Hindari Mengeluh..!!! Manusia dan Medsos Bukan Tempat Mengeluh, Lalu Kepada Siapa Kita Mengeluh...???

Kita semua pasti pernah mempunyai masalah dalam kehidupan. Ada kalanya kita merasakan bahagia dan senang, ada kalanya kita merasakan sedih dan pilu. Hal ini adalah sunnatullah.

Hikmah Sholat

Shalat sebagai Rukun Islam ke dua sarat dengan makna dan hikmah yang terkait dengan aktivitas keseharian dalam kehidupan. Diantara hikmah shalat yaitu:

BERKAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Kita memperingati kelahiran Nabi, kita akan mendapatkan empat perkara.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

"SELAMAT DATANG DI BLOG PUSTAKA ASLIKAN, SEMOGA BERMANFAAT"
Showing posts with label Ilmu Pendidikan Islam. Show all posts
Showing posts with label Ilmu Pendidikan Islam. Show all posts

Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan secara sederhana diartikan sebagai proses menuju tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Tanpa adanya tujuan yang jelas akan menimbulkan kekaburan atau ketidakpastian, maka tujuan pendidikan merupakan faktor yang teramat penting dalam proses pendidikan.

Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan pendidikan agama Islam, maka berikut ini akan penulis kemukakan pendapat beberapa ahli mengenai tujuan pendidikan agama Islam:
  1. Menurut Ahmad D. Marimba (dalam Umi Uhbiyat) tujuan pendidikan Islam adalah mencakup tujuan sementara dan tujuan akhir pendidikan Islam. Untuk mencapai tujuan akhir pendidikan harus dilampaui terlebih dahulu beberapa tujuan sementara. Tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya kepribadian muslim.[1]
  2. Menurut M. Athiyah Al-Abrasy, bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah “pembentukan akhlakul karimah”.[2]
  3. Zakiah Daradjat, bahwa tujuan pendidikan agama adalah meliputi seluruh aspek kemanusiaan yang meliputi sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan.[3]

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan agama Islam adalah:
Memahami ajaran-ajaran Islam secara sederhana dan bersifat menyeluruh, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman hidup dan amalan perbuatannya, baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan masyarakat dan hubungan dengan sekitarnya serta dapat membentuk pribadi yang berakhlak mulia sesuai dengan ajaran Islam.


---------------------------------------------
[1] Nur Uhbiyati,Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hlm. 30
[2] M.Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hlm. 10.
[3] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 30

Pengertian Pendidikan Agama Islam

Untuk memahami pengertian pendidikan agama Islam ini secara mendalam, maka penulis akan mengemukakan beberapa pendapat tentang pendidikan agama Islam sebagai berikut:

Menurut Zakiah Daradjat pendidikan agama Islam atau At-Tarbiyah Al-Islamiah adalah usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pandangan hidup.[1]

Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba (dalam Umi Uhbiyat) pendidikan Islam adalah: bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam, menuju terciptanya kepribadian utama menurut ukuran Islam.[2]

Pendidikan agama Islam adalah suatu kegiatan yang bertujuan menghasilkan orang-orang beragama, dengan demikian pendidikan agama perlu diarahkan ke arah pertumbuhan moral dan karakter.[3]

Ditinjau dari beberapa definisi pendidikan agama Islam di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut:
  1. Segala usaha berupa bimbingan terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak, menuju terbinanya kepribadian utama sesuai dengan ajaran agama Islam.
  2. Suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dalam proses kependidikan melalui latihan-latihan akal pikiran (kecerdasan, kejiwaan, keyakinan, kemauan dan perasaan serta panca indra) dalam seluruh aspek kehidupan manusia.
  3. Bimbingan secara sadar dan terus menerus yang sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah dan kemampuan ajarannya pengaruh diluar) baik secara individu maupun kelompok sehingga manusia memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam secara utuh dan benar. Yang dimaksud utuh dan benar adalah meliputi Aqidah (keimanan), Syari’ah (ibadah muamalah) dan akhlaq (budi pekerti).

---------------------------------------------------------
[1] Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 86.
[2] Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hlm. 9.
[3] Zuhairini dan Abdul Ghofir, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang: Universitas Malang, 2004), hlm.1.

Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan pendidikan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang akan melaksanakan pendidikan Islam. Beberapa ahli pendidikan menjelaskan tentang tujuan pendidikan Islam, diantaranya:

Drs. Ahmad D. Marimba mengemukakan dua macam tujuan pendidikan yaitu sementara dan akhir. Tujuan sementara pendidikan islam yaitu tercapainya tingkat kedewasaan baik jasmaniah maupun rohaniah. Dewasa jasmaniah adalah apabila anak telah baligh dengan cirri-ciri : pertama, laki-laki berumur 15 tahun, perempuan berumur 9 tahun. Kedua, haid bagi perempuan. Sedangkan dewasa rohaniah apabila ia telah dapat memilih sendiri, memutuskan sendiri dan bertanggung jawab sendiri sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya. Adapun tujuan akhir pendidikan Islam yaitu terwujudnya kepribadian muslim. Kepribadian muslim disini adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan dan mencerminkan ajaran Islam.
  1. Aspek-aspek kejasmanian; meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan dari luar. Misalnya : cara-cara berbuat, cara-cara berbicara dan lain sebagainya.
  2. Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek yang tidak segera dapat dilihat dan tidak ketahuan dari luar. Misalnya : cara berfikir, bersikap (pendirian atau pandangan dalam menghadapi seseorang atau suatu hal) dan minat.
  3. Aspek-aspek kerohanian yang luhur; meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan. Ini meliputi system dan nilai-nilai yang telah meresap di dalam kepribadian itu, yang telah menjadi bagian dan mendarah daging dalam kepribadian itu yang mengarahkan dan member corak seluruh kepribadian individu itu. Bagi orang yang beragama, aspek-aspek inilah yang menuntunnya kearah kebahagiaan di dunia dan di akhirat, aspek-aspek ini yang member kwalitet kepribadian keseluruhannya.(1)
Menurut Imam Al Ghazali tujuan pendidikan Islam adalah membina insane paripurna yang taqarub kepada Allah, bahagia di dunia dan di akhirat. Dan orang yang rajin mengikuti pendidikan akan memperoleh kelezatan ilmu yang dipelajarinya dan kelezatan ilmu pula dapat mengantarkan kepada pembentukan insane paripurna.

Prof. Dr. M. Athiyah Al Abrasyi mengemukakan tentang tujuan pendidikan Islam dalam satu kata yaitu fadhilah/ keutamaan. Kemudian dalam uraiannya yang dimaksud adalah:

Para ahli pendidikan Islam sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik akhlaq dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya, ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan terutama dari pola adalah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. Beliau juga mengutip pendapat Al Ghazali: “tujuan pendidikan adalah mendekatkan diri pada Allah, bukan pangkat dan bermegah-megahan dan janganlah seorang pelajar itu belajar untuk mencari pangkat, harta, menipu orang bodoh atau bermegah-megahan dengan kawan”.(2)

Dr. Oemar Al Taumy menyatakan sebagai berikut: “Tentang tujuan-tujuan individual yang ingin dicapai oleh PI, maka pada keseluruhannya berkisar pada pembinaan pribadi muslim yang berpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan social. Atau dengan lebih jelas lagi, ia berkisar padakeseluruhannya pada pembinaan warga Negara muslim yang baik, yang percaya kepada Tuhan dan agama-Nya, sehat jasmani berimbang dalam motivasi-motivasi, emosi dan keinginan-keinginannya, sesuai dengan dirinya dan orang lain, bersenjatakan ilmu pengetahuan, memiliki alat-alatnya yang asasi, luas pengetahuan dan sadar akan masalah-masalah masyarakat bangsa dan zamannya, halus perasaan seninya dan sanggup merasakan keindahan dalam segala bentuk dan coraknya, menggunakan masa luangnya dengan kebijakan dan berfaedah, mengetahui hak dan kewajibannya, memikul tanggung jawab terhadap diri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan seluruhnya dengan kesadaran, dengan keikhlasan dan kebolehan, menghargai kepentingan kehidupan keluarga secara khas dan bersedia memikul tanggung jawab yang berkorban untuk meneguhkan dan memperkuatnya”.(3)

Abdul Fathah Jalal dalm bukunya yang berjudul Min Usulit Tarbiyati Fil Islam yang dialih bahasakan oleh Drs. Herry Noer Ali menyatakan tujuan PI yaitu menjadikan manusia sebagai abdi Allah atau hamba Allah SWT yang senantiasa mengagungkan dan membesarkan asma Allah SWT dengan meneladani Rasulullah SAW, menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, suka mempelajari segala yang bermanfaat baginya dalam merealisasikan tujuan yang telah digariskan oleh Allah SWT.

