai titik optimal yang berakhir pada takdir Tuhan. Bagi masing-masing manusia melainkan watak kepribadian akibat berbedanya kemampuan dasar dan keturunan dipandang sebagai realitas individual yang menuntut kesempatan berkembang melalui proses pendidikan yang tepat dan akurat. Tanpa penyediaan kesempatan yang cukup memadai maka kemampuan dasar tersebut tidak akan mengalami perkembangan yang progresif vertical dan horizontal secara normal dan optimal. 
  4. Saran strategis pendidikan islam adalah memanamkan dan mengembangkan nilai – nilai agama dan nilai – nilai ilmu pengetahuan. Secara mendalam dan meluas dalam pribadi anak didik, sehingga akan terbentuklah dalam dirinya, sikap beriman dan bertaqwa dengan kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari – hari. Dengan istilah lain sasaran pendidikan Islam adalah mengintregrasikan iman dan taqwa dengan ilmu pengetahuan dalam pribadi muslim untuk mewujudkan kesejahteraan kehidupan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.