Hindari Mengeluh..!!! Manusia dan Medsos Bukan Tempat Mengeluh, Lalu Kepada Siapa Kita Mengeluh...???

Kita semua pasti pernah mempunyai masalah dalam kehidupan. Ada kalanya kita merasakan bahagia dan senang, ada kalanya kita merasakan sedih dan pilu. Hal ini adalah sunnatullah.

Hikmah Sholat

Shalat sebagai Rukun Islam ke dua sarat dengan makna dan hikmah yang terkait dengan aktivitas keseharian dalam kehidupan. Diantara hikmah shalat yaitu:

BERKAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Kita memperingati kelahiran Nabi, kita akan mendapatkan empat perkara.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

"SELAMAT DATANG DI BLOG PUSTAKA ASLIKAN, SEMOGA BERMANFAAT"
Showing posts with label Kisah Teladan. Show all posts
Showing posts with label Kisah Teladan. Show all posts

Kufur dan Syukur (Kisah Si Buta dan 2 Orang Temannya)

Diriwayatkan dari abu hurairah ra, ia pernah mendengar Nabi Muhammad saw bersabda, bahwa Allah ingin menguji tiga orang bani Isroil. Mereka adalah si penderita kusta, si botak dan si buta,Kemudian Allah mengutus seorang malaikat mendatangi penderita kusta, “Hal apakah yang paling engkau cintai?” Tanya malaikat. Si penderita kusta menjawab, Warna yang bagus, kulit tubuh yang halus dan kesembuhan dari penyakit yang menyebabkan orang-orang membenciku,” Lalu Sang malaikat mengusapkan tangannya pada tubuh si pederita kusta, d an seketika sembuhlah penyakitnya. Kemudian ia memberi warna kulit yang bagus. Sang malaikat bertanya lagi,” Harta apa yang paling engkau sukai?” Si penderita kusta menjawab, “unta .” Maka sang malaikat memberinya seekor unta yang sedang mengandung, sembari berkata, “ semoga Allah memberkatimu dengan pemberian ini.”

Sang malaikat lalu pergi menemui si botak. “ Hal apakah yang paling engkau cintai?”Tanya malaikat, SI botak menjawab, Rambut yang bagus dan kesembuhan dari botak yang membuat orang orang menghinaku.” Lalu Sang malaikat mengusapkan tangan di kepalanya, maka iapun langsung sembuh dari kebotakan dan rambut yang bagus menghiasi kepalanya Kemudian sang malaikat bertanya lagi.”Harta apakah yang paling engkau sukai?” Si botak menjawab,Sapi” Maka sang malaikat memberi seekor sapi yang sedang mengandung, sembari berkata,” Semoga Allah memberkatimu dengan pemberian ini.”
Kemudian sang malaikat mendatangi si buta dan berkata.” Hal apakah yang paling engkau cintai?” Si buta menjawab, “Aku ingin Allah mengembalikan penglihatanku agar aku bisa melihat orang orang di sekitar.” Lalu

Sang malaikat mengusapkan tangannya pada mata orang buta itu maka Allah pun mengembalikan penglihatannya. Kemudian sang malaikat bertanya,” Harta apakah yang paling engkau sukai?” Si buta menjawab,” Kambing.Maka sang malaikat memberinya seekor kambing yang sedang mengandung.

Selang berapa lama, unta, sapi, dan kambing tersebut berkembang biak dengan pesat dan akhirnya unta milik orang yang dahulu menderita kusta memenuhi satu lembah, sapi milik orang yang dahulu botak memenuhi satu lembah dan kambing milik orang yang dahulu buta memenuhi satu lembah.. Kemudian sang malaikat mendatangi mereka satu persatu.Ia mendatangi si penderita penyakit kusta yang sudah sembuh dengan menyamar menjadi seorang penderita kusta. Ia berkata sembari mengiba,”Aku adalah orang yang malang dan kehabisan bekal perjalanan. Aku tidak bisa hidup sampai sekarang ini kecuali atas pertolongan Allah. Aku memohon kepadamu atas nama Dzat yang telah menganugrahimu warna kulit yang bagus, kulit yang molek dan harta berupa unta, berilah aku bekal untuk meneruskan perjalananku.”Si bekas penderita kusta itu mencela, “ Banyak sekali permintaan mu!”Maka sang malaikat lantas berkata,”Kelihatannya aku mengenalmu,bukanlah egkau yang dulu si penderita lkusta yang fakir dan di kucilkan orang orang, lalu Allah menganugrahimu?”