Drs. Udin Syarifuddin Winataputra MA dan Drs. Rustana Ardiwinata, menyatakan bahwa tujuan pendidikan itu identik dengan tujuan hidup manusia. Dalam memperkuat pendapatnya mereka berpedoman pada Firman Allah:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: “ Dan aku (Allah) tidak menjadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembah Aku”. (Adz-Dzariyat : 57)

Mereka juga menyitir pendapat M. Naatsir yang mengatakan: “ Menyembah Allah itu melengkapi semua ketaatan dan ketundukan kepada semua perintah Ilahi , yang membawa kepada kebesaran dunia dan kemenangan akhirat. Akan menjadi orang yang memperhambakan segenap rohani dan jasmaninya kepada Allah untuk kemenangan dirinya dalam arti yang seluas-luasnya yang dapat dicapai oleh manusia. Itulah tujuan hidup manusia di atas dunia. Dan itulah didikan yang harus kita berikan kepada anak-anak kita kaum muslimin.

Memperhambakan diri kepada Allah untuk mencari keridhaan Ilahi merupakan tujuan umum dari risalah. Dengan demikian hal itupun merupakan tujuan umum yang hendak dicapai oleh PI. Tujuan itu dapat dijabarkan ke dalam tiga aspek:

1. Menyempurnakan hubungan manusia dengan khaliqnya. Semakin dekan dan terpelihara hubungan ini akan semakin tumbuh dan berkembang keimanan seseorang dan semakin terbuka pulalah kesadaran akan penerimaan rasa ketaatan dan ketundukan kepada segala perintah dan larangan-Nya, sehingga dengan demikian peluang untuk memperoleh kejayaan semakin menjadi terbuka.

2. Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesamanya memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan hubungan antara manusia dan lingkungan merupakan upaya manusia yang senantiasa dikembangkan terus. Disinilah terjadi interaksi antara sesame manusia, baik dengan muslim maupun bukan, sehingga tampak citra Islam dalam masyarakat yang ditunjukkan oleh tingkah laku pemiliknya.

3. Mewujudkan keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara kedua hubungan itu dan mengaktifkan kedua – duanya sejalan dan berjalin dalam diri pribadi. Ini berarti upaya yang berarti terus menerus untuk mengenal dan memperbaiki diri. Upaya mengenal, memperbaiki diri mengaktualisasikan kedua aspek tersebut di atas secara rinci seimbang dan selaras dalam bentuk tindakan dan kegiatan sehari – hari member petunjuk atas sejauh manakah tingkat hambah Allah itu tetap dicapai seseorang.

Perwujudan ketiga aspek tujuan tersebut dalam diri seseorang hanya dimungkinkan dengan penguasaan ilmu. Tanpa ilmu berarti seseorang itu belum siap atau belum patut untuk menyandang gelar hambah Allah. Ilmu disini meliputi segalah dan seluruh ilmu pengetahuan dapat dicapai oleh manusia. Islam tidak memilah – milahkan dan memisahkan antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan agama. (4)

Kongres PI sedunia di Islamabad tahun 1980 menetapkan sebagai berikut ;
Education should aim at the balanced growth of total personality of man thought the training of man screwdriver spirit, intellect the rational self, feeling and bodily sense. Education should there fore cater for the growth of man in all its aspect, spiritual, intellectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually and collectively, and motivate all these aspects toward goodness and attainment perfection. The ultimate aim of education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community aqnd humanity at large.

Keputusan seminar pendidikan Islam se Indonesia tanggal 7 – 11 Mei 1960 di Cipayung Bogor, menetapkan sebagai berikut :
Tujuan pendidikan Islam adalah menanamkan taqwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam.(5)

Prof. H. M. Arifin M.Fd. menyatakan bahwa, tujuan pendidikan Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan bertaqwa serta berilmu pengetahuan yang mampu mengabdikan dirinya kepada khaliqnya dengan sikap dan kepribadian bulan yang merujuk kepada penyerahan diri kepada-Nya dalam segala aspek kehidupan, duniawiah dan ukhrawiah. Atau mewujudkan manusia yang berkepribadian muslim yang bulat lahiriah dan batiniah yang mampu mengapdikan segala amal perbuatannya untuk mencari keridhaan Allah SWT. (6) 

Berdasarkan beberapa rumusan tujuan pendidikan Islam tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah : “membentuk manusia muslim sempurna yakni berkepribadian mulia, sehat jasmani dan rahani, cerdas dan pandai, bertaqwa kepada Allag SWT”.

---------------------------------
(1) Drs. A.D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, PT. Alma'arif, Bandung, 1980, hal : 6
(2) Prof. Dr. Athiyah Al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok PI, Bulan Bintang, Jakarta, 1970
(3) Drs. Muhammad Zain, Materi Filsafat pendidikan Islam, Yogyakarta, 1985, hal : 18-19
(4) Drs. Udin Sarifudin Wirnaputra, MA dan Rustana Andiwinata, Materi Pokok Perencanaan Pengajaran, ditjen bimbingan agama Islam & UT, 1991, hal : 120-121
(5) Prof. H. M. Arifin M.Ed, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1991, hal ; 38-39
(6) Ibid, hal ; 237

--------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Diktat "Ilmu Pendidikan Islam" Oleh : ST. Suwaibatul Aslamiyah, S.Ag
Universitas Islam Lamongan


Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah sasaran yang akan dicapai dalam kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan dibedakan menjadi empat yaitu tujuan umum, tujuan operasional, tujuan sementara dan tujuan akhir.

