"SELAMAT DATANG DI BLOG PUSTAKA ASLIKAN, SEMOGA BERMANFAAT"

BERKAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW


Alhamdulillah, puji syukur kita kehadirat Allah Swt atas limpahan nikmat serta hidayah, petunjuk Nya yang dengannya kita diberi kemudahan menuntun hati untuk tunduk dan patuh kepada Nya, menjalankan segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya.

Diantara kasih sayangnya Allah ialah memudahkan kita untuk menuju ke tempat yang diridhoi Nya ini. Allah senantiasa menuntun hati kita ditengah kesibukan dan aktifitas mengejar kehidupan dunia dan perhiasannya. Dalam keadaan demikian Allah Swt masih menggerakkan hati kita melangkah ke masjid untuk menjawab panggilan dan seruan Allah. 
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ َ ﴿٩

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru kepada kalian untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allâh dan tinggalkanlah jual beli.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَرَكَ الْجُمُعَةَ، ثَلَاثًا، مِنْ غَيْرِ ضَرُورَةٍ، طَبَعَ اللهُ عَلَى قَلْبِهِ

“Siapa yang meninggalkan jumatan 3 kali, bukan karena darurat, Allah akan mengunci hatinya.”

Ketika hati seseorang sudah dikunci mati, dia menjadi kebal hidayah. Seberapapun peringatan yang dia dengar, tidak akan memberikan manfaat dan tidak akan menggerakkan hatinya. Seolah dia terhalang untuk bertaubat.

Sebagaimana kita mengetahui bahwa kelahiran Junjungan kita, Rasulullah Saw yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awwal di waktu terbitnya fajar. Dan kita pun mengetahui bahwa ada beberapa orang perempuan yang sangat berperan di dalam kelahiran dan kelangsungan kelahiran Beliau Saw. Yang mana kejadian-kejadian itu mengandung makna dan mengandung rahasia-rahasia yang jikalau digali tidak akan ada habisnya.

Sebagaimana kita mengetahui bahwa Rasulullah Saw di lahirkan oleh seorang ibu yang bernama Aminah dan kelahiran Beliau itu dibidani oleh seorang perempuan yang bernama Assyifa atau Assyafa. Dibantu oleh seorang perempuan budak yang bernama Tsuwaibah dan lagi disusui oleh seorang perempuan yang bernama Halimah Assa’diyyah.

Nama-nama yang tersebut itu bukan tanpa arti. Bukan tanpa rahasia. Semua nama-nama perempuan yang mulia itu mengandung makna, mengandung arti yang kita dapatkan makna-maknanya itu, sewaktu kita memperingati kelahiran Junjungan kita Nabi Besar Muhammad Saw.
Para Ulama dan Hukama mengatakan bahwa Aminah itu artinya adalah aman tentram. Assyifa artinya kesembuhan, kesembuhan dari berbagai macam penyakit. Tsuwaibah artinya adalah pahala. Perempuan yang menyusui Rasulullah Saw itu bernama Halimah Assa’diyyah. Sa’diyyah artinya adalah keberuntungan.
Makna yang disimpulkan dari empat nama itu adalah bahwa dengan memperingati lahirnya Junjungan kita, Nabi Besar Muhammad Saw kita akan mendapatkan empat macam itu.

Kita memperingati kelahiran Nabi, kita akan mendapatkan empat perkara.

Yang pertama kita mendapatkan aminah, mendapatkan keamanan dan ketentraman.

Kedua mendapatkan Assyifa, mendapatkan kesembuhan dari berbagai macam penyakit.

Yang ketiga, tsuwaibah, kita mendapatkan pahala.

Yang keempat kita mendapatkan sa’diyyah, keberuntungan.

Harapan kita, permohonan kita kepada Allah dengan memperingati kelahiran Nabi Saw, kita mendapatkan empat macam tadi. Keamanan-ketentraman, kedamaian, kesembuhan dari berbagai macam penyakit, pahala yang besar disisi Allah Swt, serta keberuntungan dunia dan akhirat.

Rasulullah Saw itu dilahirkan pada waktu terbitnya fajar. Ini menggambarkan, mengisyaratkan kepada kita bahwa kelahiran Beliau Saw di muka bumi ini adalah membawa cahaya.

Dengan ini, apabila kita membaca, memperingati kelahiran Beliau Saw, yang mana Beliau itu lahir di waktu fajar, kita berharap bahwa kita akan mendapatkan cahaya dari Allah Swt. Kita akan mendapatkan nur yang menerangi hati kita. Yang selama ini gelap dengan berbagai dosa dan kesalahan.

Kemudian bahwa Rasulullah Saw itu lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal.