Dengan dada di busungkan si bekas penderita kusta berkata “ Aku adalah orang berharta dan aku mewarisi harta ini dari orang kaya pula.”Sang malaikat menimpali,”seandainya engkau berdusta, Allah akan mengembalikamu seperti dahulu.”
Kemudian sang malaikat mendatangi si botak yang telah dikaruniai rambut indah dengan menyamar menjadi sorang botak, seraya berucap hal yang sama seperti yang di katakan kepada si penderita kusta. Lalu si bekas bitak menjawab dengan jawaban yang sama seperti penderita kusta
.Lalu si bekas botak menjawab dengan jawaban yang sama seperti penderita kusta.Maka sang malaikat mencela,” seandainya kau berdusta Allah akan mengembalikanmu seperti dahulu!”

Kemudian sang malaikat mendatangi si buta dengan menyamar menjadi seorang buta,”Aku seorang ibnu sabil yang malang dan kehabisan bekal perjalanan. Aku bisa hidup sampai sekarang ini kecuali atas pertolongan Allah.Aku memohon kepadamu atas nama Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu dan harta berupa kambing,berilah aku bekal untuk meneruskan perjalananku, “Si buta menawab, Sungguh, dahulu aku seorang yang buta,lalu Allah mengembalikan penglihatanku, maka ambilah apa yang engkau inginkan dan tinggalkan apa yang engkau kehendaki.Sungguh aku tidak akan keberatan engkau ambil demi kepentingan Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mulia.Sang malaikat menjawab,”Milikilah hartamu itu! Sesungguhnya aku hanya ingin menguji kalian.Allah telah meridhai ( sibuta) dan murka dengan kedua temanmu ( si penderita kusta dan si botak ) ( HR al Bukhari dan Muslim )

Demikianlah kisah ini, Allah senantiasa menguji hamba-hamba-Nya. Dan kita pun senantiasa diuji oleh-Nya. Dalam kisah tadi, ada dua hal yang menjadi bahan ujian, yaitu kesehatan/penampilan fisik dan harta. Mudah-mudahan kita adalah yang orang yang lulus ujian sebagaimana si Buta. Jika kita ingin seperti si Buta, maka kita harus berusaha menjadi bagian dari orang-orang yang bersyukur dan senantiasa merasakan adanya pengawasan Allah (muroqobatullah). Semoga Allah senantiasa ridho kepada kita dan tidak murka kepada kita semua.. Aamiin.

Kisah Orang Yang Mensyukuri dan Tidak Mensyukuri Nikmat Allah

Kisah Orang Yang Mensyukuri dan Tidak Mensyukuri Nikmat Allah,

Ada tiga orang Bani Israil yang telah diuji oleh Allah SWT. Ketiga orang tersebut masing - masing menderita penyakit, ada yang menderita penyakit kusta, ada yang menderita penyakit gundul (tidak berambut), dan yang terakhir menderita penyakit buta.
Ketika itu Allah mengutus malaikat untuk menemui mereka.
Pertama, malaikat bertanya kepada orang yang sakit kusta, "Apa yang engkau inginkan?"
"Aku ingin rupa yang bagus dan kulit yang halus, sehingga orang tidak jijik kepadaku", jawab orang yang berpenyakit kusta.
Malaikat mengusap tubuh orang itu. seketika lenyaplah penyakit yang menjijikkan dari tubuh orang itu. Malaikat bertanya lagi, "harta apa yang engkau inginkan?"
"unta", jawab orang itu. Lalu diberi unta yang sedang mengandung kepada orang itu.