1.Tujuan umum

Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dari semua kegiatan pendidikan. Baik dari pengajaran atau dengan cara yang lainnya. Tujuan ini meliputi seluruh aspek kemanusiaan seperti sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan.

Tujuan umum pendidikan harus dikaitkan pula dengan tujuan pendidikan nasional negara tempat pendidikan itu dilaksanakan serta harus dikaitkan pula dengan tujuan institusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan pendidikan umum ini hanya dapat dicapai setelah melalui proses pengajaran, pengalaman, pembiasaan, penghayatan, dan keyakinan akan kebenarannya. Tahapan dalam mencapai tujuan itu pada pendidikan formal (sekolah atau madrasah), dirumuskan dalam bentuk tujuan kurikuler yang selanjutnya dikembangkan dalam tujuan pembelajaran.

2.Tujuan oprasional

Tujuan oprasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan-bahan yang sudah dipersiapakan dan diperkirakan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan oprrasional. Dalam pendidikan formal, tujuan oprasional ini disebut juga tujuan pembelajaran yang selanjutnya dikembangkan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus (TPU dan TPK). Tujuan pembelajaran ini merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unut kegiatan pengajaran.

Dalam tujuan oprasional ini lebih banyak dituntut dari anak didik suatu kemampuan dan ketrampilan tertentu. Sifat oprasionalnya lebih ditonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian. Misalnya pada masa permulaan yang penting adalah anak didik maupun terampil berbuat baik, perbuatan itu perbuatan lidah (ucapan) ataupun perbuatan anggota badan lainnya. Kemampuan dan ketrampilan yang dituntut pada anak didik merupakan sebagian kemampuan dan ketrampilan insane kamil dan ukuran anak, yang menuju pada insane kamil yang semakin sempurna (meningkat). Anak harus terampil melakukan ibadat (sekurang-kurangnya ibadat wajib), meskipun belum memahami dan menghayati ibadat itu.

3.Tujuan sementara


Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan formal. Tujuan oprasional dalam bentuk tujuan pembelajaran dikembangkan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus (TPU dan TPK) dapat dianggap tujuan sementara dengan sifat yang agak berbeda.

Pada tujuan sementara bentuk insane kamil dengan pola taqwa sudah kelihatan meskipun dengan ukuran beberapapun cirri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik. Tujuan pendidikan seolah-olah merupakan lingkaran yang pada tingkat yang paling rendah merupakan suatu lingkaran kecil. Semakin tinggi tingkat pendidikannya lingkaran tersebut semakin besar. Tetapi sejak dari tujuan pendidikan tingkat permulaan, bentuk lingkarannya sudah harus kelihatan.

4. Tujuan Akhir

Tujuan akhir pendidikan menurut islam dapat difahami dari firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (berserah diri kepada Allah)”. (Q.S. Ali Imran 102)

Mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah inilah merupakan ujung dan akhir dari proses hidup dan ini merupakan isi kegiatan pendidikan. Inilah akhir dari proses pendidikan yang dapat dianggap sebagai tujuan akhir.Insan kamil yang mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah inilah merupakan tujuan akhir pendidikan menurut Islam.


-----------------------------------------------------------------------------------
Sumber : Diktat "Ilmu Pendidikan Islam" Oleh : ST. Suwaibatul Aslamiyah, S.Ag
Universitas Islam Lamongan

Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam

Dasar-dasar Ilmu Pendidikan Islam
Agama Islam adalah universal yang mengajarkan pada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan baik duniawi maupun ukhrawi. Salah satu ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan pada umatnya untuk melaksanakan pendidikan karena menurut ajaran Islam pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia mutlak yang harus dipenuhi, demi tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan pendidikan manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan untuk bekal dalam kehidupannya. Bahkan apabila dikaji secara teliti,islam merupakan agama ilmu(akal) dan agama amal.Karena itu islam selalu mendorong umatnya mempergunakan akalnya guna menuntut ilmu pengetahuan,agar dengan demikian mereka dapat mengetahui dan membedakan mana yang benar dan mana yang salah.Allah berfirman:

اقرأباسم ربك الذى خلق , خلق الانسان من علق , اقرأوربك الاكرم , الذى علم بالقلم , علم الانسان ما لم يعلم (العلق 5-1

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.(Q.S.Al alaq : 1-5).


