PP. SUNAN DRAJAT: SEKILAS TENTANG PP. SUNAN DRAJAT: marang wong kang wutho, Wenehono mangan marang wong kang luwe, Wenehono busono marang wong kang wudho, Wenehono payung marang wong kang kaudanan.
Hindari Mengeluh..!!! Manusia dan Medsos Bukan Tempat Mengeluh, Lalu Kepada Siapa Kita Mengeluh...???
Kita semua pasti pernah mempunyai masalah dalam kehidupan. Ada kalanya kita merasakan bahagia dan senang, ada kalanya kita merasakan sedih dan pilu. Hal ini adalah sunnatullah.
Hikmah Sholat
Shalat sebagai Rukun Islam ke dua sarat dengan makna dan hikmah yang terkait dengan aktivitas keseharian dalam kehidupan. Diantara hikmah shalat yaitu:
BERKAH MAULID NABI MUHAMMAD SAW
Kita memperingati kelahiran Nabi, kita akan mendapatkan empat perkara.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Bagaimana Cara Menyambut Tahun Baru Hijriyah?
Bagaimana caranya kita menyambut tahun baru hijriyah ini?? Apakah dengan pesta pora, atau dengan begadang semalam suntuk?
Dalam hal ini bagaimana caranya menyambut tahu baru, atau ulang tahun perorangan ataupun ulang tahun suatu organisasi, Allah SWT telah memberikan tuntunan secara jelas. Ialah dalam surat Al Hasyr, ayat : 18, yang artinya kurang lebih :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Hasyr : 18)
Menurut ayat ini, cara menyambut tahun baru adalah dengan cara introspeksi, dengan cara mawas diri, melihat masa yang lalu untuk masa yang akan dating. Melalui media ini, penulis mengajak pribadi saya sendiri khususnya dan para pembaca pada umumnya, mari kita angan-angan diri kita ini, coba kita membuat perhitungan terhadap diri kita sendiri. Yang jelas usia kita semakin bertambah, adakah amal baik kita juga bertambah banyak???. Ataukah mala dosa yang kita perbuat semakin banyak?? Mari kita renungkan hal ini….!!!! Meskipun kalau dihitung umur manusia bertambah banyak, tetapi pada hakikatnya justru kesempatan hidup ini semakin sempit. Karena berapa tahun umur seseorang, sudah ditentukan pada zaman azali yang tidak dapat dirubah.
Dengan semakin sempitnya kesempatan hidup ini, berarti kita dituntut untuk memanfaatkan sisa umur ini dengan sebaik-baiknya. Kalau tahun kemarin belum shalat, sekarang harus sudah mulai mengerjakan shalat. Kalau kemarin hanya cukup shalat dirumah, sekarang harus sudah mulai shalat berjama’ah ke mushallah atau masjid.
Dengan demikian, tahun baru hijriyah ini marilah kita jadikan sebagai motivator / pendorong terhadap diri kita masing – masing, untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas amal shalih dan sekaligus berusaha menjadi orang yang mempunyai nilai lebih.
Seperti yang telah disabddakan oleh Rasullullah SAW :
Dengan semakin sempitnya kesempatan hidup ini, berarti kita dituntut untuk memanfaatkan sisa umur ini dengan sebaik-baiknya. Kalau tahun kemarin belum shalat, sekarang harus sudah mulai mengerjakan shalat. Kalau kemarin hanya cukup shalat dirumah, sekarang harus sudah mulai shalat berjama’ah ke mushallah atau masjid.
Dengan demikian, tahun baru hijriyah ini marilah kita jadikan sebagai motivator / pendorong terhadap diri kita masing – masing, untuk dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas amal shalih dan sekaligus berusaha menjadi orang yang mempunyai nilai lebih.
Seperti yang telah disabddakan oleh Rasullullah SAW :
خيرالناس من طا ل عمره وحسن عمله , وشرالناس من طا ل عمره وساء عمله
Artinya : “Sebaik-baik manusia adalah manusia yang panjang umurnya dan baik amalnya. Sebaliknya, sejelek-jelek manusia adalah manusia yang panjang umurnya, tetapi jelek amalnya”. (H.R. Ahmad)
Selain itu dalam menyambut tahun baru islam, selain kita senantiasa mawas diri, Pada awal Bulan muharram (setelah shalat rowatib ba’diyyah maghrib pada malam tanggal 1 bulan Muharram) kita (umat Islam) dianjurkan untuk berdo’a dengan maksud permohonan supaya Allah SWT senantiasa membentengi diri kita dari kejahatan setan selama setahun kedepan.
Barang siapa membaca do’a ini sebayak 3 kali, maka selama setahun ke depan, insya Allah, allah SWT akan memerintahkan 2 malaikat untuk melindungi pembaca do’a ini dari segala fitnah dan tipu daya setan.
Dengan do’a ini kita sebagai Mu'min memohon kepada Allah Swt. agar dalam memasuki tahun baru ini kita dapat meningkatkan amal kebajikan dan ketaqwaan, berikut ini do’a awal tahun,
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim
Wa shallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa 'aalihi wa shahbihii wa sallam.
Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa 'alaa fadhlikal-'azhimi wujuudikal-mu'awwali, wa haadza 'aamun jadidun qad aqbala ilaina nas'alukal 'ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa'ihi wa junuudihi wal'auna 'alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu'i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu 'alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa 'alaa 'aalihi wa shahbihii wa sallam
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Ya Allah Engkaulah Yang Abadi, Dahulu, lagi Awal. Dan hanya kepada anugerah-Mu yang Agung dan Kedermawanan-Mu tempat bergantung.
Dan ini tahun baru benar-benar telah datang. Kami memohon kepada-Mu perlindungan dalam tahun ini dari (godaan) setan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya. Dan kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan,agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, Nabi yang ummi dan ke atas para keluarga dan sahabatnya.
Akhirnya, Mudah-mudahan kita senantiasa mendapatkan hidayah dari Allah SWT, diterima segala amal shalih kita, diberi umur panjang yang penuh berkah, rizki banyak yang barokah dan segala dosa diampuni oleh Allah swt, Amiin...!!
Tri Pusat Pendidikan
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali, mustahil suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka.
Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab II Pasal 2 dicantumkan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Adapun menurut Islam tujuan pendidikan ialah membentuk supaya manusia, cerdas, patuh dan tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangannya. Sehingga hidupnya bahagia lahir dan batin, dunia maupun akhirat.
Berbagai petunjuk Al Qur’an maupun Sunnah yang menyangkut pendidikan pada umumnya menunjukkan bahwa tujuan utama pendidikan adalah pendidikan moral (akhlak) dan pengembangan kecakapan atau keahlian. Pendidikan adalah sebuah penanaman modal manusia untuk masa depan dengan membekali generasi muda dengan budi pekerti yang luhur dan kecakapan yang tinggi.
Sedangkan pendidikan itu sendiri tidak hanya dapat dilakukan di lingkungan keluarga saja, melainkan di tiga lingkungan pendidikan yaitu; lingkungan pendidikam keluarga (pendidikan informal), sekolah (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan non formal). Jadi baik buruknya akhlak seseorang dan tinggi rendahnya kecakapan atu keahlian seseorang dipengaruhi oleh tiga lingkungan pendidikan tersebut, yang mana ketiga lingkungan tersebut terkenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan.
1. Pengertian Tri Pusat Pendidikan
Tri Pusat Pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Hal itu juga dikemukakan oleh para tokoh pendidikan, hanya saja ada perbedaan dalam menentukan ketiga pusat pendidikan tersebut, diantaranya : Menurut Dr. M.J Langeveld mengemukakan tiga macam lembaga pendidikan yaitu :
a. Keluarga
b. Negara
c. Gereja. 1
Menurut Ki Hajar Dewantoro mengemukakan system Tri Centra dengan menyatakan :
“Didalam hidupnya anak- anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda”.2
Dari kedua pendapat tersebut itu, kini lahir istilah Tri Pusat Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003, yang meliputi :
a) Pendidikan keluarga
b) Pendidikan sekolah
c) Pendidikan masyarakat
Yang mana tiga tempat pergaulan atau lembaga pendidikan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk kepribadian serta tingkah laku anak. Secara rinci pengertian dari masing – masing pusat pendidikan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Pendidikan keluarga
Keluarga adalah lembaga sosial yang terbentuk setelah adanya suatu perkawinan. Keluarga mempunyai otonom melaksanakan pendidikan, orang tua mau tidak mau, berkeahlian atau tidak, berkewajiban secara kodrati untuk menyelenggarakan pendidikan terhadap anak – anaknya.
Pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga berlangsung secara alamiah dan wajar sehingga disebut pendidikan informal yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari – hari dengan sadar atau tidak yang mana kegiatan pendidikannya dilaksanakan tanpa suatu organisasi yang ketat dan tanpa adanya program waktu.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individu maupun social. Oleh karena itu keluarga adalah tempat pendidikan yang sempurna untuk melangsungkan pendidikan kearah penbentukan pribadi yang utuh.2
b) Pendidikan sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan telah ada sejak beberapa abad yang lalu, yaitu pada zaman Yunani kuno. Kata sekolah berasal dari bahasa yunani “Schola” yang berarti waktu menganggur atau waktu senggang. 3
Bangsa Yunani kuno mempunyai kebiasaan berdiskusi guna menambah ilmu dan mencerdaskan akal. Lambat laun usaha diselenggarakan secara teratur dan berencana (secara formal) sehingga akhirnya timbullah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk menambah ilmu pengetahuan dan kecerdasan akal.4
Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan dengan organisasi yang tersusun rapi, mulai dari tujuan, penjejangan, kurikulum, administrasi dan pengelolaannya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sebenarnya ada banyak ragamnya, dan hal ini tergantung dari segi mana melihatnya.
1) Ditinjau dari segi mana yang mengusahakan :
Sekolah Negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah baik dari segi pengadaan fasilitas, keuangan maupun pengadaan tenaga pengajar.
Sekolah Swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah, yaitu badan – badan swasta.
2) Ditinjau dari sudut tingkatan :
Pendidikan Pra Sekolah, yaitu pendidikan yang diperuntukkan bagi anak sebelum memasuki pendidikan dasar.
Pendidikan Dasar, yaitu meliputi :
Sekolah Umum, yaitu sekolah yang mengutamakan perluasan ilmu pengetahuan, yang termasuk dalam sekolah ini adalah SD/ MI, SMP/ MTs, SMU/ MA.
Sekolah Kejuruan, yaitu sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian – keahlian tertentu, yang termasuk dalam sekolah ini adalah SMEA, MAK, SMKK, STM.
c) Pendidikan masyarakat
Didalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan bahwa masyarakat adalah pergaulan hidup manusia atau perkumpulan orang yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan – ikatan aturan tertentu yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai suatu kelompok serta saling membutuhkan.5
Kelompok-kelompok masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dan bekerja sama dibidang tertentu untuk mencapai tujuan tertentu adalah merupakan sumber pendidikan bagi warga masyarakat , seperti lembaga – lembaga sosial budaya, yayasan – yayasan, organisasi – organisasi, perkumpulan – perkumpulan yang semuanya itu merupakan unsur – unsur pelaksana asas pendidikan masyarakat.6
Masing – masing kelompok tersebut melakukan aktifitas – aktifitas keterampilan, penerangan dan pendalaman dengan sadar dibawah pimpinan atau koordinator masing – masing kelompok. Kesemua kelompok sosial tersebut diatas adalah merupakan unsur – unsur pelaku atau pelaksana asas pendidikan yang dengan sengaja dan sadar membawa masyarakat kepada kedewasaan, baik jasmani maupun rohani yang realisasinya terlihat pada perbuatan dan sikap kepribadian warga masyarakat.
Maka pendidikan masyarakat adalah pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja, terencana dan terarah kepada seluruh anggotanya yang pluralistic (majemuk) tetapi tidak dipersyaratkan berjenjang serta dengan aturan-aturan yang lebih longgar untuk mengarahkan menjadi anggota masyarakat yang baik demi tercapainya kesejahteraan social para anggotanya.
2. Konsep Tri Pusat Pendidikan menurut Pendidikan Islam
a. Pendidikan keluarga
Menurut Pendidikan Islam, konsep pendidikan keluarga adalah pendidikan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak atas dorongan kasih saying yang dilembagakan islam dalam bentuk kewajiban dan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.