Selanjutnya malaikat bertanya kepada orang yang berpenyakit gundul, "Apa yang engkau inginkan?"
"Rambut", jawab orang gundul itu. Malaikat menyapu kepala orang itu. seketika tumbuhlah rambut di kepala orang yang gundul itu. Malaikat bertanya pula, "harta apa yang engkau inginkan?" "Aku menginginkan sapi", jawab orang itu. Maka diberikan kepada orang itu seekor sapi yang sedang mengandung.

Setelah itu malaikat datang kepada orang yang buta dan bertanya, "Apa yang engkau inginkan?"
Orang buta itu menjawab, "Saya ingin melihat kembali."
Malaikat pun mengusap muka orang buta itu. seketika itu pula orang buta itu dapat melihat kembali. Kemudian malaikat bertanya lagi, "Harta apa yang engkau inginkan?" "Kambing", jawab orang itu, Maka diberi kepada orang itu seekor kambing yang sedang mengandung.

Beberapa tahun kemudian unta, sapi, dan kambing yang telah diberikan kepada orang miskin yang sakit kusta, gundul, dan buta telah berkembang biak. Dari hari kehari binatang ternak itu selalu bertambah. Orang yang semula berpenyakit kusta, sekarang telah menjadi orang kaya yang memiliki peternakan unta. Orang yang semula berpenyakit gundul, telah menjadi seorang peternak sapi yang kaya raya. Sedangkan orang yang semula buta telah menjadi peternak kambing yang sukses.

Pada suatu hari datanglah seorang malaikat yang menjelma menjadi orang yang berpenyakit kusta. malaikat itu berkata, "Tuan saya ini orang miskin yang kehabisan bekal di jalan. Tolonglah saya, tuan...!! Berikanlah saya bekal untuk melanjutkan perjalanan!" Orang kaya yang dulunya berpenyakit kusta itu menjawab, "Maaf saya sedang tidak bisa membantu, saya sedang banyak utang." Malaikat itu berkata pula, "Rasa-rasanya saya pernah kenal tuan. Bukankah dulu tuan orang miskin yang berpenyakit kusta menjijikkan?" Orang itu menyangkal, "Tidak! itu tidak benar! Harta ini semata-mata dari ayah dan kakekku." Malaikat pun berkata, "Apabila tuan berdusta, semoga Allah menjadikan tuan seperti semula."

Setelah itu malaikat mendatangi orang kaya yang dulunya orang miskin yang berpenyakit gundul. Kepadanya malaikat berpura - pura memohon bantuan sebagaimana dikatakan kepada orang kaya yang pertama tadi. Jawaban yang diterima malaikat, sama dengan orang yang pertama, yaitu penolakan dan ingkar. Malaikat pun berkata, "Apabila tuan berdusta dan ingkar, semoga Allah menjadikan tuan seperti keadaan tuan semula."

Terakhir, malaikat datang kepada orang kaya yang dulunya ia miskin dan menderita penyakit buta. malaikat pun mengutarakan maksudnya sebagaimana diutarakan kepada orang kaya yang pertama dan kedua. Orang yang dulunya buta menjawab, "Betul, dulunya saya ini buta, kemudian Allah mengembalikan penglihatan saya. Untuk itu saya bersyukur kepada Allah. Ambillah harta saya ini sekehendakmu. Sisakanlah untuk saya sekehendakmu pula. Saya ikhlas memberikannya." Malaikat berkata, "Peliharalah hartamu, saya tidak akan mengambilnya. Saya hanya menguji. Ternyata kamu lulus ujian ini. dengan demikian kamu diridhai Allah dan kedua temanmu dibenci-Nya."