كبر مقتا عند الله ان تقولوا ما لا تفعلون (الصف : 3

“Amat besar kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu kerjakan”.(Q.S.As Shaf : 3).

Berdasarkan penjelasan diatas maka ilmu pendidikan islam perlu dipelajari dan diajarkan kepada para pembina atas dasar hal-hal sebagai berikut:

  1. Hakekat pendidkan islam adalah proses membimbing dan mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan anak agar menjadi manusia dewasa sesuai dengan tujuan pendidikan islam.
  2. Asas pendidikan islam adalah asas perkembangan dan pertumbuhan dalam peri kehidupan yang berkeseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrowi, jasmani dan rohani atau antara kehidupan materiil dan mental spiritual. Asas-asas yang lain dalam pelaksanaan operasional seperti asas adil dan merata, asas menyeluruh dan asas integralitas, adalah dijadikan pegangan dalam pendidikan praktis sesuai pandangan teoritis yang dipegangi.
  3. Modal dasar pendidikan islam adalah kemauan dasar (fitrah) untuk berkembang dari masing-masing pribadi manusia sebagai karunia Tuhan. Kemampuan dasar ini merupakan potensi mental spiritual dan fisik yang diciptakan Tuhan sebagai fitrah yang tidak dapat dirubah atau dihapus oleh siapapun, akan tetapi dapat diarahkan perkembangannya dalam proses pendidikan dan sampai titik optimal yang berakhir pada takdir Tuhan. Bagi masing-masing manusia melainkan watak kepribadian akibat berbedanya kemampuan dasar dan keturunan dipandang sebagai realitas individual yang menuntut kesempatan berkembang melalui proses pendidikan yang tepat dan akurat. Tanpa penyediaan kesempatan yang cukup memadai maka kemampuan dasar tersebut tidak akan mengalami perkembangan yang progresif vertical dan horizontal secara normal dan optimal. 
  4. Saran strategis pendidikan islam adalah memanamkan dan mengembangkan nilai – nilai agama dan nilai – nilai ilmu pengetahuan. Secara mendalam dan meluas dalam pribadi anak didik, sehingga akan terbentuklah dalam dirinya, sikap beriman dan bertaqwa dengan kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari – hari. Dengan istilah lain sasaran pendidikan Islam adalah mengintregrasikan iman dan taqwa dengan ilmu pengetahuan dalam pribadi muslim untuk mewujudkan kesejahteraan kehidupan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Dasar Yuridis Ilmu Pendidikan Islam

Dasar Yuridis Ilmu Pendidikan Islam yaitu :

1. Dasar Idiel (Pancasila sila 1)
Berbunyi : "Ketuhanan Yang Maha Esa"

2. Dasar Konstitusional (UUD 1945 pasal 29 ayat 1 dan 2)
Ayat 1 : "Negara berdasarkan ke Tuhanan Yang Maha Esa"
Ayat 2 : "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing - masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu"

3. Dasar Operasional (GBHN dan UU No. 2 Tahun 1989)
- GBHN No. 22 tahun 1993 disebutkan : 
"Kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa makin dikembangkan sehingga terbina kwalitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kwalitas kerukunan antar dan antara kerukunan umat beragama dan penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam usaha memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan amal untuk bersama-sama membangun masyarakat".

Memperhatikan GBHN tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kehidupan perdamaian termasuk (agama Islam), supaya semakin dikembangkan dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan untuk mengembangkan keagamaan itu diperlukan pelaksanaan pendidikan termasuk di dalamnya pendidikan agama Islam.

 - UU No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional :
Pasal 11 ayat 1 :
"Jenis pendidikan termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesional".

Pasal 11 ayat 6 :
"Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan".

Dari UU No. 2 tahun 1989 ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan keagamaan bermaksud mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranannya sebagai pemeluk agama yang benar-benar mewadai. Diantara syarat dan prasyarat agar peserta didik dapat menjalankan peranan dengan baik diperlukan pengetahuan ilmu pendidikan Islam. Mengingat ilmu ini tidak hanya menekankan segi teoritis saja, tetapi juga praktis. Ilmu pendidikan Islam termasuk ilmu praktis maka peserta didik diharapkan dapat menguasai ilmu tersebut secara penuh, baik teoritis maupun praktis, sehingga ia benar - benar mampu memainkan peranannya dengan tepat dalam hidup dan kehidupan.