Orang tua adalah orang yang pertama memikul tanggung jawab pendidikan terhadap anak, secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada ditengah-tengah ayah dan ibunya sehingga dasar-dasar pandangan hidup, sikap hidup serta ketrampilan hidup banyak tertanam sejak anak berada ditengah-tengah orang tuanya.
Dalam pendidikan anak, Ibu dan Ayah masing-masing mempunyai tanggung jawab yang sama. Hadits Nabi yang menyatakan bahwa “Ibu adalah pengembala dirumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas gembalanya” sesungguhnya mengisyaratkan kerja sama Ibu dan Ayah dalam pendidikan anak, hanya saja terutama dalam lingkungan keluarga yang menuntut ayah lebih banyak berada diluar rumah untuk mencari nafkah dan ibu lebih banyak dirumah untuk mengatur urusan rumah.7
Dalam hal ini Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat At Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa neraka….”.
Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, karena anak adalah amanat Allah yang diberikan kepada orang tua yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya.
Sedangkan didalam hadits Nabi SAW secara jelas Beliau mengisyaratkan lewat sabdanya:
كل مولود يولد على الفطرة وانما ابواه يهودانه اوينصرانه اويمجسانه
Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang dapat menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”.8
Berdasarkan hadits tersebut jelaslah bahwa anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka mendidiknya adalah sudah menjadi tanggung jawab orang tua. Orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya dalam hal pendidikan agama dan umum termasuk didalamnya pendidikan ketrampilan, hal ini dimaksudkan agar kelak anak-anak itu akan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.
b. Pendidikan sekolah
Konsep Pendidikan Sekolah menurut Pendidikan Islam adalah suatu lembaga pendidikan formal yang efektif untuk mengantarkan anak pada tujuan yang ditetapkan dalam Pendidikan Islam. Sekolah yang dimaksud adalah untuk membimbing, mengarahkan dan mendidik sehingga lembaga tersebut menghendaki kehadiran kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang-runag kelas yang dipimpin oleh guru untuk mempelajari kurikulum bertingkat.9
Bertolak dari konsep tersebut pendidikan sekolah dalam mengantarkan dan mengarahkan anak untuk mencapai suatu tujuan pendidikan Islam, tidak terlepas dari usaha dan upaya guru yang telah menerima limpahan tanggung jawab dari orang tua atau keluarga. Sebab berdasarkan kenyatan orang tua tidak cukup mampu dan tidak memiliki waktu untuk mendidik, mengarahkan anak secara baik dan sempurna. Hal itu disebabkan karena keterbatasan dan kesibukan orang tua dalam memenuhi kebutuhan anaknya setiap saat.
Maka dari itu tugas guru dan pimpinan sekolah disamping memberikan ilmu-ilmu pengetahuan, keterampilan-keterampilan juga mendidik anak beragama dan berbudi pekerti luhur. Disinilah sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak didik, sekolah merupakan kelanjutan dari apa yang telah diberikan di dalam keluarga.
Hal ini dimaksudkan agar anak kelak memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran islam yaitu kepribadian yang seluruh aspeknya baik itu tingkah laku, kegiatan jiwa maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT.10
c. Pendidikan masyarakat
Pendidikan dalam Islam juga merupakan tanggung jawab bersama setiap anggota masyarakat. Sebab masyarakat adalah kumpulan individu-individu yang menjalani satu kesatuan, apabila terjadi kerusakan pada sebagiannya maka sebagian yang lain akan terancam kerusakan pula.
Masyarakat harus mampu mengaplikasikan konsep dan ketrampilan kedalam usaha-usaha yang nyata secara tepat dan benar, dan tidak boleh melakukan kesalahan-kesalahan ataupun membiarkan anggota masyarakat lain melakukan kesalahan.
Oleh sebab itu setiap individu hendaknya peduli terhadap kebaikan kesatuannya, setiap anggota masyarakat bertanggung jawab atas kebaikan lainnya. Dengan perkatan lain setiap anggota masyarakat bertanggung jawab atas pendidikan lainnya, tidak bisa memikulkan tanggung jawab hanya kepada orang tua dan guru , atau setidaknya bila melihat kemungkaran hendaknya mencegahnya sesuai dengan kemampuannya, sabda Nabi Muhammad SAW:
Artinya: “Barang siapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran maka hendaknya dia merubahnya dengan tangannya apabila tidak mampu maka dengan lisannya dan apabila tidak mampu juga maka dengan hatinya dan yang demikian itu merupakan perwujudan iman yang paling lemah”. (HR. Muslim).
Menurut pendidikan Islam, konsep pendidikan masyarakat itu adalah usaha untuk meningkatkan mutu dan kebudayaan agar terhindar dari kebodohan. Usaha-usaha tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai macam kegiatan masyarakat seperti kegiatan keagamaan, pengajian/ ceramah keagamaan, sehingga diharapkan adanya rasa memiliki dari masyarakat akan dapat membawa suatu pembaharuan dimana masyarakat memiliki tanggung jawab terlebih-lebih untuk meningkatkan kwalitas pribadi dibidang Ilmu, ketrampilan, kepekaan perasaan dan kebijaksanan atau dengan perkataan lain peningkatan ketiga wawasan kognitif, afektif maupun psikomotor.
------------------------------------------------
1 Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 50.
2 ibid, Hal, 50.
2 Umar Tirtaraharja, La Sula, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 169.
3 Nur Uhbiyati, Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 247.
4 Ibid, 247 – 248.
5 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 120.
6 Ibid, 120.
7 Heri Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 86-88.
8 Kitab B. Marom yang dikutib oleh Zuhairi, dkk, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 177.
9 Tim Dosen IAIN Malang, Dasar-dasar Kependidikan (Surabaya: Karya Aditama, 1996), 202.
10 Zuhairi,dkk, Filsafat Pendidikan, 179.
Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab II Pasal 2 dicantumkan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Adapun menurut Islam tujuan pendidikan ialah membentuk supaya manusia, cerdas, patuh dan tunduk kepada perintah Tuhan serta menjauhi larangan-larangannya. Sehingga hidupnya bahagia lahir dan batin, dunia maupun akhirat.