Demikianlah kisah tiga orang yang sama - sama menderita, sama-sama berjanji akan berbuat baik manakala penderitaannya sudah berganti dengan kesenangan. Akan tetapi, ternyata yang dua orang tidak bersyukur terhadap nikmat yang diberikan Allah. Allah membenci kedua orang yang ingkar atau kufur nikmat itu dan mengembalikannya seperti keadaan semula. Sebaliknya, orang yang mensyukuri nikmat Allah akan mendapat Ridha-Nya dan ditambahkan rizkinya.

Kisah Qorun Yang Tamak

Qorun berasal dari keturunan dari Bani Israil. Ia dilahirkan di Mesir dan hidup pada zaman Nabi Musa as. Pada awalnya Qorun adalah pengikut Nabi Musa yang taat beribadah. setelah hartanya bertambah banyak, ia mulai malas beribadah. Pada saat hartanya semakin melimpah Qorun pun melupakan Tuhan-Nya, bahkan menentang Nabi Musa. tingkah laku Qorun sangat berbeda ketika ia masih miskin, dengan setelah menjadi kaya raya. Setelah kaya raya Qorun menjadi orang yang sombong, tamak, dan durhaka kepada Allah. Ia beranggapan bahwa hartanya yang melimpah itu ia peroleh semata - mata dari hasil kerja kerasnya dalam berdagang, bukan rizki dari Allah.
Ketika Nabi Musa menghimbau untuk mengeluarkan zakat, Qorun sangat tersinggung dan marah. Ia berfikir bahwa dengan membayar zakat hartanya pasti akan berkurang. Ia lalu menudu Nabi Musa ingin memerasnya. Qorun semakin membenci Nabi Musa karena dianggapnya selalu mengganggu ketenangan hidupnya.
Qorun mengetahui bahwah Fir'aun juga membenci nabi Musa, oleh sebab itu, ia menjalin kerja sama dan persekongkolan dengan Fir'aun. Setelah menjalin kerja sama dengan Fir'aun kemudian Qorun diangkat menjadi penasehat Fir'aun. Ajaran - ajaran Nabi Musa dianggap merongrong harga dirinya di masyarakat. Oleh sebab itu, Qorun mencari siasat untuk menjatuhkan kewibawaan Nabi Musa. Ia berniat untuk menghancurkan Nabi Musa. Bersama para pembantunya, Qorun mengadakan rapat untuk membicarakan tentang bagaimana cara mempermalukan dan menjerumuskan Nabi Musa.
Sementara itu Nabi Musa berdo'a agar Qorun diberi peringatan, karena perbuatannya sudah sangat jauh menyimpang dari tuntunan Agama. Do'a Nabi Musa dikabulkan oleh Allah SWT. Tiba - tiba tanah tempat Qorun bersama para pembantunya mengadakan rapat retak. Makin lama retak itu makin lebar dan dalam. Kaki Qoru terpeleset sampai. Begitu juga para pembantunya. Makin lama, makin dalam mereka terhimpit tanah. mereka menjerit - jerit minta tolong ,kepada Nabi Musa. Mereka bilang mau bertobat dan berjanji akan menjadi pengikut Nabi Musa. sayang sekali tobat mereka sudah terlambat. Allah sudah menutup pintu tobat bagi mereka. Akhirnya Qorun dan semua pengikutnya serta seluruh harta bendanya terbenam ditelan bumi. Peristiwa ini diabadikan oleh Allah SWT dalam surat Al-Qashash ayat 81 yang artinya :
"Maka kami benamkan Qorun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab Allah, dan tiadalah ia termasuk orang - orang (yang dapat) membela (dirinya)."

Demikianlah kisah singkat Qorun, seorang yang tamak, yang suka menumpuk-numpuk harta, siang malam hanya harta kekayaan yang ada dalam pikirannya hingga ia lupa Tuhan-Nya, sehingga pada akhirnya ia dibenamkan Allah beserta hartanya ke dalam bumi.