Sumber : Diktat "Ilmu Pendidikan Islam" Oleh : ST. Suwaibatul Aslamiyah, S.Ag
Universitas Islam Lamongan
 

Dasar Religius Ilmu Pendidikan Islam

Dasar adalah landasan tempat perpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut tegak kokoh berdiri. Dasar suatu bangunan yaitu fundamen yang menjadi landasan bangunan tersebut agar bangunan itu tegak dan kokoh berdiri. Demikian pula dasar pendidikan Islam yaitu fundamen yang menjadi landasan atau azas agar pendidikan Islam dapat tegak berdiri tidak mudah roboh karena ditiup angin kencang berupa ideologi yang muncul baik sekarang maupun yang akan datang. Dengan adanya dasar ini maka pendidikan Islam akan tegak berdiri dan tidak mudah diombang - ambingkan oleh pengaruh luar yang mau merobohkan ataupun mempengaruhinya.

Dasar religius pendidikan Islam ada 3 yaitu : Al - Qur'an, As Sunnah, dan Al Ijtihad.

1. Al - Qur'an
Islam adalah Agama yang membawah misi agar umatnya menyelenggarakan pendidikan dan pengajar. Ayat Al-Qur'an yang pertama kali turun adalah berkenaan dengan keimanan dan juga pendidikan yaitu dalam surat Al-'Alaq ayat 1-5 :

Artinya :
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan pada manusia apa yang tidak diketahuinya".

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa seolah - olah Tuhan berkata hendaklah manusia menyakini adanya Tuhanmu pencipta manusia (dari segumpal darah), selanjutnya untuk memperkokoh keyakinannya dan memeliharanya agar tidak luntur hendaklah melaksanakan pendidikan dan pengajaran.
Allah juga memerintahkan kepada kita bahwa dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran hendaklah tersusun secara sistematis, melalui beberapa pendekatan dan metode - metode yang layak dipakai agar pendidikan dan pengajaran itu dapat terlaksana dengan baik. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 125 dan Ali Imran ayat 104 yakni :

Artinya:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik". (Q.S. An-Nahl : 125)

"Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebaikan, menyeru pada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Mereka orang - orang yang beruntung". (Q.S. Ali Imran : 104)

Selain ayat di atas, masih banyak ayat Al-qur'an yang dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan islam yaitu :
  1. Manusia dapat dididik atau menerima pengajaran, (Al-Baqarah : 31)
  2. Tujuan Pendidikan, (Adz-Dzariyat : 56, Al-Jumu'ah : 2, Thoha ; 114)
  3. Tempat - tempat pendidikan, (At-Tahrim : 6, At-Taubah : 18, An-Nur : 36)
  4. Sumber - sumber pembelajaran, (An-Najm : 3-4, Al-Ankabut : 2, Fushshilat : 53)
  5. Azas - azas dan materi pendidikan Islam, (Luqman : 12-19)
2. As-Sunnah
Rasulullah SAW mengatakan bahwa Beliau adalah juru didik. Dalam kaitannya dengan ini M. AtiyahAl Abrasyi mengatakan : "pada sustu hari Rasul keluar dari rumahnya dan Beliau menyaksikan adanya dua pertemuan; dalam pertemuan pertama, orang - orang berdo'a kepada Allah, mendekatkan diri kepada-Nya; dan dalam pertemuan kedua, orang sedang memberikan pelajaran, langsung Beliau bersabda :
"Mereka ini (pertemuan pertama) minta kepada Allah bila Tuhan menghendaki maka Ia akan memenuhi permintaan tersebut, dan jika Ia tidak menghendaki maka tidak akan dikabulkannya. Tetapi golongan kedua ini, mereka mengajar manusia sedangkan saya sendiri diutus untuk juru didik".
Setelah itu Beliau duduk pada pertemuan kedua ini. Praktek ini membuktikan kepada kita suatu contoh terbaik betapa Rasul mendorong orang belajar dan menyebarkan ilmu secara luas dan suatu pujian atas keutamaan juru didik." (1)

Dari penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa Rasulullah menjunjung tinggi kepada pendidikan dan memotivasi agar berkiprah kepada pendidikan dan pengajaran.
Disamping sebagaimana tersebut di atas Rasulullah sendiri memerintahkan kepada orang - orang kafir yang tertawan akibat perang badar, apabila ia ingin bebas supaya terlebih dahulu mereka mengajar sepuluh orang islam.
Sikap Rasul seperti di atas merupakan fakta bahwa Islam sangat mementingkan adanya pendidikan dan pengajaran. Rasulullah SAW bersabda :
"Barang siapa yang menyembunyikan ilmunya maka Tuhan akan mengekangnya dengan kekang berapi".
Hadis di atas juga menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mewajibkan kepada umatnya untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran.