Berbagai petunjuk Al Qur’an maupun Sunnah yang menyangkut pendidikan pada umumnya menunjukkan bahwa tujuan utama pendidikan adalah pendidikan moral (akhlak) dan pengembangan kecakapan atau keahlian. Pendidikan adalah sebuah penanaman modal manusia untuk masa depan dengan membekali generasi muda dengan budi pekerti yang luhur dan kecakapan yang tinggi.
Sedangkan pendidikan itu sendiri tidak hanya dapat dilakukan di lingkungan keluarga saja, melainkan di tiga lingkungan pendidikan yaitu; lingkungan pendidikam keluarga (pendidikan informal), sekolah (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan non formal). Jadi baik buruknya akhlak seseorang dan tinggi rendahnya kecakapan atu keahlian seseorang dipengaruhi oleh tiga lingkungan pendidikan tersebut, yang mana ketiga lingkungan tersebut terkenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan.
1. Pengertian Tri Pusat Pendidikan
Tri Pusat Pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.
Hal itu juga dikemukakan oleh para tokoh pendidikan, hanya saja ada perbedaan dalam menentukan ketiga pusat pendidikan tersebut, diantaranya : Menurut Dr. M.J Langeveld mengemukakan tiga macam lembaga pendidikan yaitu :
a. Keluarga
b. Negara
c. Gereja. 1
Menurut Ki Hajar Dewantoro mengemukakan system Tri Centra dengan menyatakan :
“Didalam hidupnya anak- anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda”.2
Dari kedua pendapat tersebut itu, kini lahir istilah Tri Pusat Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003, yang meliputi :
a) Pendidikan keluarga
b) Pendidikan sekolah
c) Pendidikan masyarakat
Yang mana tiga tempat pergaulan atau lembaga pendidikan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk kepribadian serta tingkah laku anak. Secara rinci pengertian dari masing – masing pusat pendidikan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Pendidikan keluarga
Keluarga adalah lembaga sosial yang terbentuk setelah adanya suatu perkawinan. Keluarga mempunyai otonom melaksanakan pendidikan, orang tua mau tidak mau, berkeahlian atau tidak, berkewajiban secara kodrati untuk menyelenggarakan pendidikan terhadap anak – anaknya.
Pendidikan yang terjadi di lingkungan keluarga berlangsung secara alamiah dan wajar sehingga disebut pendidikan informal yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari – hari dengan sadar atau tidak yang mana kegiatan pendidikannya dilaksanakan tanpa suatu organisasi yang ketat dan tanpa adanya program waktu.
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan individu maupun social. Oleh karena itu keluarga adalah tempat pendidikan yang sempurna untuk melangsungkan pendidikan kearah penbentukan pribadi yang utuh.2
b) Pendidikan sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan telah ada sejak beberapa abad yang lalu, yaitu pada zaman Yunani kuno. Kata sekolah berasal dari bahasa yunani “Schola” yang berarti waktu menganggur atau waktu senggang. 3
Bangsa Yunani kuno mempunyai kebiasaan berdiskusi guna menambah ilmu dan mencerdaskan akal. Lambat laun usaha diselenggarakan secara teratur dan berencana (secara formal) sehingga akhirnya timbullah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk menambah ilmu pengetahuan dan kecerdasan akal.4
Sekolah sebagai pusat pendidikan formal merupakan perangkat masyarakat yang diserahi kewajiban pemberian pendidikan dengan organisasi yang tersusun rapi, mulai dari tujuan, penjejangan, kurikulum, administrasi dan pengelolaannya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan sebenarnya ada banyak ragamnya, dan hal ini tergantung dari segi mana melihatnya.
1) Ditinjau dari segi mana yang mengusahakan :
Sekolah Negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah baik dari segi pengadaan fasilitas, keuangan maupun pengadaan tenaga pengajar.
Sekolah Swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah, yaitu badan – badan swasta.
2) Ditinjau dari sudut tingkatan :
Pendidikan Pra Sekolah, yaitu pendidikan yang diperuntukkan bagi anak sebelum memasuki pendidikan dasar.
Pendidikan Dasar, yaitu meliputi :
- Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
- SMP/ MTs
- SMU dan Kejuruan
- Madrasah Aliyah
- Akademi
- Institut
- Sekolah Tinggi
- Universitas
Sekolah Umum, yaitu sekolah yang mengutamakan perluasan ilmu pengetahuan, yang termasuk dalam sekolah ini adalah SD/ MI, SMP/ MTs, SMU/ MA.
Sekolah Kejuruan, yaitu sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian – keahlian tertentu, yang termasuk dalam sekolah ini adalah SMEA, MAK, SMKK, STM.
c) Pendidikan masyarakat
Didalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan bahwa masyarakat adalah pergaulan hidup manusia atau perkumpulan orang yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan – ikatan aturan tertentu yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai suatu kelompok serta saling membutuhkan.5
Kelompok-kelompok masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih dan bekerja sama dibidang tertentu untuk mencapai tujuan tertentu adalah merupakan sumber pendidikan bagi warga masyarakat , seperti lembaga – lembaga sosial budaya, yayasan – yayasan, organisasi – organisasi, perkumpulan – perkumpulan yang semuanya itu merupakan unsur – unsur pelaksana asas pendidikan masyarakat.6
Masing – masing kelompok tersebut melakukan aktifitas – aktifitas keterampilan, penerangan dan pendalaman dengan sadar dibawah pimpinan atau koordinator masing – masing kelompok. Kesemua kelompok sosial tersebut diatas adalah merupakan unsur – unsur pelaku atau pelaksana asas pendidikan yang dengan sengaja dan sadar membawa masyarakat kepada kedewasaan, baik jasmani maupun rohani yang realisasinya terlihat pada perbuatan dan sikap kepribadian warga masyarakat.
Maka pendidikan masyarakat adalah pendidikan non formal yang memberikan pendidikan secara sengaja, terencana dan terarah kepada seluruh anggotanya yang pluralistic (majemuk) tetapi tidak dipersyaratkan berjenjang serta dengan aturan-aturan yang lebih longgar untuk mengarahkan menjadi anggota masyarakat yang baik demi tercapainya kesejahteraan social para anggotanya.