Kisah Abdullah bin Umar dan Penggembala Domba

Suatu hari Abdullah bin Umar r.a. pergi ke Mekkah. Waktu itu ia beristirahat di tengah perjalanan, datanglah seorang pengembala domba dengan piaraannya. Ibnu Umar berkata,

"Wahai pengembala, saya mmau membeli satu domba dari domba - domba yang engkau pelihara??"

"Saya hanyalah hamba sahaya yang tidak punya hak untuk menjual domba - domba ini." jawab pegembala.

"Katakan saja kepada tuanmu bahwa salah satu dombanya dimakan binatang buas." Ibnu Umar mmemberi solusi. pengembala itu menjawab,

"Bukankah ada Allah SWT yang mengetahui segalanya....??

Mendengar perkataan pengembala itu, Ibnu Umar meneteskan air mata. keesokan harinya ia pergi ke tuan pemilik domba dengan maksud untuk memerdekakan pengembala itu. Tidak cuma itu, ia juga membeli domba - domba yang ada dan dihadiahkanlah domba-domba itu kepada si pengembala.

Hikmah dari kisah Kisah Abdullah bin Umar dan Penggembala Domba yaitu,

Barang siapa meninggalkan keharaman karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang halal. pengembala tersebut tidak mau menjual satu domba karena takut kepada Allah, namun akhirnya ia mendapatkan ganti domba dengan jumlah yang lebih banyak.

Zawaj Al-mubarok

Zawaj Al-Mubarok adalah seorang hamba sahaya yang telah dimerdekakan oleh tuannya. Kemudian ia bekerja sebagai penjaga kebun delima. Pada suatu hari si pemilik kebun datang ke kebun delima bersama sahabat-sahabatnya. Ia menyuruh Zawaj Al-Mubarok,

"Tolong ambilkan delima yang manis-manis!"

Al-Mubarok memetik beberapa buah delima dan memberikannya kepada pemilik kebun. Namun delima-delima yang ia petik ternyata masam. Kontan saja si pemilik kebun itu marah,

"Apa kamu tidak bisa membedakan mana delima yang manis dan mana yang masam?" Dengan ketakutan Al-Mubarok menjawab,

"Tuan tidak pernah memberi izin kepada saya untuk mengetahui mana yang manis dan mana yang masam."

Sang tuan merasa di permainkandan bertambah marah,

"Aneh, Kamu sudah bekerja di kebun ini beberapa tahun yang lalu, dan kamu mengatakan hal ini."

Si pemilik kebunmasih menyangka bahwa Al-Mubarok berbohong kepadanya. Akhirnya ia bertanya kepada tetangga-tetangganya yang tinggal disekitar kebun perihal al-Mubarok tersebut. mereka menjawab bahwa Al-Mubarok sama sekali belum pernah kelihatan memakan satu buah delima pun di kebun itu.

Si pemilik kebun kembali menemui Al-Mubarok,

"Wahai Al-Mubarok!, saya hanya mempunyai satu anak perempuan. dengan siapakah sebaiknya dia saya nikahkan?"

"Orang Yahudi menikah hanya karena harta, orang Nasrani menikah hanya karena kecantikan, orang Arab menikah hanya karena nasab sedangkan orang Islam menikah karena ketaqwaan. termasuk yang manakah tuan diantara keempat golongan tersebut? Saya punya pendapat, nikahkanlah putri tuan dengan seorang dari golongan yang tuan termasuk di dalamnya." Al-Mubarok Menjawab.

Si pemilik kebun berkata, "tidak ada di dunia ini orang yang lebih bertaqwa dibanding kamu wahai Al-Mubarok."

Kemudian ia menikahkan putrinya dengan al-Mubarok ini. dan hasil pernikahan ini melahirkan seorang ulama' yang sholeh dan alim, yaitu, Imam Abdullah ibnul Mubarok.

Sungguh benar firman Allah,

"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamanya tumbuh subur dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana...." (Al-A'raaf : 58)