3. Al-Ijtihad
Yang dimaksud ijtihad kaitannya sebagai dasar pendidikan Islam adalah usaha sungguh - sungguh yang dilakukan ulama' Islam didalam memahami nas-nas Al-Qur'an dan Sunnah Nabi yang berhubungan dengan penjelasan dan dalil tentang dasar pendidikan Islam, sistem dan arah pendidikan islam.
Beberapa contoh hasil ijtihad yang dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan Islam antara lain :
  1. Ketetapan para ulama' tentang diperbolehkannya guru menerima upah, adab guru dan murid dalam proses pendidikan, keharusan untuk mulai belajar Al-Qur'an dan sebagainya.
  2. Ketetapan para ulama' terhadap tempat pendidikan Islam dari rumah ke masjid, ke madrasah, ke universitas dan sebagainya.
  3. Ketetapan para ulama' terhadap materi pendidikan Islam dari materi Al-Qur'an, hadist dan ilmu Agama lainnya boleh ditambah dengan materi lain seperti ilmu bahasa, mantek, falaq, ilmu hayat, kedokteran dan sebagainya.

 Sumber : Diktat "Ilmu Pendidikan Islam" Oleh : ST. Suwaibatul Aslamiyah, S.Ag

--------------------
(1) M. Athiya Al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam (Jakarta : Bulan Bintang,1970) Hal. 36.


Ruang Lingkup Pendidikan Islam

Ruang lingkup pendidikan Islam sangat luas sekali karena didalamnya banyak pihak - pihak yang ikut terlibat, baik langsung maupun tidak langsung.

Adapun pihak - pihak yang terlibat sekaligus sebagai ruang lingkup pendidikan Islam yaitu sebagai berikut :

1. Perbuatan Mendidik Itu Sendiri
Perbuatan mendidik merupakan seluruh kegiatan, tindakan atau perbuatan dan sikap yang dilakukan oleh pendidik sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didik.
Atau bisa juga diartikan : sikap atau tindakan menuntun, membimbing, memberikan pertolongan dari seorang pendidik kepada anak didik menuju pada tujuan pendidikan islam. Perbuatan mendidik ini disebut dengan istilah takzib.

2. Anak Didik
Anak didik merupakan obyek terpenting dalam pendidikan, hal ini disebabkan perbuatan atau tindakan mendidik itu dilakukan hanyalah untuk membawah anak didik kepada tujuan pendidikan islam yang dicita - citakan.Dalam pendidikan Islam anak didik disebut dengan istilah santri, muta'alim, tolib, tilmidz, muhazab.

3. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
Yaitu landasan yang menjadi fundamen serta sumber darii segala kegiatan pendidikan islam ini dilakukan. Maksudnya, pelaksanaan pendidikan Islam harus berlandaskan atau bersumber dari dasar tersebut.
Dalam hal ini dasar atau sumber pendidikan Islam yaitu arah kemana anak didik ini akan dibawa. Secara ringkas tujuan pendidikan Islam yaitu ingin membentuk anak didik menjadi manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berkepribadian muslim.

4. Pendidik
Pendidik merupakan subyek yang melaksanakan pendidikan Islam. Pendidik memiliki peran penting untuk berlangsungnya pendidikan. Baik atau tidaknya pendidik berpengaruh besar terhadap pendidikan Islam.
Pendidik disebut mu'allim, muhazib, ustadz, kyai, ada pula yang menyebutnya mursyid, artinya yang memberikan petunjuk.

5. Materi Pendidikan Islam
yaitu bahan - bahan atau pengalaman belajar ilmu agama Islam yang disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim tetapi logis) untuk disampaikan kepada anak didik. dalam pendidikan Islam materi pendidikan ini disebut muddatuttarbiyah.

6. Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam merupakan cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan bahan atau materi kepada anak didik.
Metode disini mengemukakan bagaimana mengolah, menyusun dan menyajikan materi pendidikan Islam agar materi pendidikan Islam tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik. Dalam Pendidikan Islam metode pendidikan ini disebut dengan istilah thariqatut tarbiyah atau thariqatut tahzib.


7. Evaluasi
Yaitu memuat cara - cara bagaimana mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar anak didik. Tujuan pendidikan Islam umumnya tidak dapat dicapai sekaligus, melainkan melalui proses atau tahap tertentu. Apabila tujuan pada tahap atau fase ini telah tercapai maka pelaksanaan pendidikan dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya dan berakhir dengan terbentuknya kepribadian muslim.


8. Alat - Alat Pendidikan Islam
Yaitu alat yang dapat digunakan selama melaksanakan pendidikan Islam agar tujuan pendidikan islam tersebut lebih berhasil.