2. Konsep Tri Pusat Pendidikan menurut Pendidikan Islam
a. Pendidikan keluarga
Menurut Pendidikan Islam, konsep pendidikan keluarga adalah pendidikan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak atas dorongan kasih saying yang dilembagakan islam dalam bentuk kewajiban dan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.
Orang tua adalah orang yang pertama memikul tanggung jawab pendidikan terhadap anak, secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada ditengah-tengah ayah dan ibunya sehingga dasar-dasar pandangan hidup, sikap hidup serta ketrampilan hidup banyak tertanam sejak anak berada ditengah-tengah orang tuanya.
Dalam pendidikan anak, Ibu dan Ayah masing-masing mempunyai tanggung jawab yang sama. Hadits Nabi yang menyatakan bahwa “Ibu adalah pengembala dirumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas gembalanya” sesungguhnya mengisyaratkan kerja sama Ibu dan Ayah dalam pendidikan anak, hanya saja terutama dalam lingkungan keluarga yang menuntut ayah lebih banyak berada diluar rumah untuk mencari nafkah dan ibu lebih banyak dirumah untuk mengatur urusan rumah.7
Dalam hal ini Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat At Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
يايهاالذين امنوا قوا انفسكم واهليكم نارا.....(التحريم : 6
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa neraka….”.
Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, karena anak adalah amanat Allah yang diberikan kepada orang tua yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya.
Sedangkan didalam hadits Nabi SAW secara jelas Beliau mengisyaratkan lewat sabdanya:
كل مولود يولد على الفطرة وانما ابواه يهودانه اوينصرانه اويمجسانه
Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang dapat menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”.8
Berdasarkan hadits tersebut jelaslah bahwa anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka mendidiknya adalah sudah menjadi tanggung jawab orang tua. Orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya dalam hal pendidikan agama dan umum termasuk didalamnya pendidikan ketrampilan, hal ini dimaksudkan agar kelak anak-anak itu akan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.
b. Pendidikan sekolah
Konsep Pendidikan Sekolah menurut Pendidikan Islam adalah suatu lembaga pendidikan formal yang efektif untuk mengantarkan anak pada tujuan yang ditetapkan dalam Pendidikan Islam. Sekolah yang dimaksud adalah untuk membimbing, mengarahkan dan mendidik sehingga lembaga tersebut menghendaki kehadiran kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang-runag kelas yang dipimpin oleh guru untuk mempelajari kurikulum bertingkat.9
Bertolak dari konsep tersebut pendidikan sekolah dalam mengantarkan dan mengarahkan anak untuk mencapai suatu tujuan pendidikan Islam, tidak terlepas dari usaha dan upaya guru yang telah menerima limpahan tanggung jawab dari orang tua atau keluarga. Sebab berdasarkan kenyatan orang tua tidak cukup mampu dan tidak memiliki waktu untuk mendidik, mengarahkan anak secara baik dan sempurna. Hal itu disebabkan karena keterbatasan dan kesibukan orang tua dalam memenuhi kebutuhan anaknya setiap saat.
Maka dari itu tugas guru dan pimpinan sekolah disamping memberikan ilmu-ilmu pengetahuan, keterampilan-keterampilan juga mendidik anak beragama dan berbudi pekerti luhur. Disinilah sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak didik, sekolah merupakan kelanjutan dari apa yang telah diberikan di dalam keluarga.
Hal ini dimaksudkan agar anak kelak memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran islam yaitu kepribadian yang seluruh aspeknya baik itu tingkah laku, kegiatan jiwa maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT.10
c. Pendidikan masyarakat
Pendidikan dalam Islam juga merupakan tanggung jawab bersama setiap anggota masyarakat. Sebab masyarakat adalah kumpulan individu-individu yang menjalani satu kesatuan, apabila terjadi kerusakan pada sebagiannya maka sebagian yang lain akan terancam kerusakan pula.
Masyarakat harus mampu mengaplikasikan konsep dan ketrampilan kedalam usaha-usaha yang nyata secara tepat dan benar, dan tidak boleh melakukan kesalahan-kesalahan ataupun membiarkan anggota masyarakat lain melakukan kesalahan.
Oleh sebab itu setiap individu hendaknya peduli terhadap kebaikan kesatuannya, setiap anggota masyarakat bertanggung jawab atas kebaikan lainnya. Dengan perkatan lain setiap anggota masyarakat bertanggung jawab atas pendidikan lainnya, tidak bisa memikulkan tanggung jawab hanya kepada orang tua dan guru , atau setidaknya bila melihat kemungkaran hendaknya mencegahnya sesuai dengan kemampuannya, sabda Nabi Muhammad SAW:
من راى منكم منكرا فليغيره بيده فان لم يستطيع فبلسانه فان لم يستطيع فبقلبه وذالك اضعف الايمان. (رواه مسلم
Artinya: “Barang siapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran maka hendaknya dia merubahnya dengan tangannya apabila tidak mampu maka dengan lisannya dan apabila tidak mampu juga maka dengan hatinya dan yang demikian itu merupakan perwujudan iman yang paling lemah”. (HR. Muslim).
Menurut pendidikan Islam, konsep pendidikan masyarakat itu adalah usaha untuk meningkatkan mutu dan kebudayaan agar terhindar dari kebodohan. Usaha-usaha tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai macam kegiatan masyarakat seperti kegiatan keagamaan, pengajian/ ceramah keagamaan, sehingga diharapkan adanya rasa memiliki dari masyarakat akan dapat membawa suatu pembaharuan dimana masyarakat memiliki tanggung jawab terlebih-lebih untuk meningkatkan kwalitas pribadi dibidang Ilmu, ketrampilan, kepekaan perasaan dan kebijaksanan atau dengan perkataan lain peningkatan ketiga wawasan kognitif, afektif maupun psikomotor.
------------------------------------------------
1 Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 50.
2 ibid, Hal, 50.
2 Umar Tirtaraharja, La Sula, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), 169.
3 Nur Uhbiyati, Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1997), 247.
4 Ibid, 247 – 248.
5 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 120.