Kenapa Rasulullah lahir tanggal 12 Rabiul Awwal.? Tidak 1 Rabiul Awwal, tidak tanggal 2, tidak tanggal 25 Rabiul Awwal.?

Tapi Allah memilih bahwa Rasul ini lahir tanggal 12 Rabiul Awwal. Itu menggambarkan, mengisyaratkan bahwa yang lahir ini akan membawa satu ajaran, akan memabawa satu agama yakni islam yang mana ajaran islam itu berpokok pada 12 perkara. Yang akan mengajarkan kepada manusia 12 perkara.

Pertama rukun iman yang ada 6 (enam)
Kedua rukun islam yang 5 (lima)
Dan yang ketiga rukun ihsan yang 1 (satu)

Rukun iman yakni iman kepada Allah, beriman kepada Malaikat, beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah, beriman kepada para Rosul, beriman kepada hari kiamat dan yang keenam beriman pada qodho’ dan qodar Allah.

Inilah yang diajarkan, yang dibawa oleh Junjungan kita Rasulullah Saw.

Adapun rukun islam adalah mengucap dua kalimat syahadat, mendirikan sholat, puasa, zakat dan haji bagi yang mampu.

Kemudian yang ke 12 adalah ihsan adapun rukunnya ada 1 (satu) yakni

أَنْ تَعْبُدَ اللهْ - كَأَنَّكَ تَرَاهْ

Bahwa engkau menyembah Allah, seolah-olah engkau itu melihat Allah.

فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهْ – فَإِنَّهُ يَرَاكْ

Jikalau engkau tidak bisa demikian, yakni melihat Allah, maka sesungguhnya Allah melihat engkau.

Jadi, Rasulullah yang lahir tanggal 12 Robiul Awwal itu adalah mengajarkan kepada umat manusia tentang 12 perkara tadi.

Maka,, dengan memperingati maulid Nabi, memperingati kelahiran Junjungan kita Nabi Saw yang lahir pada 12 Robiul Awwal itu kita berharap, berdoa, memohon kepada Allah Swt, berkat pelaksaan peringatan maulid Nabi ini, kita bisa mengamalkan apa-apa yang diajarkan oleh Rasulullah Saw, terutama yang 12 perkara tadi. Sehingga kita bisa beriman dengan sebenar-benar beriman, kita islam sebenar-benar islam dan kita ihsan dengan sebenar-benar ihsan.

Peringatan maulid Nabi akan membawa berkah, membawa keamanan, membawa kedamaian, mendatangkan kesembuhan, mendatangkan pahala, mendatangkan keberuntungan. Peringatan Maulid Nabi mendatangkan cahaya di hati kita, hidayah, taufiq kepada kita untuk bisa mengamalkan apa yang diajarakan oleh Rasulullah Saw.

Maulid Nabi yang membawa berkah-berkah seperti demikian itu apabila peringatan maulid Nabi tersebut dilaksanakan dengan beberapa persyaratan yang mesti dijaga.

Bila syarat pelaksanaan maulid Nabi itu diabaikan, maka peringatan maulid Nabi tidak akan membawa berkah apa-apa.

Apa yang mesti kita perhatikan setiap kita melaksanakan peringatan maulid Nabi Saw.?

Pertama, kita memperingati maulid Nabi ini karena apa?

Bila tiba bulan Robiul Awwal, berbondong-bondong orang merayakan maulid Nabi. Menghabiskan uang, mengbuang tenaga, waktu dan sebagainya, tak lain tujuannya, niat dan motivasinya adalah untuk menjunjung perintah Allah Swt.

Di mana Allah memerintahkan?
Al Qur’an di dalam banyak ayat menyatakan,

أُذْكُرُوْا نِعْمَةَ الله – أُذْكُرُوْا نِعْمَتِي

Ingatlah nikmat-nikmat Allah – ingatlah nikmat-nikmatKu.

Tidak diragukan lagi jika Rasulullah adalah lebih agung-agungnya rahmat, lebih agung-agunya nikmat Allah kepada umat manusia, bahkan seluruh alam semesta.

Al-Imam al-Muhaddits as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki mengatakan :

إِنَّ أَوَّلَ الْمُحْتَفِلِيْنَ بِالْمَوْلِدِ هُوَ صَاحِبُ الْمَوْلِدِ وَهُوَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَمَا جَاءَ فِي الْحَدِيْثِ الصَّحِيْحِ الَّذِيْ رَوَاهُ مُسْلِمٌ لَمَّا سُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ الْإِثْنَيْنِ قَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ، فَهَذَا أَصَحُّ وَأَصْرَحُ نَصّ فِي مَشْرُوْعِيَّةِ الْإِحْتِفَالِ بِالْمَوْلِدِ النَّبَوِيِّ الشَّرِيْفِ، وَلَا يُلْتَفَتُ اِلَى قَوْلِ مَنْ قَالَ إِنَّ أَوَّلَ مَنِ احْتَفَلَ بِهِ الْفَاطِمِيُّوْنَ، لِأَنَّ هَذَا إِمَّا جَهْلٌ أَوْ تَعَامٍ عَنِ الْحَقِّ.