9. Lingkungan Sekitar
Yaitu keadaan - keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan serta hasil pendidikan Islam.

Pengertian Pendidikan Islam Secara Terminologi

Setelah kemarin posting tentang Pengertian Pendidikan Islam Secara Etimologi  dan untuk kali ini akan kita bahas tentang Pengertian Pendidikan Islam Secara Terminologi menurut beberapa pendapat dari para pakar Pendidikan Islam yaitu sebagaiberikut :

Menurut Syah Muhammad An Naqaib Al Atas dalam bukunya Konsep Pendidikan Dalam Islam, menyebutkan bahwa Pendidikan Islamadalah usaha yang dilakukan pendidik terhadap anak didik untuk pengenalan dan pengakuan tempat - tempat yang benar dan segala sesuatu didalam tatanan penciptaan sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan akan tempat Tuhan yang tepat didalam tatanan wujud dan kepribadian.

Menurut Drs. Ahmad Marimba dalam bukunya Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, menyebutkan bahwa Pendidikan Islamadalah bimbingan jasmani rohani berdasarkan hukum - hukum Agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran - ukuran Islam. Beliau mengatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah kepribadian muslim,nyaitu kepribadian yang memiliki nilai - nilai Agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai - nilai Islam dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai - nilai Islam.

Menurut Drs. Burlian Shomad, Pendidikan Islamadalah pendidikan yang bertujuan membentuk individu menjadi makhluk yang bercorak diri berderajad tinggi menurut ukuran Allah dan isi pendidikannya untuk mewujudkan tujuan itu adalah ajaran Allah. Beliau mengemukakan pendidikan itu baru dapat disebut Pendidikan Islam apabila memiliki 2 ciri yaitu :
  1. Tujuannya untuk membentuk individu menjadi bercorak tertinggi menurut ukuran Al-Qur'an.
  2. Isi pendidikannya ajaran Allah yang tercantum dalam Al-Qur'an dalam pelaksanaannya didalam praktek kehidupan sehari - hari sebagaimana yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Sedangkan menurut Prof. Oemar Muhammad At Taumi As Syaibani, menyabut bahwa Pendidikan Islamadalah usaha untuk mengubah tingka laku individu dalam kehidupannya, kemasyarakatannya maupun alam sekitarnya yang berlandaskan Islam.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada terdidik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim.

Pengertian Pendidikan Islam Secara Etimologi

Pengertian Pendidikan Islam Secara Etimologi,
Menurut keputusan konfrensi Islam sedunia di Makkah tahun 1977 menetapkan bahwa ketiga istilah Tarbiyah, Ta'dib, dan Ta'lim boleh dan bisa digunakan untuk menyebut Pendidikan Islam. Namun secara etimologi ketiga kata itu memiliki arti yang berbeda yaitu :

a. Tarbiyah

Tarbiyah berasal dari kata "Rabba-Yarubbu-Tarbiyah" yang artinya : tumbuh dan berkembang atau bertambah. Yaitu upaya menumbuh kembangkan atau menambah (menghidupkan) potensi manusia.

Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur'an surat :
Al-Isra' (17) ayat 24
As-Syu'ara' (26) ayat 18

b. Ta'dib

Ta'dib merupakan bentuk masdar dari kata "addaba-yu'addibu-ta'diban" yang artinya menanamkan sikap sopan santun atau mendisiplinkan. Yaitu upaya menanamkan sikap sopan santun (adab) kepada seseorang agar bertingkah laku yang positif dan disiplin.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
"Hak anak atas orang tuanya adalah dibagusi namanya dan ia mendidiknya"


c. Ta'lim

Ta'lim merupakan bentuk masdar dari kata "allama-yu'allimu-ta'liman" yang artinya mengajar atau memberi ilmu. Yaitu upaya memberikan ilmu pengetahuan pada seseorang agar mengetahui sesuatu.

Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur'an surat :
An-Naml (27) : 16
Al-Baqarah (2) : 31
Al-'Alaq (96) : 4-5

Hadis Nabi SAW :
"Didiklah anak-anak kalian karena sesungguhnya mereka diciptakan dalam zamannya sendiri"


"Didiklah anak-anak kalian tidak seperti yang dididikkan kepada kalian sendiri. Oleh karena mereka itu diciptakan untuk generasi zaman yang berbeda dengan generasi zaman kalian"

Dari ketiga istilah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketiganya menunjukkan satu konsep pendidikan dalam Islam, saling melengkapi dan mempunyai satu tujuan dalam Pendidikan Islam yaitu menghantarkan manusia menjadi yang seutuhnya sehingga mampu mengarungi kehidupan ini dengan baik yang sesuai dengan syariat Islam.