6 Ibid, 120.
7 Heri Noer Ali, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), 86-88.
8 Kitab B. Marom yang dikutib oleh Zuhairi, dkk, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), 177.
9 Tim Dosen IAIN Malang, Dasar-dasar Kependidikan (Surabaya: Karya Aditama, 1996), 202.
10 Zuhairi,dkk, Filsafat Pendidikan, 179.
Akhir Tahun 1432 Hijriyah
Hampir tidak tersa oleh kita, hari berganti dengan minggu, minggu berubah menjadi bulan, bulanpun berputar menjadi tahun. Rasanya begitu cepat peredaran masa ini. tidak terasa sekarang sudah tanggal 26 Zulhijjah yang InsyaAllah 4 hari lagi kita sudah memasuki tanggal 1 Muharram atau 1 Asyura yakni tahun baru 1433 Hijriyah (Tahun Baru Islam).
Melalui penerbitan artikel kali ini, penulis mengajak kepada kaum muslim untuk mengingat sejarah asal mulanya dimulainya perhitungan tahun Islam (hijriyah), yang mana pada saat itu merupakan saat yang paling bersejarah. Ketika itu khalifah Umar bin Khattab ra. setelah berunding dengan beberapa penasihatnya akhirnya memutuskan untuk menggunakan tahun dimana Rasulullah Saw. berhijrah dari Mekah ke Madinah sebagai awal permulaan perhitungan kalendar Islam. Momentum hijrah Rasulullah Saw. dianggap mewakili 'era baru', karena bukan halnya saat itu Rasulullah berhasil meloloskan diri dari kota Mekkah yang sudah tidak kondusif lagi bagi perkembangan dakwah beliau namun juga keputusannya untuk berhijrah ke Madinah membawa pelita terang bagi kebangkitan Islam sehingga beliau berhasil membangun pondasi mental dan spiritual bagi umat Islam yang terasa sampai sekarang ini.Pada akhir zulhijjah (menjelang pergantian tahun hijriyah) kita (umat Islam) dianjurkan untuk berdoa dengan maksud permohonan supaya Allah SWT senantiasa memberikan perlindungandari segala fitnahdan tipu daya setan serta mengampuni dosa - dosa yang telah dilakukan selama setahun kebelakang. Dan dibawah ini adalah doa akhir tahun, dibaca sebanyak 7 kali di akhir waktu ashar pada hari terakhir bulan Zulhijjah. Siapa membacanya 7 kali diampuni Allah dosanya yang telah terdahulu. do'anya yaitu,
Melalui penerbitan artikel kali ini, penulis mengajak kepada kaum muslim untuk mengingat sejarah asal mulanya dimulainya perhitungan tahun Islam (hijriyah), yang mana pada saat itu merupakan saat yang paling bersejarah. Ketika itu khalifah Umar bin Khattab ra. setelah berunding dengan beberapa penasihatnya akhirnya memutuskan untuk menggunakan tahun dimana Rasulullah Saw. berhijrah dari Mekah ke Madinah sebagai awal permulaan perhitungan kalendar Islam. Momentum hijrah Rasulullah Saw. dianggap mewakili 'era baru', karena bukan halnya saat itu Rasulullah berhasil meloloskan diri dari kota Mekkah yang sudah tidak kondusif lagi bagi perkembangan dakwah beliau namun juga keputusannya untuk berhijrah ke Madinah membawa pelita terang bagi kebangkitan Islam sehingga beliau berhasil membangun pondasi mental dan spiritual bagi umat Islam yang terasa sampai sekarang ini.Pada akhir zulhijjah (menjelang pergantian tahun hijriyah) kita (umat Islam) dianjurkan untuk berdoa dengan maksud permohonan supaya Allah SWT senantiasa memberikan perlindungandari segala fitnahdan tipu daya setan serta mengampuni dosa - dosa yang telah dilakukan selama setahun kebelakang. Dan dibawah ini adalah doa akhir tahun, dibaca sebanyak 7 kali di akhir waktu ashar pada hari terakhir bulan Zulhijjah. Siapa membacanya 7 kali diampuni Allah dosanya yang telah terdahulu. do'anya yaitu,
Bismillaahir-rahmaanir-rahiim
Wa shallallaahu 'ala sayyidinaa Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihii wa sallam.
Allaahumma maa 'amiltu fi haadzihis-sanati mimmaa nahaitani 'anhu falam atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta 'alayya ba'da qudratika 'alaa uquubati wa da'autani ilattaubati minhu ba'da jur'ati alaa ma'siyatika fa inni astaghfiruka fagfirlii wa maa 'amiltu fiihaa mimma tardhaahu wa wa'adtani 'alaihits-tsawaaba fas'alukallahumma yaa kariimu yaa dzal-jalaali wal ikram an tataqabbalahuu minni wa laa taqtha' rajaai minka yaa karim, wa sallallaahu 'alaa sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil ummiyyi wa 'alaa 'aalihii wa sahbihii wa sallam
Artinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW,beserta para keluarga dan sahabatnya. Ya Allah, segala yang telah ku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat, padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya, dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat. Karena itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu.
Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan, semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah.
Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad, Nabi yang Ummi dan ke atas keluarga dan sahabatnya.
Mudah-mudahan kita senantiasa mendapatkan hidayah dari Allah SWT, diterima segala amal shalih kita, diberi umur panjang yang penuh berkah, rizki banyak yang barokah dan segala dosa diampuni oleh Allah swt, Amiin...!!
Mudah-mudahan kita senantiasa mendapatkan hidayah dari Allah SWT, diterima segala amal shalih kita, diberi umur panjang yang penuh berkah, rizki banyak yang barokah dan segala dosa diampuni oleh Allah swt, Amiin...!!
Zawaj Al-mubarok
Zawaj Al-Mubarok adalah seorang hamba sahaya yang telah dimerdekakan oleh tuannya. Kemudian ia bekerja sebagai penjaga kebun delima. Pada suatu hari si pemilik kebun datang ke kebun delima bersama sahabat-sahabatnya. Ia menyuruh Zawaj Al-Mubarok,
"Tolong ambilkan delima yang manis-manis!"
Al-Mubarok memetik beberapa buah delima dan memberikannya kepada pemilik kebun. Namun delima-delima yang ia petik ternyata masam. Kontan saja si pemilik kebun itu marah,
"Apa kamu tidak bisa membedakan mana delima yang manis dan mana yang masam?" Dengan ketakutan Al-Mubarok menjawab,
"Tuan tidak pernah memberi izin kepada saya untuk mengetahui mana yang manis dan mana yang masam."