Sesungguhnya pertama kali yang merayakan maulid adalah Sang empunya maulid itu sendiri, yaitu Rasulullah Saw. Sebagaimana diterangkan dalam hadits shahih riwayat imam Muslim ketika Rasul ditanya tentang anjuran puasa di hari Senin, Beliau Saw menjawab; “Itu adalah hari di mana aku dilahirkan”. Ini adalah sekuat dan sejelas-jelasnya nash dalil yang menjelaskan anjuran maulid Nabi yang mulia. Tidak dapat dijadikan pijakan pendapat yang mengatakan bahwa pertama kali yang merayakan maulid adalah dari dinasti Fathimiyyah. Sebab pendapat tersebut tidak lepas dari ketidaktahuan atau berpura-pura tidak tahu akan fakta yang sebenarnya”.

Maka dorongan atau motivasi kita memperingati kelahiran Nabi ini adalah bagian dari mengingat nikmat Allah.

Dan dengan harapan menambah cinta, mahabbah kita kepada Rasulullah Saw. Sehingga tiap saat, hari, bulan, cinta kita semakin bertambah. Makin dekat ajal kita, makin dekat akhir umur kita, makin dekat mati, makin tambah mahabbah cinta kita kepada Rasulullah Saw. Dan pada akhirnya kita berada di puncak mahabbah kepada Rasulullah Saw. Yang Beliau bersabda,

لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّ أَكُوْنَ أَحَبَّ اِلَيْهِ مِنْ أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ

Tidak sempurna keimanan kalian, sehingga aku lebih dicintainya daripada anak istrinya, orang tuanya, hartanya, bahkan dirinya sendiri dan dari seluruh manusia.

Dan inilah yang dimaksud dengan hadits Rasulullah Saw,

Berapa banyak syuhada, berapa banyak orang syahid, tapi mereka mati di atas ranjang yang empuk. Berapa banyak ummatku yang meninggal dunia sebagai syahid, padahal dia meninggal di atas ranjang yang empuk.

Maksudnya adalah orang ini tidak ikut berperang dengan Rasulullah, tidak ikut berjuang dengan Rasulullah, tapi hatinya berada pada puncak mahabbah dengan Rasulullah Saw dan mati dalam keadaan demikian.

Yang kedua supaya maulid Nabi ini mendatangkan berkah bahwa di dalam pelaksaan maulid, pelaksaan peringatan kelahiran Nabi itu tidak ada hal-hal yang dianggap oleh agama sebagai ‘munkarot’, sebagai perbuatan maksiat.

Kita memperingati maulid Nabi dalam keadaan yang sangat bagus menurut pandangan agama. Jangan sampai ada masuk dalam peringatan maulid Nabi itu hal-hal yang berbau maksiat., mengumbar aurat. Kerena di dalam hukum agama kita, bagaimanapun perbuatan taat itu kalau ada mengandung maksiat, maka yang diutamakan adalah menghindari maksiat.

Semua kegiatan yang kita laksanakan itu adalah murni yang dicintai Allah dan Rasulullah Saw. Tidak ada yang dimurkai, yang tidak disukai Allah dalam rangkaian pelaksanaan maulid tersebut.

Yang ketiga, pelaksanaan maulid itu jangan sampai melalaikan kita dari kewajiban-kewajiban agama. Sebab memeriahkan acara maulid sholat asar sampai ke maghrib, maghrib sampai ke isya, sholat jadi tidak karuan. Maka maulid yang demikian tidaklah mendatangkan berkah sama sekali, melaikan mendatangkan ancaman dan kemurkaan Allah Swt.

Jangan sampai dalam pelaksaan maulid Nabi itu melalaikan apa yang diwajibkan oleh Allah.

Yang keempat..kalau peringatan maulid Nabi itu memerlukan dana, atau apapun, maka diambil dari min halaliin, mesti dari yang halal.

Jadi, bila kita memperingati kelahiran Nabi, kapanpun, bukan hanya di bulan maulid, di bulan apapun jika kita memperingatinya dengan empat syarat tadi, maka insya Allah akan mendatangkan berkah yang tersebut di atas tadi.

0 komentar:

Post a Comment