Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar siswa menurut Syah (2003) terdiri dari dua macam yaitu :
a. Faktor Intern siswa
a. Faktor Intern siswa
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psikofisik siswa, yakni :
1. Ranah Kognitif (cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas atau inteligensi siswa.
2. Ranah Afektif (rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.
3. Ranah Psikomotor (karsa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).
b. Faktor Ekstern siswa
Faktor Ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini meliputi :
1. Lingkungan keluarga, misalnya ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
2. Lingkungan perkampungan atau masyarakat, misalnya wilayah perkampungan kumuh (slum area) dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
3. Lingkungan sekolah, misalnya kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah.[1]
Sedangkan menurut mahmud (1990) yaitu :
a. Faktor internal , seperti motivasi, minat dan keyakinan
1. N.Ach (Need Of Achievement) ialah dorongan/motif untuk berprestasi. N.Ach adalah suatu motif intrinsic untuk mencapai prestasi belajar dalam hal tertentu. Dorongan yang kuat berasal dari keluarga.
2. Takut gagal
Takut gagal dengan adanya perasaan cemas sangat apabila menempuh ujian, sesuatu yang baru atau memecahkan masalah yang sulit, dapat mengganggu keberhasilan dalam berprestasi. Siswa yang merasa gugup selama menempuh ujian akan memperoleh hasil yang lebih buruk daripada siswa yang tenang dan santai.
3. Takut sukses
Apabila cukup kuat, rasa takut sukses itu dapat mendorong N.Ach seseorang dan melahirkan perasaan-perasaan negative terhadap prestasi yang baik.
b. Faktor Eksternal
Faktor situasional sangat berpengaruh terhadap prestasi, misalnya situasi lingkungan yaitu lingkungan sekolah, lingkungan suasana rumah, lingkungan sekitar dan kualitas keluarga yang sangat berpengaruh terhadap tingkat prestasi akademik.[2]
Selain faktor-faktor yang bersifat umum diatas, ada pula faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar anak didik. Faktor ini dipandang sebagai factor khusus. Misalnya sindrom psikologis berupa learning disability (ketidak mampuan belajar), sindrom berarti satuan gejala yang muncul sebagai indicator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar anak didik. Sindrom ini misalnya disleksia yaitu ketidak mampuan belajar membaca, disgrafia yaitu ketidak mampuan belajar menulis, diskalkulia yatu ketidak mampuan belajar matematika.
Berdasarkan penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa timbul karena adanya rasa sayang, ketertarikan pada suatu hal atau ketrampilan sehingga berdampak positif terhadap kegiatan belajar, serta keinginan atau cita-cita untuk menjadi lebih baik. Disamping minat untuk melanjutkan prestasi belajar yang baik harus ada dukungan, perhatian dan motivasi dari orang tua, guru, teman, lingkungan dalam mendukung proses belajar.
Minat seseorang berhubungan erat denga prestasinya sehingga untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi tidak cukup hanya didukung minat. Minat belajar merupakan kecenderungan yang menetap pada diri seseorang dan merasa senang pada kegiatan belajar, diikuti dengan perubahan perilaku positif pada kegiatan belajar. Minat belajar ditimbulkan karena berbagai hal antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat dan memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar menghasilkan prestasi yang tinggi. Sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
Perasaan tidak senang akan menghambat dalam belajar karena tidak melakukan sikap yang positif dan tidak menunjang minat belajar sehingga motivasi juga sukar untuk berkembang. Kenyataannya tidak semua siswa memulai bidang studi baru karena faktor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan pelajaran karena pengaruh gurunya, teman, atau orang tuanya. Walaupun demikian dalam jangka waktu tertentu siswa yang demikian akan mampu mengembangkan minatnya dengan segala upayanya untuk menguasai mata pelajaran tersebut sehingga siswa tersebut mampumemperoleh prestasi yang baik.
Dalam kontek itulah, yang dapat memicu turunnya minat belajar siswa serta diyakini bahwa minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik. Tidak banyak yang dapat diharapkan untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik dari seorang anak yang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu.
---------------------------------
[1] Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003),12.
[2] Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam (Jakarta : PT. Hidayah Agung, 1990), 21.
0 komentar:
Post a Comment