Sang tuan merasa di permainkandan bertambah marah,
"Aneh, Kamu sudah bekerja di kebun ini beberapa tahun yang lalu, dan kamu mengatakan hal ini."
Si pemilik kebunmasih menyangka bahwa Al-Mubarok berbohong kepadanya. Akhirnya ia bertanya kepada tetangga-tetangganya yang tinggal disekitar kebun perihal al-Mubarok tersebut. mereka menjawab bahwa Al-Mubarok sama sekali belum pernah kelihatan memakan satu buah delima pun di kebun itu.
Si pemilik kebun kembali menemui Al-Mubarok,
"Wahai Al-Mubarok!, saya hanya mempunyai satu anak perempuan. dengan siapakah sebaiknya dia saya nikahkan?"
"Orang Yahudi menikah hanya karena harta, orang Nasrani menikah hanya karena kecantikan, orang Arab menikah hanya karena nasab sedangkan orang Islam menikah karena ketaqwaan. termasuk yang manakah tuan diantara keempat golongan tersebut? Saya punya pendapat, nikahkanlah putri tuan dengan seorang dari golongan yang tuan termasuk di dalamnya." Al-Mubarok Menjawab.
Si pemilik kebun berkata, "tidak ada di dunia ini orang yang lebih bertaqwa dibanding kamu wahai Al-Mubarok."
Kemudian ia menikahkan putrinya dengan al-Mubarok ini. dan hasil pernikahan ini melahirkan seorang ulama' yang sholeh dan alim, yaitu, Imam Abdullah ibnul Mubarok.
Sungguh benar firman Allah,
"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamanya tumbuh subur dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana...." (Al-A'raaf : 58)
"Tolong ambilkan delima yang manis-manis!"
Al-Mubarok memetik beberapa buah delima dan memberikannya kepada pemilik kebun. Namun delima-delima yang ia petik ternyata masam. Kontan saja si pemilik kebun itu marah,
"Apa kamu tidak bisa membedakan mana delima yang manis dan mana yang masam?" Dengan ketakutan Al-Mubarok menjawab,
"Tuan tidak pernah memberi izin kepada saya untuk mengetahui mana yang manis dan mana yang masam."
Sang tuan merasa di permainkandan bertambah marah,
"Aneh, Kamu sudah bekerja di kebun ini beberapa tahun yang lalu, dan kamu mengatakan hal ini."
Si pemilik kebunmasih menyangka bahwa Al-Mubarok berbohong kepadanya. Akhirnya ia bertanya kepada tetangga-tetangganya yang tinggal disekitar kebun perihal al-Mubarok tersebut. mereka menjawab bahwa Al-Mubarok sama sekali belum pernah kelihatan memakan satu buah delima pun di kebun itu.
Si pemilik kebun kembali menemui Al-Mubarok,
"Wahai Al-Mubarok!, saya hanya mempunyai satu anak perempuan. dengan siapakah sebaiknya dia saya nikahkan?"
"Orang Yahudi menikah hanya karena harta, orang Nasrani menikah hanya karena kecantikan, orang Arab menikah hanya karena nasab sedangkan orang Islam menikah karena ketaqwaan. termasuk yang manakah tuan diantara keempat golongan tersebut? Saya punya pendapat, nikahkanlah putri tuan dengan seorang dari golongan yang tuan termasuk di dalamnya." Al-Mubarok Menjawab.
Si pemilik kebun berkata, "tidak ada di dunia ini orang yang lebih bertaqwa dibanding kamu wahai Al-Mubarok."
Kemudian ia menikahkan putrinya dengan al-Mubarok ini. dan hasil pernikahan ini melahirkan seorang ulama' yang sholeh dan alim, yaitu, Imam Abdullah ibnul Mubarok.
Sungguh benar firman Allah,
"Dan tanah yang baik, tanaman-tanamanya tumbuh subur dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana...." (Al-A'raaf : 58)
Namimah
Namimah termasuk perbuatan terburuk dari perbuatan buruk yang ada, namun banyak diantara manusia yang terjebak di dalamnya. padahal Rasulullah SAW telah mewanti - wanti kepada kita,
"Tidak akan masuk surga orang yang suka namimah ( mengadu dombah )"
Itu ganjaran bagi pelaku namimah di akhirat. belum lagi di dunia, sebab dengan perbuatannya ini orang - orang akan berfikir seribu kali bila ingin berbicara dan bermuamalah dengan dirinya, karena khawatir malah terjadi fitnah.
Orang yang namimah di alam kubur dia akan mendapatkan siksa yang pedih. suatu kali Rasulullah SAW melewati dua kuburan dan Beliau bersabda,
"Sesungguhnya kedua penghuni kubur itu sedang disiksa, keduanya tidaklah disiksa karena suatu hal yang besar (walaupun hal itu sesungguhnya juga termasuk dosa yag besar), salah satu diantara keduanya disiksa karena ia berjalan kesana kemari untuk menebar fitnah (namimah), sedangkan yang kedua disiksa karena tidak sempurna dalam bersuci dari buang air kecil."
Namimah biasanya muncul karena diawali perasaan iri dan dengki atau mungkin telah ada bibit kebencian kepada orang tersebut, yang kian menjalar sehingga berujung dengan keinginan untuk membuat keretakan hubungan, kebencian dan permusuhan diantara orang - orang yang ia benci.
Itulah namimah, walau kelihatannya sepeleh namun akibatnya sungguh besar, fatal dan mengerikan.
Akhirnya marilah kita sama - sama menjaga lisan sehingga tidak terucap kecuali hanya kebaikan saja. ingatlah setiap kita ada malaikat penjaga yang senantiasa mengawasi dan mencatat semua amalan kita, sebagaimana firman ALLAH SWT,
"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan kecuali ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Qof : 18)
"Tidak akan masuk surga orang yang suka namimah ( mengadu dombah )"
Itu ganjaran bagi pelaku namimah di akhirat. belum lagi di dunia, sebab dengan perbuatannya ini orang - orang akan berfikir seribu kali bila ingin berbicara dan bermuamalah dengan dirinya, karena khawatir malah terjadi fitnah.
Orang yang namimah di alam kubur dia akan mendapatkan siksa yang pedih. suatu kali Rasulullah SAW melewati dua kuburan dan Beliau bersabda,
"Sesungguhnya kedua penghuni kubur itu sedang disiksa, keduanya tidaklah disiksa karena suatu hal yang besar (walaupun hal itu sesungguhnya juga termasuk dosa yag besar), salah satu diantara keduanya disiksa karena ia berjalan kesana kemari untuk menebar fitnah (namimah), sedangkan yang kedua disiksa karena tidak sempurna dalam bersuci dari buang air kecil."
Namimah biasanya muncul karena diawali perasaan iri dan dengki atau mungkin telah ada bibit kebencian kepada orang tersebut, yang kian menjalar sehingga berujung dengan keinginan untuk membuat keretakan hubungan, kebencian dan permusuhan diantara orang - orang yang ia benci.
Itulah namimah, walau kelihatannya sepeleh namun akibatnya sungguh besar, fatal dan mengerikan.
Akhirnya marilah kita sama - sama menjaga lisan sehingga tidak terucap kecuali hanya kebaikan saja. ingatlah setiap kita ada malaikat penjaga yang senantiasa mengawasi dan mencatat semua amalan kita, sebagaimana firman ALLAH SWT,
"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan kecuali ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (Qof : 18)
Manusia Dalam Menghadapi Nikmat
Manusia didalam menghadapi nikmat karunia Allah SWT terbagi tiga :
- Gembira dengan nikmat itu, bukan karena yang memberikannya, tetapi semata - mata karena kelezatan dan kepuasan hawa nafsu dari ni'mat itu, maka ini termasuk orang lalai (Ghafil), orang ini sesuai dengan firman Allah ; "Sehingga bila mereka telah puas gembira dengan apa yang diberikan itu, kami tangkap mereka dengan tiba - tiba (kami siksa mereka dengan tiba - tiba)."
- Orang yang gembira dengan nikmat karena ia merasa bahwa itu karunia yang diberikan Allah kepadanya, ini sesuai dengan firman Allah : "Katakanlah : Karena merasa mendapat karunia dan rahmat Allah, maka dengan itulah mereka harus gembira, yang demikian itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".
- Orang yang haya gembira dengan Allah, tidak terpengaruh oleh kelezatan lahirnya ni'mat, dan tidak karena karunia Allah, sebab ia sibuk memperhatikan Allah sehingga terhibur dari segala lain-Nya, maka tidak ada yang terlihat padanya kecuali Allah, ini sesuai dengan firman Allah : "Katakanlah : Hanya Allah, kemudian biarkan mereka dalam kesibukan mereka berkecimpung (main-main)".
(Al-Hikam :287)
Muqoddimah
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah atas ridho, hidayah dan ma'unah-Nya saya dapat mengenalkan blog sederhana ini sebagai sarana atau media belajar ke tengah - tengah masyarakat luas dengan maksud dapat menjadikan nasehat kepada penulis khususnya dan pada para pembaca pada umumnya. Disamping itu Blog ini diharapkan dapat menjadi sarana berbagi informasi seputar Pendidikan Islam baik di lingkungan pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Di sini Penulis bukan bermaksud untuk mengajari atau menceramahi, tetapi lebih kepada "saling berbagi, belajar bersama" diantara sesama saudara muslim.
Dalam hal ini penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca, demi kemajuan media ini karna disini penulis juga masih belajar, masih dangkal pengetahuan, masih sangat awam. Butuh bimbingan, nasehat dari para pembaca, para guru-guru, para kyai-kyai.
Melalui media ini penulis mengucapkan, terima kasih khususnya kepada :
جزاكم اللهُ خيرا كثيرا وجزاكم اللهُ احسنَ الجزاء
Wassalaamu'alaikum Wr. Wb.
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين , وبه نستعين , على أمور الدنيا والدين , والصلاة والسلام على سـيدنا وحبيبنا وقرة أعيننا ومولانا محمد سـيد الأنبياء والمرسلين , وعلى آله وصحبه أجـمعين , ولا حول ولا قوّة إلا بالله العلي العظيم , أما بعد ؛
Alhamdulillah atas ridho, hidayah dan ma'unah-Nya saya dapat mengenalkan blog sederhana ini sebagai sarana atau media belajar ke tengah - tengah masyarakat luas dengan maksud dapat menjadikan nasehat kepada penulis khususnya dan pada para pembaca pada umumnya. Disamping itu Blog ini diharapkan dapat menjadi sarana berbagi informasi seputar Pendidikan Islam baik di lingkungan pendidikan formal, informal, maupun nonformal. Di sini Penulis bukan bermaksud untuk mengajari atau menceramahi, tetapi lebih kepada "saling berbagi, belajar bersama" diantara sesama saudara muslim.
Dalam hal ini penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca, demi kemajuan media ini karna disini penulis juga masih belajar, masih dangkal pengetahuan, masih sangat awam. Butuh bimbingan, nasehat dari para pembaca, para guru-guru, para kyai-kyai.
Melalui media ini penulis mengucapkan, terima kasih khususnya kepada :
- Panjenenganipun Abah Yai Nawawi pengasuh PP. Darussalam Bulubrangsi Laren Lamongan, Gus Mas'ud (putra beliau), Gus Mad dan semua pengurus PP. Darussalam.
- Tak lupa kepada seluruh pengelolah Universitas Islam Lamongan khususnya Bapak Drs. KH. ACHMAD MUDLOR, SH. selaku rektor UNISLA.
- Kepada Dekanat Fakultas Agama Islam Lamongan, Dr. H. Abu Azam Al Hadi, M.Ag selaku Dekan Fai Unisla dan juga kepada seluruh Dosen Fai Unisla yang telah membimbing kami semua.
- Kepada Guru-guru (Ustadz-ustadz) saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
- Wabil khusus kepada Orang tua saya yang telah mendidik dan mengasuh saya, saudara dan semua sanak famili keluarga saya.
- Terima kasih kepada semua teman - teman tanpa terkecuali.
جزاكم اللهُ خيرا كثيرا وجزاكم اللهُ احسنَ الجزاء
Wassalaamu'alaikum Wr. Wb.